Cara Mengetahui Kebohongan Media Terkait Rumor Transfer

Klasik

by Redaksi 46 33612

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Cara Mengetahui Kebohongan Media Terkait Rumor Transfer

Saat bursa transfer tiba, kita biasanya dihadapkan pada berbagai macam berita. Kita tahu ada berita yang jujur, ada pula yang dusta. Maka, sebagian dari kita lebih percaya pada pilihan media sesuai selera. Media yang gemar menghembuskan isu yang tidak nyata, pada akhirnya akan dipandang sebelah mata.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "rumor" berarti gunjingan yang dapat menyebar dari mulut ke mulut. Sementara itu, menurut kamus Cambridge, "rumour" berarti cerita menarik yang tidak resmi, atau potongan berita yang mungkin saja benar atau mengada-ada, yang tersebar dengan cepat dari satu orang ke orang lain.

Intinya adalah rumor adalah cerita yang belum bisa diverifikasi kebenarannya. Ia mungkin saja fakta sebenarnya, tapi belum ada yang memastikan kebenaran akan fakta tersebut.

Bursa transfer adalah waktu yang tepat di mana rumor berkembang dengan cepat. Pada akhirnya, ada yang benar-benar terjadi, ada yang hanya angan belaka. Namun, rumor ini bisa menimbulkan bahaya.

Pertama, perubahan nilai kontrak dan gaji pemain. Contoh fiktifnya Anthony Martial diberitakan diincar Real Madrid. Di saat yang sama, ia sedang melakukan negosiasi dengan Leicester City. Namun, Martial sebenarnya masih ingin membela klubnya, AS Monaco, tapi dengan kenaikan gaji dua kali lipat.

Dalam hal ini, Martial memiliki daya tawar yang lebih tinggi terhadap Leicester dan AS Monaco. Kepada Leicester, agennya bisa meminta bayaran lebih tinggi dari kontrak awal. Sementara kepada Monaco, ia bisa mengancam untuk pergi ke Madrid dengan gaji yang pasti lebih tinggi. Jika terperdaya, Monaco sulit untuk melepas Martial dengan harga tinggi, karena ia belum berpengalaman dan secara statistik pun ia tidak fenomenal (kecuali di game FIFA 14).

Bahaya yang kedua adalah tidak tercapainya angan-angan khalayak yang diterpa oleh rumor. Misalnya, penggemar Manchester United sudah menanti Matt Hummels sejak Juli tahun lalu. Namun, hingga kini sang pemain masih berbaju kuning-hitam milik Dortmund. Padahal, peran Hummels amat diperlukan untuk menambal lini pertahanan United.

Bukan cuma fans United yang kecewa, fans Juventus pun kecewa jika Hummels tidak jadi bermarkas di Old Traffold. Pasalnya, walaupun Juventus memiliki lini serang yang tajam, tapi kehadiran Hummels di lini pertahanan Dortmund akan menjadi ganjalan bagi Carlos Tevez dan kolega.

Jurnalis Paste Magazine, memberikan lima gelagat bagaimana media memberitakan tentang transfer. Tujuannya? Tentu saja agar Anda, pembaca yang budiman, dapat mengetahui mana transfer yang benar-benar akan terjadi, dan mana yang hanya isu belaka. Berikut kami sadurkan untuk Anda.

Periksa "tanda tanya" dalam judul berita

Berdasarkan "hukum Betterdige", headline yang menggunakan tanda tanya dapat dijawab dengan kata "tidak". Dari sini, Anda bisa mulai melakukan penyaringan terhadap berita-berita dusta. Judul "Cristiano Ronaldo di Ambang Bergabung dengan Liverpool?", jawabannya jelas: tidak. Kata "di ambang" digunakan sebagai ilusi untuk menggambarkan sesuatu yang mungkin akan segera terjadi. Jika Ronaldo memang benar akan bermain di Liverpool, judul berita tersebut akan seperti ini "Cristiano Ronaldo di Ambang Bergabung dengan Liverpool." Kalau ada tanda tanya di sana, tak perlu dibaca.

Apakah berita tersebut ada di Twitter?

Ya, saat ini twitter menjadi salah satu media untuk mencari tentang apa yang sebenarnya terjadi. Sebuah rumor akan menjadi jelas kebenarannya jika seseorang yang berpengaruh berkicau di twitter. Misalnya, wartawan yang memiliki reputasi yang dipercaya, yang mendengar informasi dari klub. Misalnya jurnalis The Times, Tony Barrett, yang terlebih dahulu berkicau soal hengkangnya Gerrard dari Liverpool.

>January 1, 2015

Tentu saja, kalau berita itu berasal dari BBCSporf, lebih baik Anda terus memindai di timeline.

Cek, apakah judulnya menyebut dengan jelas siapa pemain yang dimaksud.

Jika media hanya menyebutkan posisi, atau asal negara, berarti pemain yang direkrut tidaklah terlalu spesial dan mengejutkan. Misalnya, "Arsenal Close to Deal for Winger". Kita pasti berpikir, pemain sayap yang mana? Namun, tentu saja pemain sayap itu bukanlah Gareth Bale ataupun Cristiano Ronaldo, karena jika itu benar, media pasti akan heboh dan menggunakan kedua nama tersebut. Judul seperti ini biasanya mengejutkan, karena bisa saja Arsenal yang tengah dalam keadaan menjual pemain.

Apakah judul berita sesuai dengan kutipan?

Anda harus memeriksa akan hal ini, karena bisanya jawabannya adalah "tidak". Misalnya, judul "Cristiano Ronaldo Merenungkan untuk Bermain di Amerika pada 2018?". Ada dua kesalahan di sana, pertama penggunaan "tanda tanya", dan kedua, judul tersebut sebenarnya berasal dari kutipan yang bukan bermaksud sebenarnya.

Skenario klasiknya adalah Ronaldo, atau agennya, ditanya kemungkinan dirinya bermain di suatu klub, dalam hal ini klub MLS. Ronaldo dan agennya mungkin saja tidak berani untuk mengatakan "tidak" karena hal itu dianggap tak sopan. Mereka pun mengeluarkan jawaban "basa basi". Pertanyaan seperti "Ronaldo, mungkinkah suatu saat nanti Anda bermain di MLS?" jawaban yang keluar pun mungkin, "ya, kenapa tidak?". Sialnya, media akan menggunakan kutipan persetujuan tersebut sebagai judul yang menghebohkan.

MLS Ronaldo

Dalam contoh di atas, yang memberi pernyataan adalah sang super agen, Jorge Mendes. Pertanyaan "akan kemana Ronaldo setelah kontraknya berakhir pada 2018", dijawab dengan, "Mungkin dia akan pergi ke Amerika Serikat. Hanya Tuhan yang tahu."

Apakah berita tersebut menggunakan kata "dilaporkan"?

Sejumlah situs sepakbola menarik banyak pengunjung dengan mengulangi rumor transfer yang mereka, jurnalisnya, lihat di tempat lain. Namun, mereka tidak menuliskan sumber asli dari berita tersebut. Mereka hanya menuliskan "Dilaporkan bahwa...". Hal paling penting untuk diingat bahwa kata "dilaporkan" dalam kalimat tersebut berarti "Dibaca di suatu tempat dari internet".

Bagaimana, Anda sudah pernah merasa tertipu dengan rumor transfer sejenis.

Disadur dari: pastemagazine.com

Sumber gambar: soccersouls.com

Komentar