Sepakbola adalah tentang kesenangan. Begitu mungkin pikir âpenemuâ bubble football. Tanpa menghilangkan unsur âkerasâ dari sepakbola, bubble football adalah cara lain untuk menemukan kesenangan yang terkubur di sepakbola pada masa kini.
Sepakbola bukan olahraga yang memperbolehkan adu fisik yang berlebihan. Body charge masih diperbolehkan asal sang pemain dalam kondisi menjaga bola dan tidak dengan aktif berupaya âmenghajarâ lawan. Lain halnya dengan American Football yang menahan lawan adalah bagian dari pertandingan. Bahkan, menarik kostum lawan dan menjatuhkan mereka pun diperbolehkan.
Banyak yang bilang, sepakbola pada masa kini hanya menjadi olahraga yang lebih lunak. Banyak âtukang selamâ yang mendalami olahraga ini. Akibatnya, hanya dengan sedikit sentuhan, âsi tukang selamâ jatuh terpental tak karuan. Sulit membayangkan misalnya, bagaimana dulu ketika kartu kuning dan kartu merah belum jadi bagian dari aturan. Bagaimana sepakbola menyajikan sebuah pertarungan olahraga yang mengandalkan fisik dan kekuatan.
Hajar orangnya! (Sumber gambar: buzzfeed)
Ya, bubble football ingin mengulangi itu semua. Yang membedakan dengan sepakbola biasa adalah bubble football menggunakan balon yang melingkupi bagian kepala hingga pinggang pemain. Aturan yang berbeda pastilah longgarnya aturan soal pelanggaran dan tidak adanya handsball, karena tangan pemain ada di dalam balon.
Di Eropa, bubble football sudah mulai mendapat tempat di sejumlah pengelola lapangan futsal. Mereka biasanya menyediakan balon dan bisa disewa oleh pelanggan. Astropark misalnya. Arena futsal yang beroperasi di Dublin, Irlandia tersebut, menyediakan sarana untuk bubble football.
Paket bubble football dipatik 15 euro untuk satu orang dewasa dan 10 euro untuk anak-anak. Jika bertanding lima lawan lima, berati dibutuhkan 150 euro dalam sekali pertandingan untuk orang dewasa. Di situs resminya, Astropark menulis kalau bubble football cocok untuk ulang tahun anak-anak, acara kantor, hingga penggalangan dana.
Di Eropa, bubble football sudah mulai menjamur di Britania Raya, Jerman, dan negara asalnya, Norwegia. Berdasarkan data dari Eurosport, bubble football ditemukan oleh dua orang Norwegia, Henrik Elvestad dan Johan Golden. Bubble football pertama kali muncul di tv pada 2011.
Bubble football kurang tepat jika disebut sebagai olahraga prestasi karena mayoritas permainannya menitikberatkan pada hiburan. Bagaimana tidak, para pemain di lapangan akan menghabiskan banyak waktunya untuk berguling-guling karena tertabrak balon lawan. Namun, pertandingan masih akan tetap berjalan seru seperti video di bawah ini.
Oya, perlu dicatat Anda tak perlu takut terkena bola di wajah, karena balon-balon itu akan menyelamatkan wajah tampan Anda!
Sumber gambar: bubblefootballshop.co.uk
Komentar