Performa pemain andalan Barcelona, Lionel Messi sedang mendapatkan sorotan. Meski telah berhasil mencetak 27 gol di La Liga dan 8 gol di Liga Champions, terdapat satu catatan buruk dari pemain asal Argentina ini.
Catatan buruk ini hadir dari eksekusi penalti yang dilakukan. Messi memang menjadi andalan Barcelona sebagai eksekutor penalti, namun ternyata, catatan beberapa penalti terakhir Messi menunjukan bahwa Luis Enrique harus melakukan Evaluasi. Pasalnya, dari 10 eksekusi penalti terakhir yang dilakukan Messi, 5 diantaranya gagal.
Angka ini tentu bukan angka yang bagus untuk pemain sekelas Messi. Bagaimana bisa seorang pemain yang katanya terbaik sepanjang masa hanya memiliki persentase keberhasilan 10 penalti terakhir 50%. Padahal seharusnya, sebuah tendangan penalti memiliki kemungkinan untuk berbuah menjadi gol hingga lebih dari 90%.
Hal ini bahkan membuat hasil laporan salah satu media asal Spanyol, AS, tidak memasukkan Messi dalam 10 penendang penalti terbaik saat ini. Padahal Messi selalu dipercaya oleh Barcelona dan tim nasional Argentina untuk mengeksekusi setiap tendangan penalti.
Ben Lyttleton, seorang penulis buku yang berjudul âtwelve yards, the art and psychology of the perfect penaltyâ mengatakan terdapat satu hal yang berubah dari tendangan penalti Messi yang menyebabkan buruknya catatan 10 tendangan terakhirnya.
Ben menjelaskan, terdapat dua jenis cara seorang pemain sepakbola profesional untuk mengeksekusi penalti. Yang pertama disebut goalkeeper dependent dan yang kedua goalkeeper independent.
Sebelumnya, Messi menggunakan cara yang pertama, goalkeeper dependent. Dengan cara ini, Messi akan memperlambat lari sebelum menendang, atau bahkan berhenti sesaat. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan Messi melihat arah gerak penjaga gawang hingga saat-saat terakhir. Messi kemudian hanya tinggal melepaskan tendangan ke arah sebaliknya.
Mungkin terdengar mudah, namun dibutuhkan mental yang kuat untuk ini. Peraturan penalti saat ini melarang pemain untuk berhenti saat kaki sudah terayun untuk menendang bola. Maka Messi hanya memiliki sepersekian detik untuk melihat ke arah mana kiper akan bergerak dan kemudian menendang ke arah sebaliknya.
Dulu Messi hampir selalu melakukan cara ini dalam mengeksekusi tendangan penalti. Dengan kemampuannya yang luar biasa, Messi akan dengan mudah mengubah arah tendangan sesaat sebelum akan menendang bola.
Namun semua mulai berubah saat Messi gagal melakukannya pada pertandingan semifinal Liga Champions tahun 2012. Pada pertandingan melawan Chelsea tersebut, Chelsea harus berhadapan dengan Petr Cech melalui titik putih. Ketika itu sebenarnya Messi sudah berhasil melihat arah gerak Cech dengan baik. Cech melompat rendah ke arah kiri.
Messi kemudian menendang bola lebih tinggi sehingga tidak mungkin terjangkau Cech yang sudah terlanjur melompat rendah. Namun sayang, tendangan Messi justru membetur tiang atas gawang dan terpental jauh keluar. Akhirnya, Barcelona harus bermain imbang dengan Chelsea pada pertandingan tersebut dan gagal melaju ke babak final Liga Champions.
Sejak itu, menurut Ben Messi jarang melakukan penalti dengan cara goalkeeper dependent lagi. Messi cenderung melepaskan tendangan dengan goalkeeper independent yang artinya dia akan menendang tanpa melihat arah gerak kiper terlebih dahulu. Dengan cara ini, biasanya penendang akan menendang bola sekencang mungkin, atau menuju pojok gawang yang sulit dijangkau kiper.
Dengan cara inilah Messi mendapatkan catatan merah dalam 10 tendangan terakhirnya. Dan memang cara ini pula yang dilakukan Messi saat gagal melakukan eksekusi ke gawang Atletico Madrid januari lalu, juga berhadapan dengan Joe Hart pekan lalu.
Memang bukan satu hal yang mudah untuk melakukan tendangan penalti yang menunggu arah gerak kiper terlebih dahulu. Terlebih jika penalti yang dieksekusi merupakan penalti yang sangat penting. Dibutuhkan mental yang sangat kuat dari seorang pemain, untuk dengan yakin melepaskan tendangan ke arah yang berlawanan dengan penjaga gawang dalam waktu yang sangat singkat.
Dan jika kita kembali kepada laporan penendang penalti terbaik yang dikeluarkan AS, nama yang berada di peringkat satu adalah pemain kontroversial yang kini bermain di Liverpool, Mario Balotelli. Balotelli berhasil mencatatkan persentase keberhasilan terbaik yang mencapai 93% dan hanya 2 kali gagal melakukan tendangan penalti sepanjang karirnya. Angka ini jauh berada di atas pemain-pemain top lain yang juga terkenal dengan eksekusi penaltinya seperti Zlatan Ibrahimovic, Cristiano Ronaldo, dan Steven Gerrard.
Meski begitu, torehan Balotelli mungkin akan mengundang perdebatan. Pasalnya, total tendangan yang dilakukan Balotelli baru 30 kali. Sedangkan Zlatan dan Cristiano Ronaldo masing-masing sudah melakukan hingga 62 dan 90 kali. Maka mungkin saja persentase Balotelli pun bisa berkurang jika sudah menendang sebanyak Ronaldo dan Ibrahimovic.
Namun, predikat Balotelli sebagai penendang penalti terbaik ini bisa diperkuat jika kita melihat rekaman semua tendangan penalti yang dilakukan Balotelli. Jika kita melihat semua tendangannya, Balotelli selalu menunjukkan penalti goalkeeper independent. Cara ini hampir selalu dilakukan Balotelli dengan sangat sempurna. Dan hampir semua tendangannya berhasil diarahkan ke arah yang berlawanan dengan penjaga gawang. Karena itulah jarang kita melihat Balotelli menendang bola dengan kekuatan penuh saat menendang penalti.
Tentu saja Ballotelli juga pernah gagal. Saat tahun 2013, ketika dia masih membela AC Milan, Balotelli gagal melakukan 2 kali tendangan penalti dalam waktu yang berdekatan. Saat kegagalan tendangannya yang kedua, Balotelli bahkan gagal melihat arah gerak kiper Genoa yang sudah jelas akan bergerak ke kiri.
Namun, entah apa yang terjadi pada Balotelli hingga bisa kembali mampu mendapatkan kepercayaan diri untuk melepaskan tendangan penalti goalkeeper independet. Tendangan yang kembali dilakukannya saat mencetak satu-satunya gol bagi Liverpool saat melawan Besiktas. Dengan tenang Balotelli melepaskan bola pelan ke sisi kanan gawang saat kiper Besiktas sudah terlanjur melompat ke kiri.
Komentar