Jika anda pecinta video game FIFA atau Football Manager, pasti anda tidak akan asing dengan nama pemain Palermo yang musim depan dikabarkan akan membela Juventus, Paulo Dybala. Kedua video game sepakbola ternama ini memang memberikan rating yang luar biasa pada pemain Argentina berusia 21 tahun ini. Dybala dianggap sebagai pemain yang memiliki potensi luar biasa untuk berkembang di masa depan.
Tidak hanya di video game, di dunia nyata pun Dybala berhasil menarik perhatian banyak klub. Beberapa klub besar secara terang-terangan tertarik kepada pemain dengan tinggi badan 179 sentimeter ini. Dybala yang berposisi sebagai penyerang inipun mulai disamakan dengan penyerang-penyerang top Argentina yang sudah lebih dulu populer. Ia bahkan dianggap sebagai penerus penyerang tim nasional Argentina yang kini membela Manchester City, Sergio Aguero.
Namun, jika kita melihat catatan prestasi yang sudah diraih Dybala, mungkin sulit untuk meyakinkan bahwa Dybala adalah pemain yang layak disejajarkan dengan Aguero. Pasalnya memang tidak ada prestasi membanggakan yang diraih Dybala pada usia mudanya.
Dybala memang sempat masuk ke tim U17 Argentina untuk Pan American Games. Namun dia akhirnya tidak ambil bagian pada kompetisi tersebut. Setelahnya, Dybala hanya pernah mendapatkan panggilan tim nasional Argentina U20. Lagi-lagi ia tidak memenuhi panggilan tersebut. Bahkan memasuki usianya yang ke 21 tahun, Dybala belum sekalipun terdaftar ke dalam skuat tim nasional senior Argentina.
Catatan ini tentu tidak sebanding dengan Aguero yang berpartisipasi dalam berbagai ajang kompetisi usia muda bersama tim nasional Argentina. Aguero menjadi bagian dari tim yang membawa Argentina juara FIFA World Youth Championship pada 2005 bersama Lionel Messi. Di tim senior, Aguero bahkan sudah menjalani debut sejak masih berusia 18 tahun.
Di level klub pun catatan yang sudah diraih Dybala sama sekali tidak istimewa. Dybala memang pernah tercatat bermain gemilang di klub lamanya, Instituto, pada musim 2011-2012. Pada usianya yang masih 17 ketika itu, Dybala berhasil menyumbangkan 17 gol dalam satu musim. Hal ini yang kemudian membuat Palermo tertarik untuk mendatangkannya ke Italia. Namun catatan gemilang di Instituto tersebut tentu tidak cukup untuk membuktikan kualitas Dybala.
Di Palermo, catatan Dybala selama 3 musim pun tidak terlalu istimewa. Pada dua musim pertamanya, Dybala hanya menyumbangkan delapan gol bagi Palermo. Padahal, ia sudah dipercaya untuk tampil sebanyak 58 kali di semua kompetisi. Baru pada musim ketiga, Dybala memberikan kontribusi yang menonjol bagi Palermo. Ia menjadi pencetak gol paling banyak Palermo pada musim ini dengan torehan 13 gol.
Catatan ini tentu tidak sebanding dengan apa yang sudah berhasil diraih Aguero pada usia 21 bersama klubnya. Pada tahun 2006 di usianya yang masih 17, Aguero didatangkan Atletico Madrid dan menjadikannya sebagai pemain dengan transfer termahal Ateltico ketika itu. Satu tahun berselang, Aguero berhasil menjadi salah satu pencetak gol terbanyak La Liga. Sejak itu, Aguero sudah masuk ke dalam jajaran penyerang yang ditakuti di La Liga, Eropa, bahkan dunia.
Melihat hal ini, maka wajar saja jika kemudian ada yang bertanya soal apa sebenarnya yang istimewa dari Dybala?
Maka satu-satunya cara yang tepat untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan melihat aksi permainannya secara langsung. Dybala memang terlihat memiliki kemampuan individu yang di atas rata-rata. Kecepatan menggiring bolanya menjadi salah satu senjata andalan yang akan selalu mengancam lawan-lawannya.
Berkali-kali aksi individu Dybala berhasil mengelabui lebih dari satu pemain lawan. Dybala pun tercatat sebagai pemain dengan jumlah melewati lawan ketujuh terbanyak per pertandingannya di Serie A dengan 2,7 kali per pertandingannya.
Selain itu, Dybala pun rajin mencari ruang. Dia tidak selalu berada di depan dan menunggu kiriman bola dari rekannya. Dybala adalah tipe penyerang yang bergerak ke kedua sisi.
Tipikal striker seperti ini memang lebih digemari oleh sebagian besar kesebelasan. Pergerakan penyerang yang lebih luas akan membuat klub bisa lebih mudah mengendalikan permainan. Ditambah lagi, kemampuan menggiring bola Dybala yang istimewa dapat memberikan ancaman saat  ia memegang bola.
Dengan kemampuan ini Dybala memang cukup layak untuk dikatakan memiliki potensi menjadi penerus striker-striker mematikan Argentina. Meski bisa juga dikatakan dengan hanya baru bermain di Italia saja, kemampuan Dybala tentu belum benar-benar diuji. Beberapa orang mungkin baru akan setuju jika Dybala sudah diuji di kompetisi top Eropa lainnya. Performanya bersama Juventus tentu akan bisa menjawab semua pertanyaan ini. Layak atau tidaknya Dybala disejajarkan dengan Aguero akan terjawab setelah kita melihat aksinya bersama Juventus musim depan.
Komentar