Bukan tiga gelar pemain terbaik Afrika dalam tiga tahun berturut-turut dan belasan penghargaan individu lainnya yang menggambarkan kehebatan Abedi Pelé. Bukan pula tiga gelar juara Ligue 1 dan satu Champions League. Kebesaran Abedi Pelé tergambar dari namanya. Ia seringkali disamakan dengan Pelé, legenda sepakbola termahsyur asal Brasil itu, sehingga dunia lupa nama aslinya.
Akui saja. Abedi Pelé lebih akrab di telinga ketimbang Abedi Ayew, kan?
Bukti lain kehebatan Abedi Pelé di luar gelar-gelarnya adalah tiga orang anak laki-laki: Abdul Rahim Ayew, André Morgan Rami Ayew, dan Jordan Pierre Ayew. Ketiganya mengikuti jejak sang ayah: berkarir sebagai pemain sepakbola profesional. Dan untuk satu alasan khusus, ketiganya lebih hebat dari sang ayah.
Ibrahim (nama tenar Abdul Rahim) dan André bermain di Piala Dunia 2010. André dan Jordan ambil bagian di Piala Dunia 2014. Abedi Pelé sendiri tidak pernah merasakan kejuaraan terbesar di dunia tersebut. Padahal kejuaraan itulah yang membesarkan nama pemain yang kini menjadi namanya juga.
Sama seperti George Boateng (bukan George Boateng yang berkebangsaan Belanda) yang tidak lebih terkenal dari Kevin-Prince Boateng dan Jérôme Boateng, Ibrahim tidak lebih terkenal dari kedua adiknya. Hanya dua musim saja Ibrahim bermain di Eropa, tepatnya bersama Koninklijke Lierse Sportkring di Belgia.
André dan Jordan, sementara itu, mengikuti jejak ayah mereka lebih jauh lagi. André dan Jordan sudah bergabung dengan Olympique de Marseille sejak 2005 dan 2006, ketika keduanya berusia enam belas dan lima belas tahun.
Tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan baik Abedi Pelé memudahkan jalan André dan Jordan masuk ke Marseille. Namun salah jika dikatakan bahwa keduanya masih bermain di Perancis karena ayah mereka. André dan Jordan masuk ke kesebelasan utama Marseille dan bertahan di sana karena kemampuan mereka sendiri. Karena kemampuan mereka sendiri pula Jordan dan André meninggalkan dan akan meninggalkan Marseille.
André naik kelas ke kesebelasan utama pada 2007. Ia menghabiskan satu musim pertamanya sebagai pemain pelapis. Musim berikutnya, Marseille meminjamkan André ke Football Club Lorient-Bretagne. André dan Marseille menemukan apa yang mereka cari di sana: pengalaman bertanding untuk sang pemain. Setelah menghabiskan semusim penuh bersama Lorient, André kembali dipinjamkan. Kali ini ke Athlétic Club Arles-Avignon.
Seperti ketika bermain untuk Lorient, André menjadi andalan di Arles-Avignon sepanjang musim 2009/10. Penampilannya bersama Arles-Avignon membawa André ke Piala Dunia 2010. Di musim yang sama, Jordan mulai sedikit demi sedikit merasakan atmosfer Ligue 1 bersama kesebelasan utama Marseille.
Musim 2010/11, André tidak lagi dipinjamkan. Ia dinilai sudah cukup baik untuk membela Marseille dan mulai rutin bermain di kesebelasan utama bersama Jordan. Kebersamaan Ayew bersaudara berlanjut di musim-musim berikutnya hingga kebijakan kesebelasan memisahkan keduanya.
Bersama Mathieu Valbuena (Dinamo Moscow), Lucas Mendes (El-Jaish Sports Club), Morgan Amalfitano (West Ham United), Florian Raspentino (Stade Malherbe Caen), Souleymane Diawara (Olympique Gymnaste Club Nice), Gennaro Bracigliano (Chennaiyin FC), dan Larry Azouni (Olympique Nîmes), Jordan dipersilakan pergi secara permanen di bursa transfer musim panas tahun 2014. Hilanglah sudah satu orang keturunan Abedi Pelé di Marseille.
Dan di akhir musim nanti, bukan tak mungkin yang tertinggal dari Abedi Pelé di Marseille hanya kenangannya. André kemungkinan besar meninggalkan Marseille, seperti adiknya.
Banyak kesebelasan tertarik kepada André. Dan hal tersebut membuatnya meminta kenaikan gaji kepada Marseille. Pihak kesebelasan masih enggan memenuhi permintaan André yang sejak bulan Januari lalu sudah berhak menjalin kesepakatan prakontrak dengan kesebelasan-kesebelasan lain. Jika kesepakatan tidak tercapai hingga hari terakhir bulan Juni tahun ini, selesailah sudah hubungan André dan Marseille. Mengecewakan.
Abedi Pelé pergi setelah mengabadikan nama Marseille. Ia menjadi bagian dari keberhasilan Marseille menjadi kesebelasan Perancis pertama yang menjuarai Champions League. Sementara sang ayah membawa Marseille mencapai keabadian, Jordan dan André pergi dan berniat pergi bahkan sebelum mereka mampu mempersembahkan gelar juara Ligue 1.
Komentar