Kekerasan agaknya masih enggan enyah dari sepakbola. Ini terjadi di Kiev, Ukraina dalam lanjutan Europa League antara Dnipro Dnipropetrovsk menghadapi wakil Prancis, St. Etienne. Situasi menjadi tak terkendali karena kedua suporter terlibat keributan di luar stadion.
Sejumlah suporter St. Etienne yang terluka, mesti dirawat ke rumah sakit. Kebanyakan dari mereka terkena tusukan dari pisau yang dibawa suporter tuan rumah. Menurut laporan tv lokal, Hromadske, Kerusuhan ini dipicu dari pembakaran bendera Ukraina oleh suporter St. Etienne. Namun, belum ada keterangan resmi soal penyebab kerusuhan. Aparat kepolisian telah menahan sejumlah suporter Dnipro yang dianggap sebagai biang keladi dari peristiwa tersebut.
Pertandingan sendiri berakhir untuk kemenangan Dnipro 1-0. Dengan hasil ini, Dnipro lolos ke babak 32 besar Europa League sebagai runner-up Grup F. Mereka mengumpulkan tujuh poin dari enam pertandingan, terpaut lima poin di belakang Inter Milan. Sementara itu, St. Etienne yang lebih berpeluang lolos, harus berakhir sebagai juru kunci dengan lima poin.
âTerjadi perkelahian antara suporter Prancis dan Ukraina di Jalan Prorizna, di Kiev,â kata salah seorang saksi mata seperti dikutip dari Guardian, âAda banyak orang yang terluka karena terkena sabetan pisau dan pukulan dari tongkat. Aku juga mendengar sekitar 10-12 tembakan.â
Sementara itu, penasehat Kementrian Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko menuliskan dalam akun Facebooknya bahwa dua orang suporter St. Etienne telah mendapatkan perawatan lebih lanjut karena mengalami cedera di bagian kepala. Ia pun menulis seperti ini, âPara suporter Prancis itu sayangnya berada pada waktu yang tidak tepat berada dalam situasi yang memanas. Dan Hooligans kami akan menuduh orang-orang Prancis, tak peduli siapa yang sebenarnya memulai perkelahian.â
Sebelumnya, fans Dnipro juga sempat menyerang suporter FC Copenhagen dalam kualifikasi Liga Champions. Pada Juli, UEFA meminta pertandingan dilangsungkan di Kiev, karena alasan keamanan terutama karena konflik di timur Ukraina.
Maraknya kekerasan yang melibatkan sepakbola di dalamnya, membuat saya teringat dengan spanduk yang dibentangkan pendukung Vietnam. Tulisannya kira-kira begini, âSepakbola menciptakan kawan, bukan lawanâ.
Spanduk tersebut dibentangkan saat terjadinya kekhawatiran adanya aksi balasan dari suporter Vietnam, terkait kekerasan yang dilakukan oknum suporter Malaysia di Piala AFF. Spanduk tersebut mengisyaratkan bahwa mereka rela menjadi korban dan tak menuntut balas atas aksi yang terjadi di Stadion Shah Alam tersebut.
Ya, sepakbola mestinya menjadi sarana merekatkan persaudaraan, bukan permusuhan.
Disadur dari dan Sumber gambar: Theguardian.com
Komentar