Tulisan ini dimaksudkan sebagai pengingat, karena ini termasuk informasi sejarah tentang bencana sepakbola. Pada tanggal 8 Februari 1981, di Stadion Karaiskakis di Pireaus, Yunani, setelah berakhirnya pertandingan antara Olympiakos dan AEK Athens, Sebanyak 21 orang tewas. Sebanyak 20 diantaranya adalah pendukung Olympiakos dan satu lainnya merupakan pendukung AEK.
Mereka kehilangan nyawa saat bergegas keluar dari stadion untuk merayakan kemenangan Olympiakos atas AEK Athens dengan skor 6-0. Tragedi itu terjadi di pintu 7 stadion, pintu tempat pendukung Olympiakos terkonsentrasi.
Masih banyak perdebatan mengenai asal-muasal penyebab tragedi tersebut. Namun menurut laporan polisi, penyebab utama insiden tersebut, adalah karena pintu tidak terbuka sepenuhnya.
Pendukung Olympiakos yang sedang bergembira berusaha turun dan keluar untuk merayakan kemenangan itu bersama para pemain, namun beberapa pendukung tersandung dan terjatuh hingga ujung tangga keluar. Dan fatalnya sampai menyebabkan pintu di pintu 7 terkunci dan menyebabkan banyaknya orang yang terkurung. Menurut keterangan saksi yang berbeda, pintu tidak terkunci namun hanya retak dan mengangga.
Akibat terlalu lamanya para pendukung terkurung, puluhan orang pun akhirnya terjatuh karena kesulitan mendapatkan udara sehingga untuk sebagian besar dari mereka sangat sulit untuk dapat berdiri atau bahkan mempertahankan diri dan harus terinjak-injak oleh gelombang pendukung yang terus berdatangan untuk keluar, tanpa ada kecurigaan.
Sayang, pintu 7 terkunci dan fans tidak mengetahui hal itu. Mereka terus berusaha keluar dan akhirnya menjepit fans yang berada di bagian depan. Sebagian besar korban tewas mengalami kesulitan bernafas.
Untuk mengenang tragedi ini, di tribun yang menjadi bagian jalur keluar-masuki pintu 7, beberapa kursi dicat hitam (kursi stadion yang lain bercat merah) dan cat hitam tersebut membentuk angka 7. Selain kursi-kursi hitam di tribun penonton, juga terdapat sebuah monumen peringatan di sisi timur stadion. Pada monumen tersebut tertulis nama-nama 21 pendukung yang meninggal dunia pada hari naas tersebut.
Dalam acara mengenang tragedi Stadion Karaiskakis, setiap tahun di tanggal 8 Februari, ada upacara peringatan di stadion untuk menghormati para pendukung yang tewas dalam insiden itu. Upacara untuk mengenang korban ini dihadiri oleh ribuan penggemar setiap tahun, yang secara ritmis meneriakan kalimat "Brothers, you live, you are the ones who guide usâ
Meskipun insiden ini lebih banyak melibatkan pendukung Olympiakos, tapi hampir semua penudukung kesebelasan lain terkadang memberikan penghormatan kepada korban yang tewas. Sebab mereka menganggap kejadian tersebut bukan sebuah tragedi salah satu kesebelasan, tapi menjadi tragedi seluruh negeri. Beberapa tahun yang lalu, bahkan tim di luar Yunani seperti Liverpool FC dan Red Star Belgrade ikut memberi penghormatan kepada korban insiden Stadion Karaiskakis.
Olympiakos dan AEK Athens, serta Panathinaikos, memang mempunyai basis pendukung terbesar di Yunani. Ketiga kesebelasan itu menjadi basis pendukung terbesar di kisah pesepakbolaan Yunani. Olympiakos dan AEK merupakan kesebelasan yang berada di Athena bawah, sedangkan Panathinaikos di Athena atas.
Olympiakos punya kelompok Gate 7, AEK punya Original 21, dan Panathinaikos punya Gate 13. Jika para pendukung Olympiakos dan Panathinaikos asli Yunani makan para pendukung AEK adalah orang-orang Yunani yang nenek moyangnya berasal dari Turki. Oleh karena itu tak jarang AEK sering diejek sebagai orang Turki, bukan orang Yunani. Yunani dan Turki memang sejatinya tidaklah memilik hubungan yang harmonis semenjak pecahnya perang di tahun 1919-1922.
Konflik yang biasa disebut dengan Perang Asia Kecil ini dilatarbelakangi oleh konflik militer yang terjadi selama terbaginya kesultanan Utsmaniyah setelah Perang Dunia I antara Mei 1919 dan Oktober 1922. Perang ini tetrjadi antara Yunani dan Gerakan Nasional Turki yang nantinya akan mendirikan Republik Turki.
Setelah perang ini, Yunani memberikan semua teritori kepada Turki yang didapat selama perang, kembali ke perbatasan sebelum perang, dan terjadi pertukaran populasi antara Turki dan Yunani dibawah Perjanjian Lausanne. Sejarah perang inilah yang biasa dipakai Olympiakos dan Panathinaikos untuk mengolok-olok AEK. Meskipun sejatinya Olympiakos dan Panathinaikos juga tidak bersahabat.
Tapi ketiga kubu ini bisa berhenti bersitegang sejenak untuk mengenang tragedi sepakbola yang terjadi di Stadion Karaiskakis, atas nama kemanusian dan atas nama Yunani tanpa harus membuat perjanjian.
Komentar