Apa rasanya menjadi manajer sebuah klub sepakbola yang mendekati awal musim baru dengan hanya memiliki delapan pemain profesional di skuat, tidak ada kiper, dan seorang pemilik klub yang keras kepala? Hal-hal di atas tampaknya menjadi formula yang pas untuk sebuah kekacauan.
Awan gelap semakin menaungi Bloomfield Road, markas tim Football League Championship (kasta di bawah Liga Primer), Blackpool.
Dari 17 pertandingan sementara, Blackpool berada pada posisi juru kunci dengan tujuh poin hasil dari satu kemenangan dan empat buah hasil imbang. Peringkat terdekat di atas mereka memiliki jarak poin yang lebih jauh daripada jarak poin dari juru kunci Liga Primer (Burnley, 7 poin) ke posisi sembilan (Stoke City, 15), yaitu Birmingham City dengan 16 poin di peringkat ke-23.
Ini bukan kondisi biasa yang harus dihadapi oleh manajer di klub biasa. Blackpool adalah jauh dari biasa-biasa saja. Mantan manajer mereka, José Riga, akhirnya hanya bertahan selama empat bulan saja karena langsung dipecat.
âBlackpool pada saat itu adalah keadaan yang sangat buruk,â vonis Riga.
Penghinaan pada Blackpool pasti menumpuk selama bekerja di bawah pemilik klub yang membingungkan, Karl Oyston. Oyston menunjuk Riga pada bulan Juni dengan singkat meski memiliki tujuan untuk membangun kembali klub.
Pada satu titik, Riga hampir tidak bisa mengumpulkan cukup pemain bahkan untuk latihan futsal. Kemudian ada hari-hari ketika Blackpool dipenuhi oleh para pemain yang sedang beruji coba atau trial (untuk daftar menjadi pemain klub).
âSaya harus meninjau lebih banyak pemain dalam tiga bulan di Blackpool daripada yang saya lakukan dalam 10 tahun,â kata Riga.
Secara total, 27 pemain meninggalkan klub selama musim panas. âMasalah lain adalah bahwa Blackpool tidak punya tim kedua,â kata Riga. âAda akademi, tetapi mereka dimulai pada usia 17 tahun. Jadi, kita harus mengambil kiper dari akademi untuk sesi latihan. Kami bekerja secara individual daripada kolektif. Bayangkan bagaimana rasanya.â
Latihan pra-musim mundur beberapa hari karena mereka memiliki sedikit pemain. Sebuah tur ke Spanyol dibatalkan. Kiper mereka saat ini, Joe Lewis, didatangkan hanya empat hari sebelum pertandingan pembuka di Nottingham meghadapi Nottingham Forest.
Pada hari pertandingan, hanya ada sembilan pemain yang terdaftar, meskipun jumlahnya kemudian meningkat menjadi 15 saat kick-off.
Lalu di tengah-tengah kekacauan ini, Riga harus mengarungi kerasnya Championship. Blackpool bisa dibilang sedang menunggu degradasi. Riga pun dipecat pada 27 Oktober.
Satu cerita menarik mengenai Blackpool adalah bagaimana mereka frustasi saat mengontrak pemain. Sampai-sampai sekarang ini, mereka memiliki setidaknya empat pemain dengan catatan kriminal, sebuah catatan yang tentunya membuat keempat pemain tersebut tidak memiliki klub saat mereka dikontrak oleh Blackpool. Siapa saja mereka?
Nile Ranger
Pertama, ada nama Nile Ranger. Ranger dilepas oleh Newcastle United dan Swindon Town karena perilakunya di luar lapangan yang buruk. Berikut beberapa perilaku kriminalnya (sejujurnya ini tidak kami tulis semua, karena terlalu banyak... SERIUS).
Pada tahun 2007 ketika ia berusia 15 tahun, ia dijatuhi hukuman 11 minggu di Young Offenders Institute setelah ia terbukti berpartisipasi dalam perampokan jalanan di Muswell Hill, London.
Pada tanggal 27 Agustus 2011, ia ditangkap karena dicurigai menyerang seorang pria di pusat Kota Newcastle, meninggalkan korban tak sadarkan diri di jalan. Pada bulan Oktober 2011 ia dituduh mabuk di Newcastle Cathedral Square. Pada bulan Maret 2012 ia dihukum dengan denda 135 poundsterling karena mabuk.
Pada bulan Maret 2012, ia didenda oleh FA karena membuat komentar yang berbau homofobik di situs jejaring sosial Twitter.
Pada 25 Januari 2013, Ranger ditangkap atas dugaan pemerkosaan di sebuah kamar hotel di Newcastle. Sehubungan dengan dugaan pelanggaran yang sama, Ranger didakwa dengan perkosaan pada tanggal 8 Juli 2013. Pada 4 Maret 2014 ia dibebaskan dari denda di Newcastle Crown Court.
Pada Mei 2013, Ranger terlibat dalam kecelakaan mobil setelah meliuk-liuk untuk menghindari rubah dan akhirnya menabrak sebuah mobil yang sedang diparkir. Tidak heran kenapa ia akhirnya dilepas oleh Newcastle.
Lalu ketika ia berada di Swindon, pada tanggal 3 Januari 2014, pemilik Swindon Town, Lee Power mengkonfirmasi dalam sebuah konferensi pers bahwa klub akan memecat Ranger karena perilaku tidak hormat yang ia tunjukkan terhadap klub. âSaya adalah ketua klub dan saya harus melakukan apa yang terbaik bagi klub. Sayangnya, apa yang terbaik bagi klub ini adalah harus berpisah dengan Nile. Sementara ini sedang berlangsung, Nile tidak pernah berlatih dengan skuat,â ujar Power.
Pada 23 Maret 2014, Ranger ditangkap karena dicurigai menyebabkan kerusakan sebuah taksi di Liverpool. Ia kemudian mengaku bersalah terhadap kerusakan kriminal dan didenda 1.000 poundsterling dan diperintahkan untuk membayar kompensasi kepada sopir taksi karena telah memecahkan jendela.
Pada 28 April 2014, Ranger didakwa dengan kerusakan pidana setelah insiden di sebuah blok flat di Swindon. Ia kemudian didenda karena kerusakan pada pintu flatnya dalam kaitannya dengan kejadian yang ditangkap oleh CCTV dalam insiden di mana dia juga terlibat dengan tiga kali memukul wajah teman wanitanya.
Di Blackpool? Sejauh ini masih belum ada kasus (setidaknya yang ketahuan).
Jacob Mellis
Selanjutnya ada Jacob Mellis, mantan pemain akademi Chelsea. Pada 19 Maret 2012, Mellis dipecat oleh Chelsea setelah ia melepaskan granat asap (smoke grenade) dan menyebabkan evakuasi besar-besaran di Cobham, tempat latihan klub.
Kurang dari sebulan kemudian, pada tanggal 9 April 2012, Mellis ditangkap lagi setelah bertengkar dengan pacarnya di rumahnya. Mereka dibawa ke Rumah Sakit St Petrus di Chertsey dan dirawat karena goresan dan memar.
Jonathan Legear
Pemain berikutnya datang dari Belgia. Ia adalah Jonathan Legear yang pernah bermain bagi Anderlecht.
Pada tanggal 7 Oktober 2012, Legear terlibat dalam kecelakaan mobil di mana ia menabrakkan mobilnya ketika mabuk ke dalam sebuah pompa bensin Esso yang terletak di Tongeren. Ia berdalih bahwa ia keliru dengan menginjak pedal gas, padahal maksudnya menginjak rem.
Denda kerusakan yang dilaporkan antara 250.000 sampai 300.000 Euro, sesuai yang disampaikan oleh juru bicara Esso. Legear juga menerima larangan mengemudi selama dua minggu. Video kecelakaan di atas bisa Anda saksikan di sini.
Dia sebelumnya telah terlibat dalam insiden serupa pada tahun 2009, di mana ia dijatuhi hukuman 50 jam pelayanan masyarakat karena telah menabrakkan mobilnya ke sebuah rumah di malam hari.
Jamie OâHara
Pemain terakhir ini mungkin pelaku tindak kriminal yang paling ringan daripada ketiga pemain di atas. Ia adalah Jamie OâHara, mantan gelandang Tottenham Hotspur dan juga Wolverhampton Wanderers.
OâHara memiliki hubungan dengan mantan model Miss England, Danielle Lloyd, sejak April 2009. Pada 1 Desember 2009, pasangan ini mengumumkan pertunangan mereka. Kemudian pada bulan Maret 2010, pasangan ini mengumumkan bahwa Lloyd akan melahirkan anak pertama mereka. Bayi tersebut kemudian lahir pada tanggal 11 Juli 2010, seorang anak bernama Archie OâHara.
Pada 13 Juli 2011, Lloyd melahirkan anak kedua mereka, Harry James OâHara. Lloyd dan OâHara menikah pada 26 Mei 2012.
Namun, pada tanggal 27 Juli 2014, The Sunday Mirror menuliskan bahwa OâHara tidak setia kepada istrinya setelah ia tertangkap sedang berhubungan dengan wanita yang ia temui di sebuah klub malam di Birmingham.
Akhirnya pada tanggal 7 September 2014, Lloyd mengumumkan ia telah mengajukan perceraian dari OâHara setelah sebelumnya terjadi kekerasan. OâHara diajukan ke pengadilan tetapi dinyatakan tidak bersalah.
*****
Sekarang bayangkan bahwa diri Anda adalah José Riga atau Lee Clark (manajer Blackpool sekarang). Bagaimana Anda harus menghadapi semua hal di atas sekaligus meladeni empat pemain eks-kriminal di atas? Pasti memusingkan.
Komentar