Bertandang ke Emirates Stadium, Queens Park Rangers pulang dengan tangan hampa. Tuan rumah, Arsenal, mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 2-1 walaupun bermain dengan sepuluh orang sejak menit ke-52. Berbeda dengan QPR yang pulang tanpa membawa apa-apa, Charlie Austin berhasil meninggalkan bekas. Satu golnya ke gawang Arsenal adalah sebuah penegasan.
Satu gol yang ia sarangkan di gawang Wojciech Szcz?sny membuat koleksi gol Austin bertambah. Kini, Austin sudah mencetak 12 gol di musim pertamanya di Premier League. Ditambah dengan catatan dua assist, persentase sumbangan gol Austin untuk QPR naik menjadi 66,67%. Namun pertandingan semalam bukanlah penegasan mengenai arti penting Austin bagi QPR.
Sama sekali bukan. Toh, arti penting Austin bagi QPR adalah sesuatu yang sudah sejak lama diakui. Bahkan jika satu gol yang ia cetak semalam tidak disertakan dalam hitung-hitungan, sumbangan gol Austin kepada QPR tetap besar: 65%.
Gol Austin semalam, walaupun diciptakan dari titik putih, adalah sebuah penegasan. Penegasan yang kira-kira berbunyi seperti ini: sebaik apapun lawan berusaha untuk menjauhkan Austin dari peluang mencetak gol, Austin akan tetap menyarangkan bola di gawang mereka. Bagaimanapun caranya.
Gaya bermain Arsenal yang tinggi menekan tak hanya membuat para pemain QPR kesulitan untuk mengirimkan bola kepada Austin; tapi juga menjauhkan Austin dari area berbahaya. Kemudahan yang ia dapatkan di pertandingan melawan West Bromwich Albion tidak ia temukan di pertandingan semalam.
Kala melawan WBA (grafis sebelah kiri), Austin memiliki lima peluang di dalam kotak penalti. Karenanya, tak mengherankan jika Austin berhasil mencetak tiga gol. Sementara itu di pertandingan melawan Arsenal (grafis sebelah kanan), jumlahnya peluang yang dimiliki oleh Austin di dalam kotak penalti hanya dua. Bahkan jika tendangan penalti tidak dihitung, maka jumlahnya hanya satu.
Dan satu-satunya peluang yang didapatkan oleh Austin lewat open play baru tersaji setelah Arsenal bermain dengan sepuluh orang. Setelah Arsenal bermain di kedalaman karena tidak memiliki pilihan.
Ketika Arsenal masih bermain dengan sebelas orang, tak penah Austin memiliki peluang untuk mencetak gol di dalam kotak penalti. Sebagaimana telah disebutkan, gaya main Arsenal memastikan bahwa suplai bola kepada Austin terhenti sedini mungkin. Dan kalaupun bola berhasil sampai kepada Austin, hal tersebut tidak terjadi di dalam kotak penalti Arsenal.
Chalkboard sebelah kiri menunjukkan di mana saja Austin melakukan kontak dengan bola sebelum Arsenal bermain dengan sepuluh orang dan menumpuk banyak pemain di area sepertiga pertama. Chalkboard sebelah kanan, sementara itu, menunjukkan di mana saja Austin melakukan kontak dengan bola setelah Arsenal bermain bertahan dan menunggu.
Lewat pendekatan yang tepat (walaupun tidak selalu begitu sepanjang pertandingan) Arsenal berhasil menjauhkan Austin dari peluang yang cukup baik. Benar memang pada akhirnya Austin tetap memiliki peluang di dalam kotak penalti karena Arsenal harus bermain dengan sepuluh orang sejak menit ke-52. Benar memang Austin mencetak golnya dari titik putih. Namun tidak ada salahnya jika hal tersebut dipandang sebagai keberhasilan Austin mengubah sekecil apapun petaka lawan menjadi gol.
Tak peduli sebaik apa lawan menjauhkan dirinya dari peluang, Austin akan menemukan peluang tersebut dan mengubahnya menjadi gol. Di Emirates Stadium semalam, Austin membuktikannya.
Komentar