Saat Chelsea bertamu ke kandang Swansea City (17/1), dua pemain menjadi sorotan sebelum pertandingan dimulai. Petr ?ech kembali mendapatkan tempat utama, dan Bafétimbi Gomis menghadapi ujian pertama. Keduanya mengakhiri pertandingan dengan hasil yang berbeda.
Di Liberty Stadium, ?ech kembali memulai pertandingan sejak menit pertama. Musim ini, di ajang Premier League saja, itu adalah kali ketiga untuk ?ech. Bagaimanapun, penampilan di Swansea adalah sesuatu yang berbeda karena untuk kali pertama musim ini, ?ech menjadi starter di dua pertandingan Premier League secara beruntun.
Penampilan pertamanya sebagai starter ia dapatkan pada pekan ke-16, saat Chelsea menjamu Hull City (13/12/2014). Empat pertandingan setelahnya, barulah ?ech kembali mendapatkan kesempatan yang sama.
Secara kebetulan, kesempatan itu ?ech dapatkan setelah Thibaut Courtois, penjaga gawang utama Chelsea musim ini, kebobolan lima kali saat kalah 3-5 di White Hart Lane, kandang Tottenham Hotspur. Secara kebetulan pula, dua pertandingan terakhir ?ech sebagai starter terjadi di bulan Januari. Dua hal tersebut menimbulkan dua spekulasi.
Spekulasi pertama, José Mourinho memberi hukuman kepada Courtois karena dianggap bertanggung jawab saat Chelsea dipermalukan Tottenham. Spekulasi kedua, Mou ingin membuat ?ech merasa masih diinginkan agar yang bersangkutan tidak pergi di bursa transfer kali ini.
Terlepas dari semua spekulasi, ?ech mampu membuktikan diri. Empat kali ia dipercaya tampil di ajang Premier League (yang pertama sebagai pemain pengganti saat melawan Arsenal), empat kali pula ia mengakhiri pertandingan tanpa kebobolan.
Khusus di pertandingan melawan Swansea, ?ech sedikit banyak terbantu oleh buruknya serangan lawan. Tidak ada tembakan yang mengarah tepat ke gawangnya. Namun pekerjaan ?ech kan bukan itu saja. Menjadi orang pertama yang berhasil menjangkau umpan silang lawan juga merupakan tugas penting yang harus dijalankan dengan baik oleh penjaga gawang manapun. Pembuktian diri ?ech berjalan lancar. Gomis, sementara itu, memiliki cerita yang berbeda.
Pertandingan melawan Chelsea adalah pertandingan pertama Gomis sejak Wilfried Bony resmi meninggalkan Swansea. Tugas berat menanti Gomis. Selain karena sosok yang harus ia gantikan adalah salah satu penyerang terbaik Premier League dalam satu setengah musim terakhir, lawan yang ia hadapi adalah Chelsea. Mencetak gol ke gawang Chelsea bukanlah pekerjaan mudah. Mereka memiliki penjaga gawang berkelas dan tidak ragu menumpuk banyak pemain di area pertahanan.
Namun saat melawan Swansea, Chelsea tidak bertahan di kedalaman; tidak menumpuk banyak pemain di dalam dan di depan kotak penalti. Chelsea menekan jauh ke depan, sedekat mungkin dengan gawang Swansea. Cara ini membuat pertahanan Chelsea nampak tidak rapat. Sekilas terlihat banyak celah yang bisa dimanfaatkan oleh Gomis. Namun ternyata Gomis tak mampu berbuat banyak.
Sepanjang pertandingan, hanya sekali Gomis menyentuh bola di dalam kotak penalti. Itupun di kotak penaltinya sendiri, saat melakukan sapuan bersih (clearance). Di dalam kotak penalti Chelsea, tak sekalipun Gomis bersentuhan dengan bola. Kedua peluang yang ia miliki di pertandingan ini tidak Gomis dapatkan di dalam kotak penalti.
Satu dari dua tembakan yang ia lepaskan di pertandingan ini, sebuah tendangan yang melenceng di sebelah kiri gawang Petr ?ech, adalah tendangan jarak jauh di dekat garis imajiner yang memisahkan area pertahanan Chelsea dengan lini tengah. Satu lainnya ia lepaskan dari luar kotak penalti dan membentur pemain Chelsea.
Selebihnya, kebanyakan kontak dengan bola Gomis dilakukan di lini tengah. Empat kali para pemain Chelsea melanggar Gomis, dan semuanya terjadi di lini tengah. Semua duel udara yang melibatkan Gomis juga terjadi di lini tengah.
Dari Liberty Stadium, ?ech dan Gomis pulang membawa cerita yang berbeda.
Komentar