Kebanyakan orang akan menyebut nama Arsène Wenger ketika diminta untuk menyebutkan satu orang yang memainkan peran penting dalam karir Thierry Henry. Tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar.
Wenger âhanyaâ berperan sebagai pembuka jalan, pemberi peluang untuk Henry. Kurang tepat jika ia disebut sebagai guru. Henry mempelajari hal-hal penting yang terbukti sangat berguna sepanjang karirnya dari mencontoh seniornya dan mempraktekkannya sendiri.
Bukan Wenger yang mengajari Henry cara menjadi penyerang yang baik. Bukan Wenger yang membuat Henry memiliki kebiasaan memberi apresiasi kepada rekan-rekan satu tim walaupun nama yang tertulis di daftar pencetak gol adalah namanya. Bukan Wenger yang membuat Henry mengenakan kaus kaki tinggi menutupi lutut.
Bukan Wenger, melainkan Anderson da Silva. Pria berkebangsaan Brasil yang pernah membela Olympique de Marseille, AS Monaco, FC Barcelona, Olympique Lyonnais, dan Villarreal CF. Nama tenarnya adalah Sonny Anderson.
Henry dan Anderson masuk ke AS Monaco di tahun yang sama: 1994. Yang membedakan keduanya adalah pengalaman. Anderson sudah mulai berkarir sebagai pemain sepakbola profesional sejak tahun 1988 sedangkan Henry baru mendapatkan kontrak pertamanya di Monaco.
Tidak memberi kesempatan bermain kepada Henry adalah sebuah kesalahan, karena kemampuannya sudah cukup baik untuk dapat bermain di tim utama. Namun menggeser Anderson bukanlah pilihan, karena Anderson sedang tajam-tajamnya saat itu. Sebagai pemecahannya, Henry ditempatkan di sayap kiri. Wenger (dan semua pelatih kepala yang pernah menangani Henry di Monaco) membiarkan Henry memaksimalkan kecepatannya di dekat garis tepi.
Henry tidak keberatan. Ia malah merasa bersyukur pernah âdipaksaâ bermain di luar posisi favoritnya. Ia juga tidak memandang Anderson sebagai penghambat karirnya. Malah, Anderson adalah katalis dalam perjalanan Henry menjadi salah satu penyerang terbaik di dunia.
Kepada FourFourTwo pada tahun 2006 lalu, Henry mengatakan bahwa keberadaan Sonny Anderson yang memaksanya bermain melebar telah membuatnya memiliki kesempatan untuk mempelajari banyak hal. Tanpa Anderson, Henry mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mempelajari banyak hal berbeda.
âSaya belajar dari memperhatikan pergerakan yang ia buat. Dan saya mempelajari kemampuan-kemampuan lain dari bermain melebar: hal-hal tersebut terbukti bermanfaat untuk karir saya. Bermain melebar setelah selalu bermain sebagai penyerang tengah mengajari saya hal-hal yang tidak akan pernah saya pelajari jika saya tidak mendapatkan kesempatan tersebut,â ujar Henry.
Selain membekali dirinya dengan kemampuan-kemampuan yang terbukti bermanfaat ketika ia kembali ditempatkan sebagai penyerang tengah oleh Wenger di Arsenal, Henry juga mendapatkan pandangan hidup dari bermain melebar. Dan Henry memandang hal tersebut lebih penting ketimbang semua pengetahuan teknis yang ia dapatkan dari memperhatikan dan mempraktekkan.
âHal tersebut mengajari saya untuk menyadari dan dan menghargai pekerjaan orang lain. Walaupun saya yang mencetak gol, saya selalu berusaha untuk menekankan arti penting dari kontribusi rekan-rekan saya,â ujar Henry.
Tak hanya memberi contoh dan pandangan hidup, Anderson juga membuat Henry mengadopsi gaya berpakaian di lapangan. Kebiasaan Henry mengenakan kaus kaki tinggi hingga menutupi lutut juga ia adopsi dari Anderson.
Komentar