Sorotan orang kini tertuju pada Chelsea. Bagaimana tidak The Blues yang di musim lalu selalu identik dengan sepakbola negatif ala parkir bus, kini menjadi salah satu tim menyeramkan yang kuat di penguasaan bola dan penyerangan yang intensif. 16 gol telah mereka buat dalam 5 pertandingan terakhir, itu sama artinya dengan 3,2 gol mereka buat per pertandingan. Angka statistik berbicara bahwa jika dirata-ratakan selama 5 pertandingan itupun Chelsea mampu membuat 20 shoots/game dan 8 diantaranya adalah shoot on target.
Dibalik lini depan yang oke lini belakang nyatanya bermasalah. Kebobolan 7 gol selama 5 pertandingan plus shoot conceded per game yang mencapai 11 shoots menegaskan ada yang tak beres di lini belakang mereka.
Jika kita berkaca pada match-match sebelumnya kekurangan itu tak ayal terjadi berkat buruknya koordinasi lini belakang dan tengah Chelsea. Seringkali kita dapatkan Fabregas, Matic, Oscar/Ramires terlalu keasyikan menyerang hingga membuat Chelsea selalu ringkih saat mendapat serangan balik. Kami sajikan beberapa ulasannya.
Chelsea s Burnley
Satu gol yang bersarang di gawang Courtouis saat melawan Burnley terjadi berkat kesalahan Fabregas yang terlalu tergesa-gesa naik ke depan saat Chelsea mendapatkan bola di lini belakang. Akibatnya Scot Arfield bebas bergerak sendirian di depan kotak penalti untuk menyambut umpan crossing Matthew Taylor.
Chelsea vs Everton
Tiga gol yang bersarang di gawang Thibaut Courtouis saat menghadapi everton, dua diantaranya berkat kesalahan pemain Chelsea. Dalam proses gol pertama misalnya, Kevin Mirallas dengan bebas bergerak menusuk ke kotak penalti untuk menyambut umpan Leighton Bannes.Terlihat dengan jelas bahwa Fabregas tak bisa melindungi posisi yang ditinggalkan oleh Ramires, saat pemain Brasil ini jauh naik kedepan. Hal serupa terjadi saat gol balasan cepat yang dilakukan Everton pada menit 69. Fabregas meninggalkan posisinya, padahal di babak kedua oleh Mou dia dikembalikan jadi poros ganda.
Chelsea vs Schalke
Dan lagi-lagi jika kita menelaah awal mula proses gol yang terjadi ke gawang Chelsea di Liga Champions dini hari tadi, proses gol ini mirip-mirip seperti saat Chelsea menghadapi Everton dan Burnley. Ada lubang yang cukup besar diantara lini tengah dan sayap kanan Chelsea.
Penyakit yang terlalu bermain tinggi saat menyerang menjadi kambuh lagi. Masalahnya lini tengah Chelsea ini seperti terlihat selalu lupa untuk saling berkoordinasi dan mengingatka satu sama lainnya. Lantas saat Schalke melakukan serangan balik, mereka tinggal berhadap-hadapan one by one dengan Terry atau Cahill. Dan kesalahan itu terulang lagi dini hari tadi. Posisi Ivanovic yang terlalu jauh maju dan bergeser ke tengah pun jadi masalah tersendiri. Jika masalah ini tak segera dibenahi, siap-siap saja Chelsea mengulan prestasi musim lalu yang nilgelar.
Jika kita berkaca dari tiga pertandingan diatas, bahwa lini tengah Chelsea yang menempatkan Fabregas sebagai poros ganda bersama Matic nyatanya bisa jadi blunder tersendiri bagi Chelsea. Kehadiran Farbregas di lini belakang setidaknya mampu membuat Chelsea melakukan banyak penguasaan di area tengah.
Namun konsekuensinya, mereka pun harus siap-siap merasa ringkih saat diserang balik oleh lawannya. Hal ini akan jadi masalah saat Chelsea melawan tim-tim yang memiliki kecepatan saat melakukan serangan balik semisal seperti Atletico Madrid atau Real Madrid. Tak menutup kemungkinan Chelsea akan berjumpa tim-tim itu di ajang Liga Champions.
Komentar