Kini, hampir setiap portal berita memiliki ruang khusus bagi kolumnis sepakbola. Biasanya, portal berita hanya menyajikan berita keras dengan mementingkan aktualitas dan kecepatan. Ruang untuk kolumnis tersebut ditujukan untuk mendapat bahasan yang lebih segar ketimbang berita belaka.
Peran pengisi kolom menjadi penting terutama bagi media itu sendiri. Analisa tajam dan berbeda membuat kolom tersebut menjadi rujukan terutama sebagai pembuka cakrawala pengetahuan yang baru. Dan, yang terpenting, kolomnis tamu memungkinkan media yang memuatnya menurunkan tulisan yang tajam, kritis, atau bahkan menggebuk siapa saja yang dianggap layak mendapat kecaman.
Sekarang, sih, kolomnis sepakbola bertebaran di mana-mana. Pertanyaannya:�siapa sebenarnya kolumnis pertama yang menulis soal sepakbola?
Paul Brown, penulis yang pernah mengisi kolom The Guardian, FourFourTwo, Sunday Herald, BT Sport, The Times, dan When Saturday Comes ini menemukan jawabannya. Dalam tulisannya di majalan The Blizzard, Brown menyertakan potongan harian The Northern Echo yang berbasis di Darlington.
Berdasarkan garis tanggal yang tertera, potongan koran tersebut berasal dari tahun 1885. Uniknya, sang kolumnis menggunakan nama pena "Off-side" untuk menyebut dirinya.
Pada masa itu telah dikenal bahwa tulisan yang dimuat tidak menunjukkan arah atau pemikiran media. Sang penulis pun menjamin independensi tulisannya dengan mewanti-wanti bahwa dirinya bukanlah pendukung klub tertentu. Independensinya akan terus terjaga karena ia memosisikan diri sebagai duta dari sepakbola itu sendiri.
Namun, Brown tak dapat memastikan siapa orang di balik kolom "Off-side". Yang jelas, kolom tersebut sering mengkritik klub dan sepakbola Inggris, yang saat itu belum terbentuk federasi resmi.
Tulisan terakhir "Off Side" dimuat pada akhir musim 1887/1888, satu musim sebelum federasi sepakbola Inggris berdiri. Kolumnis penggantinya menamakan dirinya "Observer". Ia pun memberi ucapan selamat tinggal kepada "Off-side" dan berharap ia dapat melanjutkan tulisannya di "The Herring Pond".
"The Herring Pond" sendiri merupakan sebuah tempat di Massachusetts, Amerika Serikat. Ada anggapan "Off-side" pindah ke Amerika. Namun, Paul tak dapat menemukan jawabannya.
Lalu, pada Juli 1888, sebuah kolom baru muncul di Wanganui Herald, sebuah harian yang terbit sejak 1867 di Selandia Baru, dengan judul "Football Notes by Off-Side". Sama persis seperti yang diterbitkan The Northern Echo di awal "Off-Side" menulis.
Brown pun percaya, orang misterius tersebut menulis tentang sepakbola di sejumlah media di Selandia Baru hingga 20 tahun ke depan.
Sempat ada keraguan karena "Football Notes" yang diterbitkan di Selandia Baru, membahas tentang rugby dan bukan sepakbola. Keraguan ini dibantah tuntas Brown. Menurutnya "Off-side" memang menulis untuk "football": rugby football dan association football.
Baca tulisan kami soal mengapa Amerika Serikat menyebut sepakbola sebagai soccer, dan bagaimana sejarahnya rugby dan sepakbola menerapkan kata football di dalamnya.
Maka, jangan heran jika "Off-side" pun fasih bicara soal rugby di Selandia Baru, di mana rugby lebih populer ketimbang sepakbola.
Setelah "off-side" mulai muncul kolumnis serupa dengan nama dari istilah sepakbola seperti "Goal-Post", "Full-back", dan "Spectator".
Paul Brown lantas mengumpulkan sejumlah artikel yang ditulis "Goal-Post" dan menerbitkannya dalam bentuk buku berjudul Goal-post: Victorian Football . Beberapa artikel pun ia unggah dalam situs victorianfootball.
Belum diketahui pasti mengapa pada saat itu sejumlah kolumnis menggunakan nama pena. Namun, menilik dari apa yang ditulis, ini dilakukan untuk menghindari terjadinya konflik atau tuntutan hukum pada penulis. Pasalnya, tulisan "Off-Side" didominasi dengan kritik atas permainan sepakbola pada masa itu. Sesuatu yang tak jamak dilakukan kolumnis pada era Victorian.
Sumber: Guardian, SportsJournalists, VictorianFootball,
Gambar: victorianfootball.co.uk, commons.wikimedia.org
Komentar