Dini hari nanti (25/11), Southampton akan menghadapi Aston Villa pada pekan ke-12 Liga Inggris. Menang atau kalah, peringkat Soton masih akan tertahan di peringkat ke-2 klasemen. Pasalnya, saat ini Soton terpaut tujuh poin dengan sang pemuncak klasemen, Chelsea, dan unggul satu poin atas Manchester City yang berada di peringkat tiga.
Namun bagi pelatih Soton, Ronald Koeman, laga melawan Villa tak lebih penting dibanding dengan laga-laga setelahnya. Pasalnya, setelah melawan Villa, Southampton akan menghadapi jadwal padat di mana lawan-lawan yang akan dihadapi bukan lawan sembarangan.
Ya, kualitas Soton sebagai penghuni empat klub teratas Liga Inggris benar-benar diuji pasca melawan Villa. Akhir pekan ini, skuat asuhan Koeman akan menjamu sang juara bertahan, Manchester City. Sementara tim-tim sekelas Arsenal, Manchester United, Everton hingga Chelsea, menjadi tim yang akan menjegal langkah Soton pada bulan Desember.
Tak hanya itu, padatnya jadwal Soton pada bulan Desember pun akan bisa menjadi masalah yang dihadapi tim yang musim lalu finish di urutan ke-8 klasemen akhir ini. Selama Desember, Soton akan menjalani tujuh pertandingan.
Koeman tak menutupi bahwa dirinya khawatir jika peringkat timnya akan merosot setelah melewati jadwal yang menurutnya cukup gila tersebut. âKami akan bermain pada tanggal 26 Desember, 28 Desember,  1 Januari, serta 3 Januari untuk Piala FA. Ini Gila!â
âSaya biasanya pergi berlibur selama Natal. Namun saat ini, saya akan menghadapi jadwal yang begitu padat,â ujar Koeman seperti yang dikutip dari DailyMail. âMaka dari itu, saya mengatakan pada para pemain, âsaya tak memiliki pengalaman mengenai hal iniâ. Ini benar-benar sulit.â
Memang, tim Inggris lain pun akan mengalami hal yang sama dengan apa yang dialami Koeman dan anak asuhnya. Karena liga Inggris mengenal istilah âboxing dayâ di mana liga tetap berjalan tak mempedulikan libur nasional seperti Hari Natal dan Tahun Baru. Yang membedakan Soton dengan tim lainnya adalah lawan-lawan yang dihadapi Soton dinilai lebih berat.
Kebiasaan Koeman yang jarang mengubah starter pun akan menjadi persoalan tambahan pada bulan Desember nanti. Semakin ia jarang mengganti skuat utamanya, akan semakin kelelahan para pemainnya saat menjalani jadwal padat. Selain kekalahan yang akan terus menghantui, pemain-pemain yang terancam cedera pun bisa jadi momok bagi Soton di akhir tahun 2014 nanti.
Menurut harian Dailymail, Soton menjadi tim yang paling sedikit bergonta-ganti starter dibanding tim-tim elit liga Inggris. Dalam 11 pertandingan, hanya 15 pemain yang pernah atau sering diturunkan sejak menit pertama. Jumlah ini sama dengan Chelsea, tapi lebih sedikit dibanding Arsenal (18), Tottenham (21), Liverpool (21) dan Manchester United (22).
Koeman sendiri bukan tanpa alasan jarang mengotak-atik starternya. Manajer asal Belanda ini berdalih bahwa tak seimbangnya pemain utama dan cadangan yang membuat dirinya jarang mengotak-atik starter timnya.
âApakah ini akan menguntungkan tim-tim besar? Ya. Mereka akan dengan mudah mengganti [starter] dibanding klub Premier League lainnya,â ujar mantan pelatih Feyenoord tersebut. âIni tentunya akan menjadi kabar buruk bagi klub yang tak memmiliki 24 pemain dengan level kualitas yang setara.â
Koeman pun mengatakan, bahwa dirinya tetap tak akan mengganti starter-nya meski jadwal yang menanti akan lebih padat. Ya, ia memegang teguh pada prinsip pepatah yang berbunyi, âDonât change the winning teamâ, atau jangan pernah mengganti tim yang memberikan kemenangan.
Setelah menjalani 11 pertandingan, sebanyak tujuh pemain selalu diturunkan Koeman sejak menit pertama. Mereka adalah Fraser Forster, Graziano Pelle, Jose Fonte, Morgan Schneiderlin, Nathaniel Clyne, Ryan Bertrand dan Dusan Tadic. Dari ke-7 pemain ini, lima pemain selalu bermain full dengan total bermain 990 menit, hanya Tadic (942 menit) dan Pelle (980 menit). Adapun Steven Davis yang selalu tampil pada setiap pertandingan Soton, pernah sekali bermain dari bangku cadangan.
âMungkin anda harus mengganti tim anda, tapi saya tak menyukai hal tersebut, âtambah Koeman. âSaya percaya ini akan tetap baik-baik saja jika jika hanya satu-dua pemain yang diganti. Tapi saya tak akan mengganti pemain hinga 6-7 pemain.â
Jika Koeman tetap berkeras kepala, ia tentunya sudah harus mulai memikirkan tentang siapa-siapa saja yang akan dibelinya pada bursa transfer musim dingin nanti. Selain karena pemainnya  terancam kelelahan, Soton pun akan kehilangan beberapa pemain yang dipanggil timnas karena terbentur penyelanggaraan Piala Afrika dan Piala Asia yang diselenggarakan tahun depan, di mana Soton sudah pasti akan kehilangan Sadio Mane dan Maya Yoshida untuk jangka waktu sekitar 1-2 bulan.
Maka dari itu, akan menarik untuk kita nantikan bagaimana Koeman yang tak berpengalaman menjalani jadwal padat Liga Inggris ini menyiasati timnya yang akan mengahadapi tim-tim kuat. Apakah ia akan mulai merotasi pemain? Atau tetap bersikukuh mengandalkan pemain-pemain utamanya? Yang jelas, setelah jadwal padat ini telah ia lewati, kita akan mengetahui apakah Soton layak untuk berada di papan atas atau tidak.
foto: italiansaints.it
Komentar