Masih belum juga mendapatkan penyerang asing yang sesuai harapannya, Persib Bandung kembali kedatangan tiga pemain seleksi pada Rabu, 4 Februari 2015. Ternyata kali ini, salah satu dari tiga pemain seleksi tersebut cukup menyita perhatian pelatih Persib, Djajang Nurjaman. Ia adalah penyerang asal Korea Selatan bernama Kim Shin-Young.
âUntuk latihan awal sore ini, saya lihat dia (Kim) punya skill dan sudah sesuai kriteria. Mirit-mirit heula (mengintip terlebih dahulu) di pertandingan uji coba besok,â ujar coach Janur mengutip dari situs Simamaung.
Berdasarkan pernyataan ini, terdapat satu hal yang perlu dicermati lebih mendalam. Yakni, kriteria penyerang seperti apakah yang dimaksud Janur? Hal ini tentunya perlu dijawab karena banyak penyerang asing yang melamar ke Persib namun belum ada yang direkrut hingga saat ini.
Untuk menjawab pertanyaan ini, kami pun langsung menyaksikan secara langsung laga uji coba Persib melawan Cilegon United (CU) kemarin. Pada laga ini, tampaknya terlihat jelas bahwa Janur cukup penasaran pada penyerang Korsel berusia 31 tahun tersebut. Hal ini terlihat dari Kim yang diturunkan lebih lama dibanding penyerang seleksi lain, Robson da Silva dan Carlos Sciucatti.
Kim bermain selama 45 menit, dua penyerang seleksi lainnya hanya bermain sekitar 10 menit. Mantan penyerang kesebelasan divisi teratas Korea, Busan IPark, ini masuk pada babak kedua menggantikan Yandi Sofyan, yang turut berkontribusi pada babak pertama yang berkesudahan dengan skor 4-0 untuk Persib. Pertandingan ini sendiri berakhir dengan skor 5-1.
Kim memang memperlihatkan kualitasnya di atas lapangan. Ia bisa menjadi pemain yang menahan dan melindungi bola, cukup liat bagi pemain bertahan lawan. Ketika bola di kakinya, pemain lawan sangat kesulitan untuk merebutnya. Bahkan beberapa kali ia mampu melewati hadangan bek CU dengan kemampuan dribbling yang dimilikinya.
Secara perawakan, Kim memang memiliki postur ideal. Tingginya sendiri mencapai 186cm. Namun meski jangkung, Kim cukup memiliki kecepatan baik dengan ataupun tanpa bola. Kecepatannya ini membuat ia bisa menemukan dan memanfaatkan ruang kosong di lini pertahanan lawan.
Dari sini, kami bisa menyimpulkan bahwa Janur sebenarnya mencari penyerang yang bisa diandalkan menjadi targetman. Penyerang yang diidamkan Janur, melihat dari gaya bermain Kim, diharuskan bisa menguasai bola ketika membelakangi gawang, lalu bisa menjadi tembok dan pemantul untuk para pemain sayap seperti Atep Rizal, M. Ridwan, dan Tantan.
Pada satu kesempatan, Kim mendapatkan sebuah peluang dari tengah kotak penalti. Mendapatkan umpan mendatar dari Konate, Kim yang membelakangai gawang mengontrolnya dengan baik sambil menahan pemain belakang yang hendak merebut bolanya. Namun dengan sekejap, ia menggulirkan bola ke sebelah kanan dan melepaskan tembakan tanpa melihat gawang.
Memang tendangan tersebut gagal menjadi gol. Namun upaya yang ditunjukkannya ini tak terlihat dalam diri pemain-pemain asing yang pernah di seleksi Persib pada musim ini.
Maycon Calijuri yang paling lama diseleksi misalnya. Penyerang asal Brasil ini bisa mengontrol dan melindungi bola dengan baik, namun tak pernah langsung melepaskan tembakan ketika membelakangi gawang.
Pada laga melawan Arema Cronus, pantulan bola yang diberikan Maycon kala membelakangi gawang pada rekannya pun seringkali tanggung. Alhasil serangan Persib lebih sering bermula dari kedua sayap.
Baca juga artikel lain terkait Persib di bawah ini:Lima Hal yang Masih Dibutuhkan Persib Bandung
Membaca Kekuatan Lawan Persib di Kualifikasi ACL, Hanoi T&T
Penyerang yang Layak Diburu Persib
Komposisi Lini Tengah Menjadi Kekuatan Persib Musim Depan
Kasus Aron dan Pelajaran untuk Persib Dalam Rekrutmen Pemain Asing
Kim sendiri pada laga melawan CU bisa memberikan umpan dengan baik bagi rekan-rekannya. Gol yang diciptakan Robson da Silva pada penghujung pertandingan pun tercipta berkat aksi pemain yang juga pernah merumput di liga Jepang bersama Cerezo Osaka, Ehime FC, Sagan Tosu dan Ventforet Kofu ini.
Kim menerima umpan dari tengah lapangan, lalu melewati hadangan seorang pemain belakang lawan. Dengan kecepatan yang dimilikinya, ia menggiring bola ke sisi kanan kotak penalti. Melihat Robson posisinya lebih bebas, Kim memberikan umpan tarik mendatar yang mendarat tepat di kaki Robson di sisi sebelah kari. Dengan mudah Robson menaklukkan kiper CU dalam situasi satu lawan satu.
Satu kelebihan lain yang dimiliki Kim adalah ia cukup percaya diri melakukan komando di lini depan. Ia menginstruksikan para pemain tengah dan sayap untuk melakukan pressing ketika pemain belakang CU tengah membangun serangan mereka dari belakang. Dengan instruksi Kim, beberapa kali Persib mampu mencuri bola dari lini depan dan menghadirkan peluang
Permainan yang ditunjukkan Kim mengingatkan kami pada sosok Christian Gonzales dan Sergio Van Dijk. Dua penyerang yang juga mantan ujung tombak Persib ini sangat handal dalam menjadi tembok dan bola yang dialirkannya pun menjadikan skema serangan lebih efektif. Hanya saja Kim lebih memiliki kecepatan dibandingkan kedua penyerang timnas Indonesia ini.
Kecepatan inilah yang sepertinya sangat diharapkan coach Janur. Setelah menjadi pemantul di pintu sepertiga akhir, Janur ingin penyerang yang dimilikinya bisa cepat-cepat berada di dalam kotak penalti untuk menyambut umpan silang yang dilepaskan para pemain sayap atau pun bek sayap.
Kim pun menunjukkannya pada laga melawan CU. Setelah membagi bola, ia dengan cepat berada di area kotak penalti. Namun umpan silang Atep terlalu tinggi sehingga bola tak sanggup digapai Kim. Tapi menurut pandangan kami, lompatan yang dilakukan Kim terbilang cukup tinggi.
Meskipun begitu, penyelesaian akhir Kim masih perlu dipantau lebih jauh. Selama 45 menit bermain, ia menciptakan tiga tembakan, hanya satu yang mengarah ke gawang CU. Satu tembakan off target lain tercipta saat Kim coba mengeksekusi tendangan bebas. Kim pun gagal mencetak gol pada laga ini.
Lalu, bagaimana dengan kualitas yang dimiliki Robson dan Sciucatti? Janur mengatakan bahwa kedua pemain ini pun masuk dalam kriterianya setelah tampil baik. Namun kami belum bisa memberikan pandangan lebih jauh mengenai keduanya. Pasalnya, kedua pemain ini, yang masuk ke lapangan berbarengan, hanya bermain sekitar 10 menit.
Belum lagi kedua pemain ini ditempatkan bukan pada posisi penyerang tengah. Robson bermain sebagai sayap kiri, menggantikan Atep. Sedangkan Sciucatti ditempatkan sebagai gelandang serang menggantikan Makan Konate. Penyerang tengah kala itu masih ditempati oleh Kim.
Jika Robson berhasil menyumbang satu gol bagi Persib, Sciucatti bernasib serupa dengan Kim: gagal mencetak gol pada laga ini. Namun mantan penyerang PSLS Lhokseumawe dan Persijap Jepara ini nyaris menciptakan gol saat satu-satunya tendangan yang berhasil ia lepaskan hanya membentur tiang gawang.
Coba simak video aksi-aksi Kim yang kami tampilkan di bagian bawah. Abaikan sentuhan akhirnya yang menjadi gol. Tapi perhatikan bagaimana dia bergerak di detik-detik sebelum menerima asist. Dalam video yang menampilkan puncak karir Kim (saat berusia emas), kita bisa melihat kejelianya dalam bergerak, mencari ruang kosong, dan membongkar pertahanan lawan dengan gerakan-gerakan tanpa bola.
Yang jelas, dari ketiganya, saat ini Kim lebih menonjol dibanding Robson dan Sciucatti. Permainan Kim pun jauh lebih baik dengan permainan dari para penyerang asing seleksi Persib sebelumnya, Maycon, Nicolas Vigneri, dan Koh Traore. Dengan melihat performa semua pemain yang diseleksi, bisa dibilang Kim yang paling komplit, mungkin juga yang terbaik. Sekali lagi, paling komplit dari semua yang diseleksi.
Sebenarnya wajar jika kami menyebutkan Kim merupakan penyerang terbaik yang pernah diseleksi. Selain lama berkarir di liga Jepang, baik di J-League maupun J League 2, Kim pun selalu membela kesebelasan yang berlaga di divisi teratas Korea Selatan, K-League Classic. Chunnam Dragons dan Jeonbuk Hyundai Motors adalah kesebelasan Korea Selatan lain yang pernah dibela Kim.
Musim lalu, ia bermain untuk Busan Ipark. Memang, ia tak mendapatkan kesempatan bermain yang banyak, hanya tujuh kali bermain dan tak mencetak satu gol pun. Namun ini dikarenakan Kim kalah saing dengan penyerang asing.
Pertandingan trakhir yang dijalaninya terjadi pada 30 Agustus 2014 melawan Incheon United. Setidaknya, kebugaran Kim masih tetap terjaga. Jangan lupakan juga dengan kualitas Liga Korea yang bisa disebut sebagai salah satu liga terbaik di Asia.
Tapi hingga saat ini, belum ada berita yang menyebutkan bahwa Persib telah menjatuhkan pilihannya pada Kim.
foto:Â persib.co.id/Jatnika Sadili
Komentar