Arsenal bisa disebut sebagai pemoles fullback handal di Inggris. Setidaknya, sejumlah fullback yang kita kenal seperti Gael Clichy, Ashley Cole, dan Bacary Sagna sempat mendapat didikan dari Arsene Wenger di Arsenal.
Namun, dari tiga nama di atas tidak ada lagi yang saat ini memperkuat Arsenal. Clichy dan Sagna ke Manchester City sementara Cole telah lama hijrah ke Chelsea. Clichy dan Cole dijual tak lebih dari tujuh juta pounds, sementara Sagna pergi dengan status bebas transfer. Kepindahan Sagna ke City sebenarnya disesali oleh Wenger. Bagaimana tidak, The Professor lah yang mengorbitkan namanya setelah ditransfer dari AJ Auxerre pada musim 2007/2008. Bersama Arsenal, Sagna mencatatkan 213 penampilan dengan 4 gol.
Saat pindah ke City, Wenger sebenarnya telah memberi asa dengan memberikan gelar meski hanya Piala FA. Tidak mudah memang bagi seorang pesepakbola bermain di klub yang jarang menghasilkan gelar. Ini pula yang membuat Sagna tertarik atas rayuan Clichy agar dirinya pindah ke City. Belum lagi faktor keberhasilan City merebut gelar juara pada musim lalu, yang semakin menguatkan tekadnya.
Di Arsenal, Sagna adalah pilihan utama Wenger di pos fullback kanan. Entah diperhatikan atau tidak, tapi City telah memiliki Pablo Zabaleta di pos tersebut. Artinya, Sagna tak akan menjadi pilihan utama Manuel Pellegrini sebagai fullback kanan.
Kepindahan tersebut lambat laun mulai menumbuhkan kenangan Sagna dengan Arsenal. Kepada sejumlah media, ia menceritakan pemain terbaik yang pernah bermain bersama dengan dirinya. Tanpa diduga, ia menyebut nama Alexander Hleb sebagai yang terbaik. Sagna mengungkapkan apa yang dilakukan Hleb seperti sihir.
âIa (Hleb) dapat melakukan apapun dengan bola, menggiring, mencetak gol, dia memiliki semua kemampuan hebat untuk melakukannya dengan bola dengan cara yang ia inginkan,â kata Sagna di akun Youtube resmi Manchester City.
Pada September lalu, pemain timnas Prancis tersebut menyebut Arsenal sebagai âfamily clubâ. Ini yang membuatnya betah berada di Emirates Stadium meski tak kunjung mendapat gelar. Di usianya yang mencapai 31 tahun, Sagna merasa inilah saat yang tepat baginya untuk keluar dari zona nyaman, dan pergi dari Arsenal. Sagna mengikuti jejak Emmanuel Adebayor, Kolo Toure, dan Samir Nasri dengan bermain untuk City.
Sagna pun bicara soal persamaan Pellegrini dan Wenger. Ia beranggapan keduanya adalah pelatih yang pendiam, tapi memiliki kepercayaan penuh pada pemain dan mendukung pemain yang mereka asuh.
Ya, terkadang kenangan itu seketika muncul. Apalagi ketika dalam kondisi diacuhkan atau tak dibutuhkan. Bukankah begitu?
Sumber gambar: thesundaytimes.co.uk
Komentar