"Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga" itulah peribahasa yang pantas disematkan pada hubungan ayah-anak antara legenda sepakbola Singapura, Fandi Ahmad dengan sang anak yakni Irfan Fandi. Darah pesepakbola yang mengalir di dalam tubuh Fandi Ahmad diturunkan kepada Irfan Fandi.
Secara mengejutkan, sosok pemain muda berusia 17 tahun ini masuk daftar top 40 talenta muda terbaik di seluruh dunia versi koran Guardian. List pengumuman ini dimuat dalam sebuah artikel yang berjudul "Next Generation 2014: 40 of the best young talents in world football" hari kamis lalu (15/6)
Pemilihan Irfan ini didasari oleh pengamatan jurnalis olahraga John Duerden, seperti diketahui Duerden adalah kontributor berbagai media seperti BBC, Guardian, ESPN dan Worldsoccer untuk cakupan wilayah Asia. Dalam laporan pemilihan Irfan di Guardian itu, Duerden mengatakan bahwa pemain ini memiliki kemampuan umpan yang baik, kecerdasan dan ketangguhan sebagai seorang striker. Mirip-mirip seperti ayahnya.
Saat ini Irfan menjalani pelatihan di Cile bersama klub Universidad de Catolica - salah satu klub besar di sana. Tak hanya sekedar bermain di tim junior, Irfan pun beberapa kali sempat mendapat kesempatan bermain bersama tim senior.
Tak hanya itu saja, di usia yang masih muda, Irfan pun sudah terikat kontrak sponsorship dengan grup perbankan Malaysia CIMB. Nilai kontrak bersama CIMB diperkirakan lebih dari satu juta dollar. Â Angka ini tentu saja cukup untuk menghidupi Irfan selama di Chile.
" Tentu saja kabar ini sangat mengejutkan bagi saya," kata Fandi Ahmad kepada Channel News Asia.
"Saat mendengar kabar ini, saya sedang berada di kantor (Red: PSSI-nya singapura) Tiba-tiba saja orang-orang mengucapkan selamat. Saya tak tahu kenapa mereka melakukan hal itu. Setelah mereka memaparkan alasannya, saya sangat kaget,"
"Saya yakin Irfan tak akan tahu tentang kabar ini. Saya akan segera menelepon dan berbicara dengannya," tutupnya.
Selain Irfan, ada 5 talenta muda lainnya yang berasal dari benua Asia, salah satu diantaranya adalah Daniel da Silva gelandang muda Australia yang kini membela AS Roma. Menariknya selain dari Singapura, muncul satu nama lain dari Asia Tenggara yakni dari Vietnam yaitu Phan Thanh Hau.
Meskipun penghargaan ini bukanlah penghargaan formal dari institusi sepakbola resmi yang jelas, tapi setidaknya ada apresiasi dari media dan pengamat sepakbola luar terhadap pemain muda di Singapura dan Vietnam yang mampu menunjukan kualitasnya. Lantas kapan pemain muda Indonesia disebut-sebut media luar seperti Irfan?
Komentar