Yaya Toure melakukan tindakan tak profesional saat Manchester City menghadapi CSKA Moscow pada matchday ke-4 Liga Champions. Gelandang asal Pantai Gading ini terlihat jelas mendorong kepala dari gelandang CSKA, Roman Eremenko, hingga terjatuh.
Tampaknya Yaya Toure benar-benar frustasi pada laga ini. Tindakan yang berbuah kartu merah langsung dari wasit pun melengkapi penderitaan City karena sebelumnya, tandem Toure, Fernandinho terlebih dulu diusir wasit. Dikartu merahnya Toure membuat City bermain dengan sembilan pemain pada 10 menit akhir pertandingan.
Atas apa yang dilakukannya ini, Toure mendapatkan kritik keras dari para pendukungnya. Terlebih lagi performa adik dari bek Liverpool, Kolo Toure, ini tak secemerlang musim lalu, di mana ia menjadi pencetak gol terbanyak City musim lalu.
Ya, performa Toure dinilai mengalami penurunan pada musim ini. Banyak pihak yang menganggap insiden hari ulang tahun Toure yang terjadi pada awal musim menjadi penyebab dibalik buruknya permainan Toure, Toure seolah bermain setengah hati setelah sempat dikabarkan akan hengkang dari City.
Namun tentu saja itu hanya anggapan publik atau opini yang beredar. Toure pun beropini bahwa mencetak gol bukanlah tugasnya. Dan lagi pula, pada kenyataannya Toure masih berseragam Manchester City dan akan mencetak gol ketika ia memang mampu. Seperti pada laga semalam ketika ia mencetak gol penyama kedudukan lewat sepakan bola mati yang indah.
Yang hangat menjadi pemberitaan tentang mantan gelandang Barcelona ini adalah bagaimana ia mengkritik FIFA yang menurutnya tak tegas dalam menyikapi kasus rasisme terhadap pemain. Ia yang juga sering mendapatkan komentar rasis karena kulit hitamnya, ingin para pemain berkulit hitam mendapatkan keadilan dari FIFA.
Pada Senin lalu (3/11), Toure mendapatkan aksi rasis saat ia kembali mengaktifkan akun Twitter-mya yang sempat di-nonaktifkan. Entah komentar apa yang didapatkannya, yang jelas menurut lembaga anti-rasisme Kick It Out, Toure mendapatkan dua tweet rasis yang ditujukan pada Toure.
âSaat ini, kami menerima komplain mengenai dua tweet berbunyi rasis yang didapatkan Yaya Toure. Kami telah menindaklanjuti kasus ini dan melaporkannya pada pihak kepolisian,â ujar salah seorang pembicara Kick It Out dikutip dari situs stuff.co.nz.
Saat di lapangan, Toure pun pernah mendapat komentar rasis dari pendukung lawan. Tahun lalu, menghadapai CSKA Moskow di Rusia, Toure mendapatkan komentar rasis dari pendukung CSKA. Meski kubu CSKA membantah, hukuman tetap diberikan dengan pertandingan tanpa penonton pada pertandingan Liga Champions berikutnya.
Mendapati itu, Toure langsung bereaksi dengan memboikot Piala Dunia 2018 yang rencananya akan digelar di Rusia. Namun tanggapannya ini tak digubris, dan Piala Dunia 2018 tampaknya akan tetap berlangsung di Rusia, apapun yang terjadi.
Saat menghadapi CSKA Moskow seperti laga semalam, tampaknya ada rasa trauma tersendiri bagi Yaya Toure. Terlebih timnya tak bermain baik sehingga menerima kekalahan. Bisa jadi Yaya Toure melakukan hal tak sportif pada Eremenko semalam karena serangkaian kejadian ini. Emosi Yaya Toure sedang labil.
Komentar