Polisi Rumania menahan 30 suporter sepakbola karena dianggap memicu kerusuhan, setelah pertandingan antara Rumania menghadapi Hungaria dalam lanjutan kualifikasi Piala Eropa 2006 grup F, pada Sabtu (13/10) lalu.
Berdasarkan laporan Angel Krasimirov dari Reuters, suasana di stadion begitu panas dalam pertandingan yang berakhir imbang 1-1 tersebut. Sejumlah flare dinyalakan sebelum laga, pihak keamanan pun mulai berjaga. Pengeras suara yang dipasang di sekeliling tribun pun mulai berisik. Terdengar imbauan agar suporter tak berlaku rusuh.
Cekcok antara suporter Hungaria dan Rumania tak terelakkan. Stadion pun bising oleh teriakan suporter dua negara bertetangga tersebut. Karena suasana dirasa belum juga kondusif, polisi huru-hara pun menembakkan gas air mata ke arah suporter. Sebuah aksi yang menyulut amarah hingga akhir laga.
Di dalam stadion, enam menit jelang babak pertama berakhir, suporter Hungaria membakar sejumlah kursi setelah wasit menganulir gol yang dicetak Adam Szalai karena offside. Sejumlah grup ultras dari Hungaria pun mencoba menghancurkan pagar dan menyerang suporter Rumania.
Perkelahian akhirnya benar-benar pecah di luar stadion National Arena. Kedua kubu saling melemparkan kembang api, bebatuan, dan bom asap. Hal ini terjadi setelah sejumlah suporter Hungaria menghancurkan bis yang mereka tumpangi. Alasannya, mereka menemukan bendera negara mereka dicetak terbalik dalam selebaran yang mereka terima.
Presiden Federasi Sepakbola Rumania (FRF), Razvan Burleanu, mengkritisi apa yang dilakukan polisi huru-hara dalam mengatasi kekacauan. âFRF mengutuk kekerasan dan perlakuan tanpa alasan kepada suporter,â tutur Burleanu, âAda sejumlah hal yang tak bisa diterima, dan tidak dapat ditoleransi. Saya meminta maaf kepada penggemar yang menjadi korban kekerasan.â
Juru bicara kepolisian, Irina Dragan, menyatakan lima orang Rumania yang telah ditahan, dijatuhi hukuman tambahan. Mereka dilarang memasuki stadion selama satu tahun. Jumlah kepolisian pun ikut ditambah menjadi 12 ribu untuk mengamankan di sekeliling stadion.
Menurut media lokal, sebanyak 46 dikabarkan terluka dalam kerusuhan tersebut, dan 12 lainnya dibawa ke rumah sakit karena luka berat.
Kerusuhan ini sebenarnya telah mengakar sejak Perang Dunia I. Kedua negara seolah tak pernah akur. Pada November 1918 hingga Maret 1920, wilayah Transylvania dulunya adalah bagian dari kerajaan Austria-Hungaria. Namun melepaskan diri dan bergabung dengan Rumania pada 1919.
Sumber gambar: ultras-world.com
Komentar