Nanti malam waktu Indonesia bagian barat, Revierderby akan kembali tersaji. Jalannya pertandingan mudah diprediksi. Hasil akhir, bagaimanapun, tergantung kepada beberapa detil kecil yang mungkin tersaji.
FC Schalke 04 boleh saja berada jauh di atas BV Borussia Dortmund di tabel klasemen sementara Bundesliga. Namun siapapun mengerti bahwa hal-hal semacam itu tidak memiliki arti di Revierderby. Sama halnya dengan hasil pertemuan pertama kedua kesebelasan musim ini; saat Schalke memenangi pertandingan dengan skor tipis 2-1 di Veltins Arena, 27 September tahun lalu.
Satu gol balasan dari Pierre-Emerick Aubameyang tidak cukup untuk menjauhkan Schalke dari kemenangan. Dua gol yang dicetak Joël Matip dan Eric Maxim Choupo-Moting membawa Schalke melangkahi Dortmund di tabel klasemen sementara. Sebuah titik balik dalam persaingan kecil keduanya. Sejak saat itu kedua kesebelasan sama-sama mengalami naik turun posisi. Namun tak pernah Dortmund berada di atas Schalke.
Besar kemungkinan Schalke bermain bertahan di pertandingan nanti malam karena kali ini mereka bertindak sebagai kesebelasan tamu. Lagipula, sejak ditangani Roberto Di Matteo, Schalke memang selalu mengedepankan organisasi dan kualitas pertahanan. Serangan balik menjadi senjata andalan untuk mencetak gol ke gawang lawan; karena kualitas eksekusi dan pemanfaatan situasi bola mati mereka juga tidak terhitung istimewa.
Dortmund, di lain pihak, dipastikan akan keluar menyerang untuk mencari gol kemenangan yang mereka butuhkan demi mengangkat posisi mereka sedekat mungkin ke zona Eropa. Dalam tiga pertandingan terakhir Dortmund tampak sudah kembali menemukan kepercayaan diri yang hilang sepanjang Hinrunde (putaran pertama Bundesliga). Mereka siap kembali menunjukkan hal yang sama hari ini.
Dengan kata lain, pertandingan nanti malam kemungkinan besar akan berjalan sama dengan babak kedua di pertemuan pertama musim ini. Perbedaan hanya terletak pada susunan pemain Dortmund (saat itu Dortmund bermain âseadanyaâ karena banyak pemain andalan yang menderita cedera) dan Jens Keller yang tak lagi memberi instruksi kepada para pemainnya dari technical area Schalke.
Di pertemuan terakhir kedua kesebelasan, Schalke mendominasi babak pertama. Namun selepas turun minum, Dortmund berkuasa. Banyak bukti dapat dengan sederhana menjelaskan dan menggambarkan dominasi Dortmund di kandang Schalke. Sepanjang empat puluh lima menit kedua di pertandingan tersebut aktivitas permainan lebih banyak terjadi di area permainan Schalke. Masuk akal mengingat Schalke sudah mengantongi keunggulan dan hanya perlu mempertahankannya sembari sesekali menebar ancaman lewat serangan balik.
Baca juga:Â Di Matteo dan Ujian yang Belum Usai
Tak Diarahkan saat Menyerang, Dortmund Menang
Sebagai hasilnya, Dortmund berhasil melepaskan sebelas tembakan sementara Schalke hanya tiga. Selain karena lebih banyak menghabiskan waktu tanpa bola, Schalke juga memiliki jumlah tembakan yang tidak banyak karena mereka memiliki akurasi umpan yang lebih buruk (57%) ketimbang Dortmund (77%).
Tanpa kehadiran pemain-pemain andalan yang menderita cedera, Dortmund kesulitan mencetak gol walaupun terus menerus menggempur pertahanan Schalke. Saat ini kondisinya berbeda karena para pemain andalan sudah kembali bugar. Namun Dortmund juga harus ingat bahwa Schalke yang mereka hadapi kini juga berbeda. Tidak seperti Keller, Di Matteo lebih menguasai seni bertahan. Dan para pemain Schalke belakangan sudah dapat menerjemahkan perintah pelatih kepala mereka dengan lebih baik.
Organisasi pertahanan Dortmund, sementara itu, terhitung buruk. Dalam dua pertandingan terakhir hal tersebut nyata terlihat bahkan bagi siapapun yang tidak menyaksikan pertandingan. Jika para pemain Schalke mampu memaksimalkan setiap serangan balik yang mereka miliki, menang di kandang Dortmund bukan impian.
Komentar