Tertinggal 0-1 dari musuh bebuyutan, bermain di kandang dan menjadi pertandingan terakhir melawan Man United bagi sang kapten, Steven Gerrard. Itulah latar belakang sekaligus konteks cerita ini.
Dalam konteks pertandingan demikian, Brendan Rodgers kemudian memutuskan memasukkan Gerrard di awal babak kedua. Gelandang 34 tahun bergabung bersama rekan-rekannya di atas lapangan menggantikan Adam Lallana. Awalnya sebagian orang yakin jika Gerrard kunci untuk menambah kestabilan lini tengah Liverpool.
Babak kedua pun segera dimulai. Sang kapten berdiri di sisi lapangan sembari wasit keempat memeriksa semua kelengkapan Gerrard. Semuanya dipastikan siap. Oh ya, ban kapten sudah dengan gagah melingkar di lengan kirinya, sekaligus mencabut status Jordan Henderson sebagai kapten di babak pertama. Petugas pun mengangkat papan pergantian pemain. Nomor 20 berwarna merah dan nomor 8 berwarna hijau. Seperti itulah papan yang terpampang sebagai penanda jika si nomor 8, Gerrard, segera memasuki lapangan.
Steve Gerrard, Gerrard he can pass forty yards hes big and hes f**ing hard Stave Gerrard, Gerrard // Steve Gerrard, Gerrard he'll pass the ball 40 yards he's better than Frank Lampard/ Steve Gerrard, Gerrard.
Baca juga analisa pertandingan yang bisa menjelaskan kekalahan Liverpool tadi malam.
Sontak nada-nada pujaan untuk sang kapten pun berkumandang di Anfield. Tentu saja mereka yang mayoritas pendukung Liverpool sangat berharap jika Gerrard dapat memberi perubahan yang positif.
Di babak pertama, Liverpool seperti dikerjain Man United. Penguasaan bola sempat menyentuh 70% berbanding 30% untuk kesebelasan tamu. Kecuali Coutinho, nyaris semua pemain Liverpool kesulitan "bernafas" di lapangan. Adam Lallana dan Joe Allen tak banyak berkiprah. Sementara Henderson, yang dpuji-puji setinggi bintang dalam dua bulan terakhir, terlihat kewalahan memimpin lini tengah The Reds.
Jika melihat kicauan akun-akun pendukung Liverpool pada fase turun minum, banyak yang mengharapkan Gerrard segera dimasukkan lapangan. Sebagian menganggap Gerrard bisa memberi keseimbangan di lini tengah, sebagian lainnya menyebut faktor mental: kepemimpinan Gerrard sangat dibutuhkan di laga dengan tekanan dan intensitas setinggi seperti biasanya ketika mereka menghadapi United.
Tapi siapa yang akan menyangka jika di pertandingan terakhir Gerrard berseragam Liverpool melawan Man United itu justru menjadi kisah yang buruk untuk dikenang.
Gerrard hanya mampu membuat enam  sentuhan terhadap bola dan lima umpan. Tak ada lagi sentuhan bola ketujuh dan umpan keenam. Di detik ke-40 setelah menginjakkan kaki di lapangan, Gerrard harus keluar lapangan karena mendapatkan kartu merah. Hukuman itu diterima karena Gerrard menginjakkan kakinya, terlihat jelas secara sengaja, ke kaki Ander Herrera.
Menurut mantan rekan setimnya di Liverpool, Jamie Carragher, kartu merah untuk Gerrard sangat memukau sekaligus "momen tergila" yang lahir dari rasa "frustrasi". Cedera yang menimpanya membuat ia harus menepi. Tapi biasanya, kata Carragher, begitu pulih ia langsung kembali ke skuat utama, menjadi starter, dan kembali menjadi kapten. Tapi, kata Carragher lagi, kali ini tidak. Gerrard harus rela ia duduk di bangku cadangan dahulu dan menyaksikan bagaimana rekan-rekan mudanya, tak terkecuali Henderson, memperlihatkan penampilan yang luar biasa gemilang sepanjang 2015. Itulah, kata Carragher, yang membuatnya frustasi.
Menjelang akhir karirnya di Liverpool, semua orang akan mengingat catatan buruk yang ditinggalkan Gerrard. Ya, kartu merah dalam 38 detik setelah menginjak Ander Herrera.
"Saya harus menerimanya. Keputusan itu tepat, saya sudah mengecewakan rekan-rekan dan pendukung dan saya bertanggung jawab penuh," kata Gerrard di Sky Sports.
"Saya tidak tahu apa yang menyebabkan itu. Mungkin hanya reaksi awal tekel dari Herrera.Saya tidak harus mengatakan lebih banyak tentang hal itu. Aku baru saja datang ke sini untuk meminta maaf ke ruang ganti dan pendukung."
Gelandang Liverpool ini total sudah mengantongi tujuh kartu merah langsung selama karirnya (tujuh bersama Liverpool, satu bersama timnas Inggris). Kartu merah di pertandingan melawan Man United kemarin malam, merupakan kartu merah kedua yang dialaminya pada laga melawan Man United. Sebelumnya, dia juga mendapatkan kartu merah pada babak ketiga Piala FA musim 2010-11, kala pertandingan baru berjalan 32 menit. Bedanya itu terjadi di Old Trafford.
Bahkan total ada 4 kartu merah Gerrard yang dibuat ketika sedang melakoni pertandingan tensi tinggi dan sarat gengsi. Ya, ada dua kartu merah yang didapat Gerrard ketika melakoni Derby Merseyside. Salah satunya terjadi tahun 1999 dan menjadi kartu merah pertamanya di tim senior. Ini juga tercatat sebagai derby terpanas di mana banyak sekali pelanggaran terjadi sehingga wasit Mike Riley merogoh tiga kartu merah. Selain untuk Gerrard, kartu merah juga diberikan pada Sander Westerveld dan Francis Jeffers yang berkelahi di menit ke-75.
Jadi, dari delapan kartu merah langsung yang pernah diterima Gerrard, setengah di antaranya ia perolah saat melakoni laga-laga bertensi tinggi melawan dua rivalnya: Everton sebagai rival sekota, United sebagai rival di tanah Inggris.
Tapi tentu saja semua orang akan selalu mengenang kejadian kemarin malam. Bermain di kandang, pertandingan terakhir melawan Man United, dan kartu merah dalam kurun waktu 38 detik. Sungguh menyedihkan, tragis, juga bodoh (kalau kata, siapa lagi kalau bukan, Gary Neville) salah satu kenangan yang ditinggalkan Gerrard bagi pendukungnya.
Setelah berhasil menciptakan sembilan gol ke gawang United sepanjang karirnya melewati laga-laga bertensi tinggi melawan United, yang sering menjadi bahan cemoohan oleh para fans Liverpool kepada fans United, Gerrard justru memberi kado yang pahit bagi dirinya sendiri dan fans justru di laga terakhirnya melawan sang rival. Setelah Gerrard sembilan kali memberi kado yang pahit bagi fans United, kado pahit itu kini justru ia sodorkan bagi dirinya sendiri.
Tentu ini akan selalu menjadi cerita dan ingatan yang sulit tidak akan dikenang oleh siapa pun yang menyaksikan pertandingan semalam. Pertanyaan akan selalu muncul tentang apa yang sebelumnya ada di benak Gerrard sebelum memulai pertandingan. Serta menjadi sinyal jika sang kapten tidak dapat menguasai amarahnya di pertandingan sekelas derby -- sebagaimana yang juga dikatakan Carragher.
Mungkin laga ini, khususnya kartu merah tersebut, menjadi pistol Chekov yang lain bagi seorang Gerrard. tentu saja selain insiden terpelesetnya saat melawan Chelsea di musim lalu yang legendaris itu. Tapi melihat bagaimana setengah kartu merah langsung yang diterima Gerrard  ternyata terjadi di laga-laga melawan Everton dan United, menjadi jelas bahwa di momen-momen tertentu yang menegangkan dan begitu intens, Gerrard seringkali lepas kendali.
Ya, tidak ada kebetulan dalam sepakbola. Bahkan blunder terpelesetnya Gerrard melawan Chelsea juga bukan satu-satunya blunder yang ia buat. Total ada empat blunder yang pernah dibuat Gerrard saat berhadapan dengan Chelsea.
Kejadian kartu merah 40 detik ini agaknya juga akan menjadi salah satu yang selalu melekat di benak Gerrard ke manapun ia pergi. Sekalipun ia sudah menenangkan dirinya di pertandingan-pertandingan yang mungkin dianggapnya lebih woles di MLS Amerika sana.
Sebuah ode yang agak sedikit sedih bagi dan tentang Steven Gerrard.
Komentar