Ini pertama kalinya saya mencoba membuat sebuah review jersey dan kebetulan momen yang saya ambil adalah tim-tim besar Liga Champions.Tidak ada alasan khusus, hanya saja lebih menarik karena yang mengikuti kejuaraan ini pelbagai macam klub dari beberapa negara Eropa pasti banyak penampakan jersey yang menarik.
Saya akan mulai dari grup A, jadi saya akan membahasnya secara urut. Dimulai dari Juventus. Tidak ada yang khusus dari jersey Juve ini, hanya kita semua tahu, pada akhirnya warna nameset pada jersey home Juve berubah dari kuning ke hitam akibat diprotes karena sering terlihat samar.
Sebenarnya berubahnya warna name set sudah semenjak mereka mengikuti Trofeo Tim, mungkin karena terlihat lebih kontras dengan blok putih besar di bagian belakang jersey tersebut, serta badge scudetto di bagian dada depan jersey ditengah crest klub dan swooshnya nike, sebagai penanda kalau Juventus mengikuti kejuaraan ini dengan status sebagai juara Serie A.
Lantas kini kita berbicara jersey yang dipakai Atletico Madrid saat bermain tandang ke Yunani, melawan Olympiakos. Jika kita mencermati, font yang dicetak di celana dan jersey Atletico amatlah berbeda. Font pada jersey adalah font yang dipakai Atletico Madrid sepanjang musim lalu, sedangkan font pada celana adalah font baru yg digunakan musim ini.
Pindah ke grup B, Real Madrid yang musim lalu merengkuh gelar Liga Champion ke - 10 nya, musim ini tak ada yang spesial dari modifikasi jersey mereka. Yang cukup unik adalah patuhnya FC Basel terhadap aturan UEFA dengan sikap mereka yang menghilangkan sponsor -sponsor kecil di tangan dan bagian perut. Untuk UCL mereka hanya menyisakan sponsor utama ditengah.
Pindah ke dataran Inggris yakni Liverpool. Font LFC di kejuaraan eropa memang berbeda, tetapi font ini sudah lama dipakai oleh LFC, makanya bentukan font ini sudah tidak asing lagi. LFC juga tidak menggunakan tambahan sponsor dibawah nomor lagi, seperti saat terakhir kali digunakan di ajang Europa League.Saat itu ada sponsor People Post Code Trust muncul di bagian belakang jersey di bawah nomor punggung.
Dari grup C, kita membahas apa yang dilakukan oleh Zenit St Petersburg. Tim yang identik dengan warna biru tosca ini melakukan perubahan ada pada font di jersey Zenit. Jika pada kompetisi domestik nameset yang dipakai menggunakan huruf Kremlin khas Russia, dalam ajang Liga Champions ini mereka menggunakan abjad latin dengan maksud agar lebih mudah dibaca oleh penonton dan wasit.
Pada grup yang sama yakni AS Monaco meniru Basel untuk patuh pada aturan UEFA dengan menanggalkan banyak sponsor dan memilih sponsor utamanya Fedcom di dada. Â Dan info tambahan untuk yg belum tahu, jersey hitam dari Bayer Leverkusen ini adalah jersey home mereka musim lalu untuk Bundesliga, entah kontroversi atau tidak, tapi akhirnya musim ini Bayer kembali ke warna merah, sebagai warna untuk jersey home atau jersey utama mereka.
Di grup D, Borussia Dortmund tetap meneruskan trend untuk mempunyai jersey kandang yang khusus digunakan di Liga Champions. Musim ini Dortmund memilih polos berwarna kuning tanpa motif apapun karena untuk mengimbangi jersey home Bundesliga yang sudah tampil atraktif dengan porsi aksen hitam yang lumayan besar.
Saat berbicara grup D tak lengkap bila tak berbicara Arsenal. Pada leg perdana menghadapi Dortmund, Arsenal memakai jersey ketiganya. Dan jujur saja, dimata saya jersey ketiga sangat indah dipandang mata, baik dalam padanan warnanya ataupun potongan pola pada jerseynya.
Padanan warna yang disajikan puma untuk jersey ini sungguh luar biasa, siapa sangka ramuan biru donker dengan biru muda dengan sedikit aksen hijau alpukat bisa menciptakan suatu estetika pada jersey yg begitu indah.Belum lagi bentukan namesetnya yang juga fresh dan pemilihan warna yang cocok yaitu hijau alpukat tadi.
Satulagi yang menarik mesti di bahas adalah jersey Anderlech. Jika kita melihat sekilas, jersey Anderlecht ini seperti tidak menampakkan sponsor di bagian dada tetapi ternyata jika diperhatikan lebih seksama, ada sponsor disitu, bertuliskan Proximus hanya saja warnanya putih sama seperti garis diagonal pada bagian depan jersey. Â Saya juga heran kenapa desain seperti ini diloloskan oleh UEFA begitu saja. Namun dari sekian banyak tim-tim yang saya bahas di atas, kasus Andelech ini jadi penegas bahwa aturan soal desain jersey masih belum diterapkan secara optimal.
*Ditulis oleh Fajar Ramadhan
Mahasiswa semester akhir pada jurusan Desain Produk. Mempunyai cita â cita luhur menjadi seorang professional kit designer for football dan suatu hari bisa merancang jersey timnas Indonesia. Bisa dijumpai pada akun twitter @fajarrusalem atau berkunjung ke blognya di indonesianfantasykitdesigner.blogspot.com
Komentar