Minggu ini, FIFA digempur kabar kurang sedap. Isu suap jam tangan mewah untuk anggota komite eksekutif pun berhembus.
Namun, tiga hari lalu (13/9) ada kabar menyenangkan dari Federasi Sepakbola Dunia tersebut. FIFA secara resmi menggandakan anggaran pengembangan sepakbola perempuan untuk empat tahun ke depan. Federasi yang bermarkas di Zurich, Swiss tersebut mengalokasikan dana sebesar 21 juta dollar selama periode 2015-2018.
Nilai ini naik dua kali lipat dari anggaran untuk periode 2011-2014 sebesear 10.3 juta dollar. Anggaran FIFA untuk periode 2015-2018 naik sekitar 12.5 persen dari periode 2011-2014 yang dianggarkan sebesar 800 juta dollar.
Jumlah ini sebenarnya kecil, yakni hanya sekitar 2,5 persen dari total anggaran FIFA yang sebesar 900 juta dollar. FIFA pun turut menyiapkan sejumlah program seperti financial assistance programme (FAP), dan performance and the goal programme.
Sebelumnya, FIFA membagikan bonus sebesar 750 ribu dollar ke setiap negara anggota. Syaratnya, minimal 15 persen dari bonus tersebut dialokasikan untuk pengembangan sepakbola perempuan.
FIFA telah membuat pedoman untuk membantu negara anggota untuk pengajuan dan mendapatkan keuntungan dari program pengembangan sepakbola perempuan. Fokusnya ada di empat area: kompetisi, pengelolaan, pendidikan, dan promosi.
Sepakbola perempuan sendiri semakin berkembang dari tahun ke tahun. Pada 2015, Piala Dunia Perempuan akan digelar di Kanada. Gelaran ini sendiri menimbulkan kekisruhan terkait uji coba penggunaan lapangan dengan rumput sintetis. Para pemain menolak karena rumput sintetis membuat pemain rentan cedera.
Di sejumlah negara, sepakbola perempuan belum tergarap dengan serius. Di beberapa negara seperti Inggris, sebuah tim sepakbola biasanya memiliki tim perempuan. Sama seperti tim prianya, mereka turut berkompetisi di Premier League, Piala FA, Piala Liga, hingga Liga Champions.
Memang, antusiasme penonton tidak sebesar saat tim prianya bertanding. Namun, lambat laun sepakbola perempuan kian diminati.
Hal ini diakui oleh Kamar Dagang Kota Moncton (Great Moncton Chambers of Commerce). Mereka mengungkapkan, penyelenggaraan Piala Dunia Perempuan U-20 yang digelar di kota tersebut, tak ternilai harganya.
âKamu tahu, semua orang datang, pelatih dan pemain tinggal di sini. Mereka makan di restoran kami, dan mereka belanja di toko-toko di Moncton,â kata ketua Kamar Dagang Moncton, Carol OâReilly. âAku berbicara dengan penjual di Mall Champlain. Mereka berkata, bisnis berjalan lancar, dan sangat ramai. Aku pikir, hal serupa juga terjadi di sejumlah komunitas bisnis lainnya.â
Moncton akan menjadi kota penyelenggara Piala Dunia Perempuan 2015 mendatang. Mereka berbenah dengan persiapan yang begitu serius untuk menyelenggarakan event akbar tersebut.
Dengan insentif yang diberikan FIFA kepada seluruh negara anggota, mestinya penyelenggaraan sepakbola perempuan bisa lebih berkembang lagi.
Bagaimana dengan pengembangan sepakbola perempuan di Indonesia? PSSI kembali membangkitkan sepakbola perempuan dengan menggelar kompetisi Pertiwi Cup 2014. Kompetisi ini diresmikan pada Jumat (12/9) lalu, dan berakhir pada 21Â September mendatang. Dengan digelarnya kompetisi ini, semoga bisa meningkatkan prestasi tim sepakbola perempuan Indonesia, di kancah internasional.
Komentar