Barangkali dalam sejarah sepakbola pertama kali pemain yang merobek badge wasit FIFA saat pertandingan berlangsung dan tak dihukum sama sekali adalah Soetjipto Soentoro. Kejadiannya terjadi pada pertandingan babak penyisihan Merdeka Games tahun 1969 melawan Korea Selatan di Malaysia.
Kala itu bek-bek kita melakukan jebakan offside pada penyerang Korea dan sukses. Hakim garis pun mengangkat bendera bahwa memang betul-betul terjadi offside. Tetapi apa lacur, Wasit FIFA dari Burma U Tin Tut menyatakan bahwa para pemain Korsel itu onside. Beruntung dalam kejadian itu tak terjadi gol. Namun Soetjipto yang naik pitam tanpa tedeng aling-aling memegang baju wasit, melepas badge FIFA dan merobeknya seraya menghempaskannya ke tanah.
Stadion gempar oleh ulah pemain yang berjuluk Gareng tersebut. Kala itu aturan kartu kuning dan kartu merah memang belum berlaku, jadi si Gareng bisa bermain hingga pertandingan usai. Skor 3-0 untuk Indonesia.
Usai pertandingan si Gareng diancam tak akan boleh main dipertandingan selanjutnya karena ulahnya itu dengan syarat dia mau meminta maaf kepada AFC. Andai Gareng minta maaf AFC berjanji insiden ini tak akan dilaporkan ke FIFA. Si Gareng ternyata tetap ngotot enggan meminta maaf karena wasit lah yang melakukan kesalahan.
Insiden ini sampai membuat Perdana Menteri Malaysia Abdul Rahman turun tangan dengan membujuk Gareng untuk mempertemukannya dengan wasit U Tin Tut. Hati si Gareng luluh melihat wasit Burma sebagai lelaki tua dari dirinya. Dan spontan dia pun memeluk U Tin Tut.
Rupanya adegan saling peluk telah cukup bagi panitia bahwa mereka berdua telah berdamai dan Gareng mengakui kesalahannya. Alhasil Gareng pun tak dihukum. Tapi bukan Gareng jika tak buat ucapan kontroversi, usai turnamen usai ia mengatakan bahwa saat berpelukan itu dia berucap. "Saya tak akan meminta maaf kepada anda".
Insiden ini membuat Gareng terkenal di Malaysia. Diapun bersahabat baik dengan Perdana Menteri Tungku Abdul Rahman,Gareng sempat ditawari berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Malaysia tapi ia tolak. Keteguhannya ini membuat ia dikenal sebagai "Sukarno Sepakbola"
(wam)
Komentar