Lini tengah Juventus makin pincang setelah Claudio Marchisio masuk dalam daftar pemain yang cedera. Sebelumnya, Juventus juga kehilangan Andrea Pirlo dan Paul Pogba karena alasan yang sama. Kehilangan tiga pemain tersebut membuat pelatih Juventus, Massimo Allegri, "mendata" ulang pemain-pemain yang tersisa di lini tengah.
Marchisio yang berposisi sebagai gelandang, harus absen hingga akhir musim setelah mengalami cedera anterior cruciate ligaments (ACL), dalam persiapan kualifikasi Piala Eropa 2016 bersama kesebelasan negara Italia. Kini, Marchisio telah kembali ke Turin setelah menjalani scan MRI pada Jumat (27/3), dan kemungkinan akan menjalani operasi dalam waktu dekat. Kabar ini tentu saja menjadi kemunduran bagi Juventus yang masih menjaga asa meraih treble winner.
"Selama pemanasan, si pemain diyakini hanya menderita keseleo pada lutut kanannya. Pemindaian MRI kemudian langsung dilakukan di Institut Fanfani di Florence, yang menunjukkan robek pada anterior cruciate ligament," kata dokter kesebelasan negara Italia, Enrico Castelacci, seperti dikutip dari Football Italia.
"Setelah berkonsultasi dengan staf medis Juventus, diputuskan bahwa si pemain akan pulang ke klub untuk mendapatkan perawatan," tambahnya.
Pihak Juventus sendiri mencoba menenangkan para fans dengan mengatakan bahwa cedera Marchisio tak separah seperti yang diberitakan di jam-jam awal. Tapi masih menjadi pertanyaan bisakah Marchisio kembali ke skuat, setidaknya bisa bermain di perempatfinal Liga Champions?
Memaksimalkan Padoin dan Kemungkinan Tevez Menjadi Playmaker
Sebelum kehilangan Pirlo, Pogba dan Marchisio, sebelumnya Juventus telah kehilangan Kwadwo Asamoah sejak awal November 2014 dan Romulo pada awal Desember 2014. Namun, kedua pemain ini, juga Pirlo, diperkirakan dapat kembali bergabung pada pertengahan April tahun ini. Untuk mengatasi hal terburuk pada masa mendatang, agaknya Allegri harus tetap menyiapkan opsi lain.
Memasukkan Arturo Vidal dalam formasi 4-3-1-2 sangat mungkin dilakukan Allegri. Pasalnya, pemain kebangsaan Chile tersebut memiliki kemampuan bertahan yang sangat baik. Vidal tercatat sebagai pemain yang sangat rajin melakukan perebutan bola dengan rasio tiga tekel sukses per pertandingan.
Pada era Antonio Conte pun, Vidal pernah beberapa kali diturunkan sebagai bek tengah untuk mengantisipasi krisis pemain belakang. Hal itu menandakan jika Vidal memilik kemampuan bertahan yang baik.
Sebagai gelandang bertahan, tentu saja Vidal tidak sendirian. Ia bisa ditemani oleh Simone Padoin di sisi kiri dan Roberto Pereyra di sisi kanan. Dengan menurunkan Pereyra dan Padoin tentu akan menjadi keuntungan besar untuk Allegri. Pasalnya kedua pemain tersebut dapat bermain di kiri atau kanan. Dan jika mengalami kebuntuan di kedua sisi-sisi, mereka berdua dapat saling bertukar tempat, terutama Pereyra. Sejak bermain untuk Udinese, pemain berkebangsaan Argentina tersebut selalu tampil baik jika bermain di posisi manapun. Kemampuan tersebutlah yang menggugah Giuseppe Marotta untuk memboyongnya ke Juventus Stadium.
Jika skema itu yang terjadi, tentu akan menjadi pertanyaan siapa pemain yang mengisi posisi playmaker andai Pereyra bermain sebagai gelandang serang kanan. Hal yang realistis tentu saja meletakan Carlos Tevez sebagai pengganti Pereyra dalam peran sebagai playmaker.
Tevez merupakan penyerang yang sangat aktif menjemput bola. Tipikal pemain berdarah Argentina ini cenderung mirip-mirip seperti second-striker. Kelihaiannya untuk turun menjemput bola bisa dimaksimalkan untuk menjadi penyambung lini tengah dan lini depan yang bisa diisi oleh duet Spanyol, Llorente dan Morata.
Pilihan 3-5-2 Terlihat Jauh Lebih Baik
Selain 4-3-1-2 tentu saja pilihan 3-5-2 dapat dipertimbangkan. Toh selama kedatangan Allegri, Juventus menjadi keseblasan yang dapat berubah-ubah formasi di setiap pertandingan, bahkan selama pertandingan berlangsung.
Sebagaimana awalnya Juventus bermain dengan 4-3-1-2, tiba-tiba Allegri mengubah formasi ketika Pogba ditarik keluar lapangan dengan memasukan Barzagli yang merupakan pemain belakang. Dalam perubahan itu pun nyatanya Juventus dapat bertahan dan menyerang dengan baik. Menggunakan 3-5-2 pun tentu saja akan terlihat jauh lebih aman bagi Juventus ketika bertahan. Sebab, akan ada lima pemain di barisan pertahanandengan Evra dan Lichtsteiner yang mengisi kedua sisi pertahanan.
Dalam menyerang pun, Evra dan Lichtsteiner memilik kecepatan yang baik dan piawai dalam melepaskan umpan silang. Dengan peran keduanya yang mampu menyerang dan bertahan, Juventus memiliki banyak opsi untuk menyerang selain mengandalkan sisi tengah lapangan. Catatan mereka dalam menciptakan peluang pun tidak bisa dianggap remeh, dengan 23 kali peluang yang dibuat Evra dan 20 kali peluang yang dibuat Lichtsteiner.
Dalam formasi ini pun, peran Vidal dan Pereyra dipresiksi tidak akan banyak berubah seperti biasanya. Justru mereka berdua akan menjadi motor kekuatan Juventus dalam menentukan jalannya permainan. Vidal memiliki kemampuan bertahan dan Pereyra bisa bermain di mana saja. Menjadi gelandang bertahan? tak akan masalah, sebab ia juga pernah mencicipi posisi tersebut saat di Udinese. Kedua pemain tersebut tentu saja akan mampu saling menutupi posisi yang ditinggalkan ketika salah satunya naik membantu serangan.
Lewat 3-5-2 Allegri juga abisa mempertimbangkan untuk memainkan Sturaro. Pemain yang diboyong pada bursa transfer musim dingin tersebut memang terbiasa bermain di lini tengah khususnya sebagai gelandang serang.
Baca juga: Morata dan Sang Mentor yang Dia Sisihkan di JuventusÂ
Komentar