Seorang pemain akan sangat diandalkan karena pengalamannya. Berkiprah di sebuah kompetisi dan pernah menjadi tumpuan di sana, membuat  klub Bundesliga Vfl Wolfsburg, begitu mengharapkan tuah Nicklas Bendtner. Ekspektasi akan permainannya muncul saat Wolfsburg menjamu wakil Inggris, Everton di Stadion Volkswagen Arena, Wolfsburg.
Wolfsburg berharap dapat memanfaatkan pengalaman "Lord Bendtner" saat membela Arsenal di Premier League. Namun, ekspektasi tersebut kian lama mulai memudar. Pasalnya Bendtner bermain begitu buruk saat menghadapi Everton. Malah, dirinya menjadi bahan lelucon sekitar lima ribu penggemar The Toffes yang hadir ke stadion berkapasitas 30 ribu kursi tersebut.
Sepanjang laga, pria berkebangsaan Denmark itu bermain jauh dari mengesankan. Bahkan berdasarkan data Whoscored ia mendapat rating paling buruk bersama Benaglio. Benaglio diberi rating 6,4 karena kebobolan dua gol, sedangkan Bendtner banyak menyia-nyiakan kesempatan mencetak gol. Saat itu Bendter berperan sebagai striket tunggal dalam formasi 4-2-3-1. Ia mendapat dukungan penuh dari agresivitas Aaront Hunt, Kevin de Bruyne dan Ivan Perisic.
Tak ada lagi tingkah konyol yang biasa ia perlihatkan di media sosial maupun ruang ganti. Selera humor yang tinggi itu seolah lenyap di bawah air muka yang menunjukkan rasa frustasi.
Kekesalan pertama yang didapatkan oleh pemain bernomor punggung tiga itu ketika pertandingan sudah berjalan empat menit. "Lord Bendtner" gagal menggiring bola dengan baik karena terpeleset di dalam kotak pinalti. Para pemain Everton pun seolah menutup ruang yang seharusnya bisa ia eksploitasi. Ruang-ruang itu telah tertutup dengan amat rapat.
Bendtner pun makin mendapat sorotan karena ia menjadi penyebab dianulirnya gol Ivan Perisic pada menit ke-22. Gerakan yang lambat ditunjukan oleh pria kelahiran Kopenhagen itu. Bendtner seolah-olah menjadi bulan-bulanan Phil Jagielka saat itu. Dirinya juga mendapatkan peluang memanfaatkan kesalahan Tony Hibbert di sisi kanan pertahanan Everton. Namun malah disia-siakannya karena sepakannya masih melebar. Padahal Bendtner memiliki posisi yang bagus untuk menembak bola ke targetnya.
Pemain yang pernah dipinjamkan ke Birmingham City ini sempat membuat asa fans Wolfsburg kembali meninggi. Ia berhasil menyontek bola ke arah ujung gawang saat waktu menunjukkan menit ke-55. Namun, penyelesaian akhir yang buruk membuat Wolfsburg tak bisa mencetak gol.
Rupanya gol yang dilesatkan oleh Romero Lukaku pada menit 43, tidak dijadikan pelajaran bagaimana melakukan penyelesaian akhir yang baik. Selanjutnya penempatan posisi yang kurang baik pun, membuat Bendtner rela sundulannya dinyatakan offside oleh wasit.
Ia mencoba peruntungan kembali pada menit 70. Namun peluang yang diberikan dari umpan rendah itu tidak mampu dimanfaakan dengan baik. Pemain yang pernah dipinjamkan ke Sunderland tersebut justru menyontek arus bola dengan sangat lemah. Sehingga tidak berbahaya untuk ditaklukan Tim Howard, kiper The Toffes.
Mantan pemain pinjaman Juventus mencoba peruntungannya lagi pada tanda 70 menit ketika ia mencoba untuk mengalahkan Howard dengan film inventif dari umpan silang rendah namun usahanya bobbled tanpa bahaya lebar.
Aksi Bendter pun harus terhenti di menit 75 karena digantikan oleh Ivica Olic. Saat pergantian, dirinya pun mendapatkan pelajaran lagi dari lawannya. Saat Kevin Mirallas menggandakan keunggulan menjadi 2-0 bagi Everton.
Wolfsburg pun gagal menuntaskan dendam mereka ketika kalah 1-4 di Goddison Park pada pertemuan pertama dengan Everton. Kendati kalah, tim yang berjuluk Die Wolfie ini masih menempati peringkat dua klasemen Grup H Europa League 2014/2015 dengan raihan tujuh poin. Sedangkan atas kemenangan ini, The Toffes kokoh di puncak klasemen. Phil Jagielka dkk. mesti berterima kasih kepada Bendtner atas berbagi pengalamannya di Premiere League selama tujuh musim.
Kendati Bendtner sebelumnya baru mencetak dua gol bagi Tim Nasional Denmark, namun harapan Dieter Hecking tidak terwujud ketika ingin mengalahkan Everton. "Ia akan terbakar melawan Everton," cetus Hecking sebelum laga. Sepanjang laga pemain terbaik Denmark U-17 ini hanya berhasil melepaskan attemps sebanyak tiga kali.
Otomatis tanpa ada gol di kandang sendiri semakin membuat nama Bendtner terbenam. Sebelumnya, dirinya juga pernah mendapatkan kritikan dari O'Neill, pelatihnya ketika berseragam Sunderland, "Dia ingin bermain ke depan tetapi tidak selalu di dalam kotak!" imbuhnya.
Selama 10 tahun berstatus pemain Arsenal dirinya memainkan 108 laga dengan mengoleksi 24 gol. Bendtner sempat dipinjamkan ke beberapa klub seperti Birmingham City, Sunderland dan Juventus. Hingga pada akhirnya Wolfsburg meminangnya dengan gratis pada musim 2014/2015. Sejauh ini dari delapan pertandingannya, Bendtner hanya menumbangkan satu gol saja.
Sebagai seorang striker dirinya memiliki presentase 33 % saja. Justru dari delapan penampilannya, kreasi memberikannya lebih baik dengan lima kali kreasi. Hal terburuk dari pemain bertinggi 1.94 m dan berat 89 kg ini kerap kalah duel udara. Padahal posturnya sangat menunjang bagi striker yang dimainkan sebagai penyerang tunggal. Bendtner yang lebih sering kalah, memiliki presentase 43 %.
Jadi, masihkah Anda bisa tertawa Lord?
Komentar