Kompetisi sepakbola Asia Selatan (SAFF Championship) akan dilangsungkan pada Juni mendatang di India. Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, Sri Lanka, dan Afghanistan, mulai menyiapkan komposisi terbaik guna menghadapi kompetisi dua tahunan tersebut.
Hal serupa dilakukan pelatih Nepal, Jack Stefanowski. Pria berkebangsaan Amerika Serikat tersebut berencana menyaksikan sejumlah pertandingan di liga untuk menentukan pemain mana yang akan diboyongnya ke SAFF Championship. Lalu, tiba-tiba saja bumi bergetar.
Stefanowski kala itu tengah berada di apartemen bersama istri dan anaknya; Christel dan Lila. Beruntung, gempa yang menghancurkan hampir semua bangunan di Kathmandu, ibukota Nepal tersebut, tidak merenggut nyawa Stefanowski dan keluarga.
âKami beruntung,â tutur Stefanowski dalam wawancaranya dengan American Soccer Now, âGempa susulan sudah mulai mereda, tapi untuk dua hari ini amat menakutkan. Gempa susulan amatlah mengerikan karena Anda tidak tahu kapan akan berakhir dan kapan yang selanjutnya akan datang.â
Usai gempa tersebut, Stefanowski keluar dari apartemen, berjaga-jaga jika gempa susulan menghancurkan tempat tinggalnya. Namun, apa yang disaksikannya teramat pedih. Bangunan-bangunan historis yang melambangkan Nepal, luluh lantak, rata dengan tanah.
Kondisi yang menyedihkan saat mereka yang selamat tidak tahu harus ke mana. Pemerintah Nepal tidak memiliki sumber daya lagi untuk membantu. Sejumlah negara maupun badan internasional yang membantu Nepal, tengah dalam perjalanan. Namun, membutuhkan waktu untuk bisa sampai di Nepal dalam waktu cepat.
Pengungsi Nepal yang antre meminta tenda (Sumber gambar: dailymail.co.uk)
âSaat malam kondisinya dingin, hujan, dan basah,â tutur Stefanowski, âOrang-orang berada di luar karena mereka tidak punya tempat untuk ditempati. Mereka tidak yakin kalau bangunan mereka akan berdiri kokoh. Terlebih ada laporan kalau gempa yang lebih besar akan datang dan itu membuat lebih banyak ketakutan.â
Berpengalaman di Puerto Rico
Federasi Sepakbola Nepal, ANFA, amat mempercayai kapasitas Stefanowski sebagai pelatih kesebelasan negara mereka. ANFA sempat tidak memperpanjang kontrak pelatih yang tinggal di New York tersebut yang berakhir pada awal 2014.
ANFA mencoba mengganti pelatih kesebelasan negara Nepal dengan pelatih lokal. Namun, rentetan hasil buruk membuat mereka kembali mempercayai Stefanowski pada pertengahan 2014.
Stefanowski memulai karir kepelatihannya dengan melatih sejumlah universitas di Amerika mulai periode 1999-2008. Setelah itu, ia mulai melatih sejumlah kesebelasan di Puerto Rico, dan sempat menjadi pelatih kesebelasan negara Puerto Rica pada 2010.
Prestasi tertinggi yang pernah ia raih adalah mencapai babak semifinal Concacaf Champions League pada 2009 saat menjabat sebagai asisten pelatih Puerto Rico Islanders.
Di level klub, negara seperti Nepal dan Kamboja mengikuti kompetisi Asia level ketiga yang diberi nama AFC President Cup
Dekat dengan Pemain
Stadion Dasarath Rangsala Nepal (Sumber gambar: goalnepal.com)
Pernah melatih tim universitas, membuat Stefanowski tahu bagaimana caranya mendekatkan diri dengan para pelatihnya. Di Nepal, ia dikenal sebagai pelatih yang begitu dekat dengan pemain.
Bencana gempa bumi jelas membuatnya terguncang.Dengan jaringan komunikasi yang masih belum stabil, sulit bagi Stefanowski untuk menghubungi para pemainnya. Ia mencoba memastikan soal keselamatan para pemain. Yang membuat Stefanowski khawatir adalah sejumlah pemain tidak bisa dikontak.
âAku mengontak sejumlah pemain,â kata Stefanowski, âAda beberapa yang aku belum mendengar kabarna. Aku masih berusaha mengirimkan pesan. Aku mulai gelisah sekarang karena masih belum ada kabar.â
Liga Nepal pun dihentikan untuk waktu yang belum ditentukan. Pasalnya, stadion yang baisa digunakan, Dasarath Rangasala, menderita kerusakan yang cukup besar. Lagi pula, dalam kondisi yang tengah berduka seperti itu, tidak ada yang mengharapkan untuk menonton sepakbola.
Diolah dengan tambahan berbagai sumber dari AmericanSoccerNow.com
Sumber gambar: goalnepal.com
Komentar