10 Penyerang Asing yang Layak Dijajaki Kesebelasan Indonesia

Editorial

by Ardy Nurhadi Shufi 44440

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

10 Penyerang Asing yang Layak Dijajaki Kesebelasan Indonesia

Kesebelasan di Indonesia bisa dibilang tak mengenal sistem transfer ketika mencari pemain baru. Menjelang musim baru bergulir, kesebelasan-kesebelasan tanah air hanya mengincar pemain-pemain yang masa kontrak dengan klub sebelumnya telah habis, khususnya ketika mencari pemain asing.

Ya, pemain asing di Indonesia biasanya didapatkan dengan cuma-cuma karena masa kontrak dengan klubnya telah habis. Belum lama ini, Persib Bandung tak jadi merekrut penyerang asal Brasil yang bermain di klub Thailand, Aron da Silva, karena pihak manajemen klubnya meminta sejumlah nilai transfer agar Aron bisa bergabung dengan Persib.

Maka tak heran, banyak kesebelasan Indonesia yang kesulitan mencari pemain asing, terlebih setelah pemain dari negara-negara seperti Kamerun, Liberia, dan Nigera, yang biasanya menjadi negara penghasil legiun asing di liga Indonesia, tak boleh direkrut oleh klub ISL karena berstatus negara Clearing House (CH).

Pada artikel ini, terdapat 10 pemain asing yang rasanya layak dipertimbangkan untuk ‘diintip’ kemampuannya oleh kesebelasan Indonesia yang sedang membutuhkan penyerang asing. Ke-10 pemain ini berasal dari Liga Malaysia dan Singapura yang rasanya kualitas liganya tak jauh berbeda. Siapa sajakah mereka?

Goran Ljubojevic, Kroasia

Telah banyak pemain asal Benua Eropa yang merumput di Indonesia saat ini. Jika melihat apa yang ditunjukkan Ilija Spasojevic yang cukup produktif selama berkarir di Indonesia, Goran Ljubojevic pun layak mendapat perhatian.

Rekam jejak penyerang berusia 31 tahun ini cukup bisa diperhitungkan. Musim lalu, penyerang bertinggi 190cm ini mencetak 20 gol dari 27 penampilannya bersama kesebelasan Singapore League, Balestier Khalsa. Pemain yang akrab disapa ‘Ljubo’ ini pun pernah merumput bersama beberapa klub Eropa yang cukup terkenal seperti Dinamo Zagreb, RC Genk, dan AIK.

Ljubojevic pun pernah menjadi anggota pemain timnas Kroasia usia mudia dari usia 15 hingga 21. Bermain sebanyak 50 pertandingan pada periode 1998 hingga 2005 cukup menunjukkan bahwa Ljubo sempat memiliki talenta menjanjikan.

Karlo Primorac, Kroasia

Beberapa media mengatakan jika Koh Traore, penyerang asal Burkina Faso yang sedang diincar Persib Bandung, merupakan mantan top skor Liga Malaysia. Namun nyatanya, Koh Traore hanya berada di peringkat tiga pencetak gol terbanyak Malaysia Premier League dengan 18 gol. Torehan gol Traore kalah oleh Karlo Primorac dari Sime Darby FC yang mencetak 24 gol.

Penyerang asal Kroasia ini memang menjalani musim yang mengesankan pada tahun 2013 tersebut. Pemain berusia 31 tahun ini mencetak 28 gol dari 31 penampilan. Musim lalu, ia bergabung dengan PKNS FC dan mencetak dua gol dari enam penampilannya.

Nicolas Velez, Argentina

Masih berusia 24 tahun, Nicolas Velez telah membela Warriors FC (Singapura) sejak tahun lalu. Dan pada musim perdananya di Singapura, mantan pemain Atletico Huracan ini mencetak 21 gol dari 26 penampilannya.

Hal tersebut cukup mengejutkan mengingat Velez sebenarnya belum memiliki banyak jam terbang. Sebelum bermain di Singapura, ia hanya berlaga sebanyak delapan kali tanpa mencetak satu gol pun bersama Atletico Sanluqueno, klub divisi empat liga Spanyol. Meskipun begitu, ia dinobatkan menjadi pemain muda terbaik S-League musim lalu.

Jorge Pereyra Diaz, Argentina

Jorge Pereyra Diaz musim lalu bermain untuk klub Malaysia, Johor Darul Takzim FC. Bergabung pada pertengahan musim, Diaz mencetak delapan gol dari delapan pertandingannya kala berkarir di Malaysia. Sebelumnya, ia bermain reguler bersama Lanus, klub yang berlaga di kompetisi teratas Argentina.

Masih berusia 24 tahun, Diaz bergabung pada Mei 2014 lalu dan menandatangani kontrak selama satu tahun. Ini artinya, kontraknya tersisa tinggal empat bulan lagi. Tentu saja hal ini bisa menjadi pertimbangan.

Matias Conti, Argentina

Satu lagi penyerang Argentina yang layak dijajaki, Matias Conti yang kini membela Pahang FA. Meski sebelum berkarir di Malaysia kurang produktif, kini penyerang berusia 24 tahun ini telah mencetak 31 gol dari 54 pertandingannya bersama peringkat tiga Malaysia Super League musim lalu ini.

Selama bersama Pahang FA, ia telah mempersembahkan empat  gelar:, dua Piala Malaysia, satu community shield dan satu Piala FA Malaysia. Conti yang sudah dua musim di Malaysia dan masih muda ini, bisa saja tertarik untuk berkarir di Indonesia.

Leonel Felice, Argentina

Sepakbola Asia bukan hal asing bagi Leonel Felice. Sebelum membela klub Singapura, Geylang International, penyerang berusia 31 tahun ini telah bermain di Vietnam pada periode 2012 hingga 2013.

Bagaimana dengan torehan golnya? Pada musim pertamanya di Vietnam bersama Hanoi T&T FC, Felice mencetak 15 gol dari 35 penampilannya. Hijrah ke Thanh Quang Ninh FC, produktivitasnya meningkat menjadi 22 gol dari 33 penampilan. Sedangkan ketika membela Geylang, 16 gol diciptakannya dari 30 penampilan.

Edward Junior Wilson, Liberia

Nama yang tak asing di telinga para pecinta sepakbola Indonesia karena penyerang berusia 30 tahun ini sebelumnya pernah membela Semen Padang pada periode 2008 hingga 2014. Dan bersama tim berjuluk ‘Kabau Sirah’ ini, Edward telah mencetak 78 gol dari 102 penampilan.

Musim lalu, ia berhasil membawa Felda United untuk promosi ke Malaysia Super League setelah menjadi runner-up di Malaysia Premier League. Di divisi dua tersebut, Edward menjadi top skorer dengan mencetak 19 gol dari 14 penampilan.

Dengan pengalamannya yang pernah bermain di Indonesia, Edward bisa menjadi salah satu perekrutan terbaik. Namun karena ia berasal dari Liberia, negara berstatus CH, bisa saja ia akan cukup kesulitan untuk mendapatkan izin bermain di Indonesia.

Dickson Nwakaeme, Nigeria

Dickson Nwakaeme dijuluki ‘Iron Man’ oleh publik Malaysia karena memiliki badan yang kokoh dan sangat sulit dijatuhkan. Pemain asing milik Pahang FA ini mencetak 15 gol dari 39 penampilannya pada musim lalu.

Musim lalu adalah musim keduanya bermain di Malaysia. Sebelumnya, pemain berusia 28 tahun ini membela Kelantan FA dengan menorehkan 13 gol dari 25 penampilan. Namun dengan Nigeria yang termasuk negara CH, Dickson pun rasanya bisa kesulitan untuk mendapat izin bermain di Indonesia.

Ali Ashfaq, Maladewa

Satu-satunya pemain asing Asia pada daftar ini. Ali Afshaq adalah ujung tombak timnas Maladewa hingga saat ini. Total ia telah mencetak 49 gol dari 56 kali penyerang berusia 29 tahun ini berbaju timnas.

Sejak 2008, torehannya sangat fantastis. Dalam 40 penampilannya bersama VB Sports Club (Maladewa), 57 gol diciptakannya. Kala bermain untuk New Radiant, klub Maladewa lainnya, 52 gol dicetaknya dari 36 penampilan.

Jika meragukan kualitas Liga Maladewa, Ali Ashfaq pun membuktikan ketajamannya saat hijrah ke PDRM FA, Malaysia, pada musim lalu. Ali berhasil menyumbang 22 gol dari 24 penampilannya. Torehan golnya di liga, 18 gol, hanya terpaut satu gol dari pencetak gol terbanyak Malaysia Premier League, Edward Junior Wilson. Maka kemampuan Ali pun boleh jadi memang di atas rata-rata pemain Maladewa dan bisa menjadi bomber andalan kesebelasan Indonesia.

Patrick Wleh, Liberia

Penyerang terakhir dalam daftar ini adalah Patrick Wleh yang bermain untuk klub Malaysia Super League, PKNS FC. Pemain yang dijuluki ‘Ronaldinho’ karena kemiripan wajahnya ini merupakan penyerang tersubur di Liga Malaysia dalam beberapa tahun terakhir.

Bermain untuk Sime Darby, pemain berusia 24 tahun ini mencetak 19 gol dari 20 penampilannya. Kegemilangannya berlanjut hingga musim berikutnya, musim pertamanya bersama PKNS. Wleh mencetak 21 gol dari 31 penampilan di Malaysia Super League. Pada musim lalu, ia mencetak 11 gol dari 15 penampilan.

Jika tak terbentur masalah ijin bermain di Indonesia, Wleh tampaknya cukup memungkinkan didatangkan kesebelasan Indonesia. Pasalnya, ia tak mendapatkan banyak kesempatan bermain setelah hadirnya Karlo Primorac. Ditambah lagi PKNS terdegradasi ke Premier League pada musim depan.

***


Yang menjadi catatan, para pemain ini tampaknya bisa didatangkan jika kesebelasan di Indonesia tersebut berani melakukan proses transfer. Bahkan tak menutup memungkinkan akan mengeluarkan nilai transfer yang cukup mahal karena pemain ini berkualitas, setidaknya berprestasi. Namun biasanya, harga seringkali berbanding lurus dengan kualitas (walaupun perlu ada tahap selanjutnya seperti seleksi).

Tapi perlu diketahui, beberapa kesebelasan peserta ISL musim depan masih belum memiliki penyerang asing. Selain Persib, tim lain seperti Persebaya, Gresik United, dan Bali United pun belum memiliki ujung tombak impor. Bahkan kabarnya, Pusamania Borneo FC hendak mencoret Diego Gama jika tak segera memberikan kontribusi.

Memang tampaknya cukup mustahil kesebelasan di Indonesia akan berani melakukan transfer untuk mendapatkan pemain-pemain di atas. Namun, bukankah dalam sepakbola tak ada yang mustahil? Siapa tahu jika ada yang men-cc-kan tulisan ini pada kesebelasan kebanggaannya mereka akan mempertimbangkan para pemain di atas untuk direkrut.

Jika tidak ada yang berhasil, ya anggap saja tulisan ini hanya untuk menunjukkan bahwa ‘tetangga sebelah’ memiliki penyerang asing yang berkualitas. Di mana ini pun bisa dapat diartikan bahwa manajemen klub Malaysia lebih pandai dalam mendapatkan penyerang asing dibanding manajemen klub Indonesia.

Satu hal lagi, kualitas pemain asing pun bisa meningkatkan persaingan dengan para pemain lokal. Ini tentunya bisa berpengaruh pula pada kualitas para pemain Indonesia itu sendiri. Bisa juga penampilan ciamik timnas Malaysia yang berhasil menembus partai final Piala AFF 2014 pun karena adanya peningkatan kualitas para pemain asingnya.

foto: liberiansoccer.com

Komentar