Brendan Rodgers pasti tidak akan menyangka bahwa di musim ini klub asuhannya tampil begitu mengecewakan. Terakhir mereka ditahan oleh Arsenal 2-2 di Anfield. Alih-alih bisa bertahan di papan atas seperti musim lalu, Liverpool justru tertahan di posisi kesepuluh klasemen sementara Liga Inggris. Banyak faktor yang menjadi sumber keterpurukan The Reds musim ini, salah satunya adalah penjualan Luis Suarez ke Barcelona.
Dua Gol nya ke gawang Inggris di laga kedua Piala Dunia Juli lalu membuat geram sebagian publik Inggris. Puncaknya adalah ketika pria kelahiran Salto, Uruguay, tersebut mengalami âpenyakit kambuhanâ dengan menggigit Georgio Chiellini di laga terakhir fase grup Piala Dunia Brazil 2014 melawan Italia.
Akibat hal ini, kecaman Publik Inggris kepada sang Top skor Liga Premier Inggris tahun 2013-2014 pun semakin kencang. Mau tidak mau kubu Liverpool harus segera menjual bomber mautnya tersebut untuk menjaga wibawa Liverpool.
Mario Balotelli kemudian didatangkan untuk menggantikan posisi Suarez di Liverpool. Balotelli diharapkan bisa menjadi mesin gol bagi Liverpool sepeninggal Suarez.
Namun sayang, hingga pekan ke 17 Liga Inggris, Mario Balotelli malah lebih terlihat sebagai pembelian yang sia-sia. Super Mario baru bisa menyarangkan 2 gol sejauh ini bersama Liverpool di semua kompetisi.
Bahkan terakhir, mantan pemain Manchester City ini harus dihukum oleh FA karena ucapan rasialnya kepada kelompok tertentu di media sosial miliknya. Jika diperibahasakan pembelian Balotelli ini âbagai membandarkan air ke bukitâ.
Setali tiga uang dengan Liverpool, sinar Luis Suarez di Barcelona kurang begitu terlihat. Kebintangannya seolah tertutupi oleh sang mega bintang Leonel Messi. Bahkan El Pistolero baru mampu melesakan sebiji gol sejauh ini di pentas La Liga.
Meskipun publik Catalan sepertinya masih memberi pemakluman karena Suarez baru kembali dari hukuman larangan bertanding selama 4 bulan yang dikeluarkan oleh FIFA. Hal ini mungkin mempengaruhi mental bertanding pemain yang bernama lengkap Luiz Alberto Suarez Diaz ini.
Namun kondisi yang sama sebenarnya terjadi pada musim lalu ketika Suarez masih bemain untuk Liverpool. Suarez juga terkena larangan pada 10 pertandingan pertama Liverpool di awal musim karena aksi gigitannya kepada Ivanovic. Akan tetapi pada akhirnya Suarez mampu menunjukan tajinya dengan torehan total 31 gol dan menjadikannya menjadi top skor Liga Premier Inggris musim 2013-014.
Musim lalu antara Liverpool dan Suarez diibaratkan mengalami simbiosis mutualisme. Baik Suarez maupun Liverpool saling memberikan keuntungan satu sama lain.
Namun simbiosis tersebut tidak lagi terulang pada Liverpool musim ini. Bahkan bisa dibilang Liverpool mengalami simbiosis parasitisme dengan Balotelli. Bayaran besar yang didapat Balotelli tidak dibalas dengan performa yang setimpal untuk Liverpool. Balotelli justru bertingkah nyeleneh hingga mendapat hukuman FA yang jelas-jelas merugikan Liverpool.
Sedangkan akibat kepindahan Suarez ke Barcelona, Liverpool dan Barcelona memiliki hubungan simbiosis komensalisme. Liverpool jelas diuntungkan dengan mega transfer ini, tapi bagaimana dengan klub asal Catalan itu sendiri. Jika melihat di tabel klasemen, El Barca sendiri masih di posisi kedua dibawah Real Madrid, hal ini membuktikan kehadiran Suarez masih belum memberi dampak besar akan kinerja pasukan Luis Enrique tersebut. Maka mungkin Barca belum mendapatkan keuntungan dari pembelian Suarez, namun setidaknya mereka tidak mengalami kerugian seperti Liverpool yang membeli Balotelli.
Publik Anfield maupun Camp Nou pasti masih menunggu, baik Balotelli maupun Suarez apakah bisa menjadi simbiosis mutualisme bagi klub yang dibelanya sekarang. Well, masih ada setengah musim tersisa bagi keduanya untuk menunjukan kapasitasnya sebagai pemain kelas dunia. Dan semuanya akan terlihat hasilnya di akhir musim nanti.
dikirim oleh: Dadan Resmana (Â @dadanresmana)
Komentar