Sempat melakukan start apik pada awal musim, belakangan ini konsistensi performa AC Milan dipertanyakan. Bagaimana tidak, setelah sempat bertengger di peringkat tiga klasemen Serie A, kini Rossoneri tercecer hingga peringkat ke-7.
Kapabilitas Filippo Inzaghi sebagai sang arsitek klub kota Milano ini tentu saja kembali diragukan. Apalagi hasil imbang melawan Sampdoria akhir pekan lalu memperpanjang laga tak pernah menang Milan dalam empat pertandingan terakhir.
Lantas apa yang membuat performa Milan mengalami kemerosotan? Sejatinya Inzaghi tak banyak melakukan perubahan mengenai strateginya. Ia tetap menggunakan formasi 4-3-3 dengan mengandalkan serangan balik cepat melalui sayap.
Hanya saja ada persoalan yang dihadapi Inzaghi akhir-akhir ini. Yaitu, keropos lini pertahanannya yang semakin terlihat dari pekan ke pekan. Pemain-pemain senior yang bertipikal lambat selalu mampu dimanfaatkan oleh lini penyerangan lawan.
Ketika melakukan penyerangan, bek Milan selalu naik hingga mendekati area lingkar lapangan tengah. Di sinilah para pemain lawan bisa memanfaatkan kecepatannya dengan mengajak beradu lari dengan bek-bek bertipikal lambat tersebut.
Bek asal Brasil berusia 33 tahun, Alex, merupakan bek tengah terbaik Milan. Namun ia mulai mengalami penurunan performa setelah mengalami cedera saat menghadapi Palermo. Kala itu, Milan langsung mengalami kekalahan setelah Alex digantikan oleh bek asal Kolombia, Christian Zapata.
Biasanya, Alex diduetkan dengan Adil Rami. Kecepatan Rami tak lebih baik dari Alex. Yang sering terjadi adalah, ketika Alex mengalami penurun performa, Rami tak mampu meng-cover lubang-lubang yang tercipta oleh buruknya permainan Alex.
Inzaghi masih memiliki Daniele Bonera, Philippe Mexes, dan Zapata untuk menyegarkan lini pertahanan. Namun dengan Bonera yang lebih sering diplot sebagai bek kiri, otomatis Inzaghi hanya bisa memilih diantara Mexes dan Zapata.
Zapata sering dicoba untuk diduetkan dengan Alex atau pun Rami. Zapata yang memiliki kecepatan sejatinya mampu mengimbangi Rami atau Alex yang bertipikal lambat. Hanya saja permainannya masih tak konsisten. Bahkan ia pun merupakan pemain yang seringkali melakukan blunder, seperti ketika melawan Palermo misalnya.
Akhirnya Inzaghi untuk pertama kalinya memasang Mexes untuk diduetkan dengan Rami pada laga melawan Sampdoria akhir pekan kemarin. Dan Mexes langsung memberikan kesan positif pada laga debutnya musim ini. Situs statistik Whoscored memberikan nilai 7.4, lebih baik dari Rami (6,8).
Secara kualitas, kemampuan Mexes memang tak perlu diragukan lagi. Hanya saja satu kelemahan yang dimiliki Mexes, yaitu seringnya bek asal Prancis ini mendapatkan kartu dan melakukan pelanggaran. Pada laga melawan Sampdoria, ia langsung menorehkan kartu kuning karena tekel kerasnya terhadap lawan. Ini tentunya membuat lini pertahanan Milan cukup beresiko jika memainkan pressing agresif (akhirnya Bonera yang mendapat kartu merah ketika menghadapi Sampdoria).
Maka jika disimpulkan, kelemahan Milan saat ini tak memiliki pemain bertahan yang benar-benar bisa diandalkan. Jika dibandingkan dengan tim top Serie A lain, lini pertahanan bisa dibilang kalah kualitas.
Ketika Milan mengandalkan Alex-Rami, Juve memiliki Chiellini-Bonucci, Roma memiliki Kostas Manolas- Davide Astori, Napoli punya Raul Albiol, Lazio dengan Stefan De Vrij. Bahkan tim seperti Genoa dan Sampdoria yang peringkatnya berada di atas Milan memiliki bek-bek muda bertalenta seperti Alessio Romagnoli ataupun Facundo Roncaglia.
Harus ada pembenahan pada posisi bek tengah jika Milan ingin bersaing di papan atas. Dan rasanya, dengan bek tengah yang ada saat ini, Milan akan kesulitan untuk mewujudkannya. Karena untuk lini tengah dan depan, Milan sebenarnya cukup memiliki komposisi pemain yang cukup berkualitas.
Maka pilihannya adalah, Inzaghi harus mengubah gaya bermain timnya. Jika tetap seperti ini, hasil-hasil negatif lainnya akan tinggal menunggu waktu sebelum Adriano Galliani bergerak untuk mendapatkan pemain anyar pada bursa transfer musim dingin yang dibuka pada awal Januari nanti.
foto: flickr.com
Komentar