Chelsea kini berdiri kokoh dengan berada di peringkat satu klasemen Premier League 2014/2015. Sedangkan di jajaran top skor, Diego Costa berada di bawah Sergio Aguero dengan 11 gol.
Kesuksesan The Blues tak terkalahkan dalam 14 pertandingan, itu karena tidak lepas dari 33 gol yang diproduksi. Juga kokohnya benteng pertahanan, serta sigapnya Thibaut Courtois menjaga gawang. Hingga kini, John Terry dkk. baru kemasukan 11 bola, paling sedikit setelah Southampton.
Akan tetapi, kebanyakan beranggapan jika keberhasilan tersebut tak bisa dilepaskan dari peran Nemanja Matic. Seorang pemain yang berperan menjembatani lini pertahanan menuju lini serang. Pemain berkebangsaan Serbia itu kerap menjadi orang pertama yang mematahkan serangan lawan. Ia juga menjadi titik awal The Blues menggempur pertahanan lawan, sebelum akhirnya diselesaikan oleh Diego Costa.
Didatangkan dari Benfica pada Januari 2014, Matic langsung mendapatkan porsi bermain cukup banyak. Sebanyak 15 kali masuk starting line-up dan dua kali menjadi pemain pengganti.
Setelah musim lalu berakhir, The Blues mesti kehilangan David Luiz yang hijrah ke Paris Saint-Germain. Akan tetapi nampaknya para fans tidak perlu terlalu khawatir akan kepergian pemain kribo itu. Nyatanya Matic menjadi pemain yang tak tergantikan sebagai gelandang bertahan Chelsea. Perannya mampu menjaga lini pertahanan Chelsea yang dihuni John Terry dan Gary Cahill.
Pada musim ini, pemain bernomor 21 itu masuk 14 kali starting line-up tim besutan Jose Mourinho di Premier League. Pemain jebolan Jedinstvo Ub ini, tergolong sebagai gelandang bertahan modern. Selain memiliki duel dan tackle yang baik, Matic juga dilengkapi dribbling yang mumpuni, juga passing akurat.
Kegemaran pemain berpostur tinggi 194 Cm dan berat 82 Kg ini, gemar melakukan tackling dan tendangan jarak jauh. Selama 14 pertandingan, dirinya melancarkan enam shots off target dan tiga shots on target, dimana satunya berbuah gol. Angka semata wayang itu dicetak Matic ketika menyelamatkan timnya dari kekalahan atas Maribor.
Namun jangan melihat dari berapa jumlah gol yang dicetak oleh pemain berharga 25 juta pounds ini. Simaklah poin-poin yang lebih penting dari itu. Matic menciptakan sembilan key pass dan memberikan dua assist. Matic juga menyelesaikan 840 passing dengan akurasi 89 %. Selain itu juga memiliki rasio 74%, untuk umpan direct ke depan.
Maka dari itu selain menjadi gelandang bertahan, Matic juga bisa difungsikan sebagai deep lying playmaker. Fans Chelsea pun membandingkannya dengan Claude Makalele, gelandang The Blues era 2003-2008. Kendati demikian, seperti yang dituliskan Daily Mail, Matic tetap merendah.
"Saya senang berbicara tentang Makalele. Itu berarti saya harus melakukan sesuatu dengan benar. Makalele adalah legenda. Salah satu pemain terbaik dalam sejarah Chelsea. Saya tahu apa yang bisa dilakukan. Saya bekerja keras dan orang-orang membandingkan kita," ujarnya. Pemilik 18 caps bersama Tim Nasional Serbia ini juga menambahkan, jika banyak pemain Chelsea yang lebih baik darinya.
Terakhir Matic berlaga ketika skuad besutan Jose Mourinho ini menjamu Tottenham, Kamis (4/12) dini hari. Perannya amatlah penting di permainan Chelsea saat itu. Tidak berlebihan, jika seandainya tanpa dirinya, mungkin Mou akan kesulitan untuk menghentikan trio Christian Eriksen, Erik Lamela dan Aaron Lennon saat itu.
Matic membuat anak asuh Mauric Pochenttino tidak mampu mengembangkan permainan di lini tengah. Apalagi umpan satu-duanya kerap dipotong olehnya. Sepanjang laga, pria 26 tahun tersebut melakukan satu kali tackle, enam intersep dan clearence. Intinya, seorang Cesc Fabregas tidak akan tenang beroperasi di lini tengah, jika bukan Matic yang mendampinginya. Sehingga pemain anyar The Blues itu bisa leluasa, sesekali membantu serangan Chelsea.
Kendati tengah membawa klubnya di puncka klasemen, Matic mengaku masih trauma dengan apa yang terjadi pada mantan timnya. Ketika berseragam Benfica 2012/2013, dalam rentan waktu dua minggu kehilangan tiga gelar sekaligus. Gelar Liga dan Piala Portugal mesti rela disabet Porto, ditambah kalah oleh Chelsea di final Europa League saat itu. Ia pun tak mau hal tersebut terulang pada Chelsea.
Ya, semoga saja tidak ada yang "terpleset" di penghujung liga.
Komentar