Arena de São Paulo, São Paulo, 23 Juni 2014. Belanda melawan Chile di pertandingan ketiga Grup B Piala Dunia 2014. Louis van Gaal, pelatih kepala Tim Nasional Belanda, menarik keluar Wesley Sneijder di menit ke-75. Pemain pengganti yang ia percayai bernama Leroy Fer; usianya sudah 24 tahun namun ia relatif tidak terkenal.
Saat itu Fer berstatus pemain Norwich City. Ia datang ke Piala Dunia setelah menjalani musim pertamanya di Premier League. Tidak sedikit yang bertanya-tanya siapa Fer, karena sebelum membela Norwich ia âhanyaâ berkarir di Eredivisie â bersama Feyenoord dan FC Twente â selama enam musim.
Walau demikian, Van Gaal tetap membawa Fer ke Brasil sebagaimana Diego Maradona meninggalkan Javier Zanetti dan Esteban Cambiasso karena lebih memilih Jonás Gutiérrez untuk Piala Dunia 2010. Tidak seperti Gutiérrez yang dinilai gagal memenuhi harapan, Fer membuka jalan untuk negaranya.
Kehilangan Kevin Strootman â yang menurut Van Gaal tidak mudah dicari pengganti sepadannya â dalam pertandingan persahabatan melawan Perancis, 3 Mei 2014, membuat Van Gaal meninggalkan formasi 4-3-3 dan beralih ke 5-3-2. Langkah ini diambil karena formasi tersebut juga dapat dengan mudah diubah menjadi 3-5-2 jika Van Gaal ingin para pemainnya bermain lebih menyerang.
Mengingat Van Gaal tidak memiliki banyak waktu untuk bereksperimen menjelang putaran final Piala Dunia, memilih gelandang yang mampu menyerang dan bertahan sama baiknya menjadi sangat penting. Leroy Fer memang hanya tiga kali membela Belanda di Kualifikasi Piala Dunia. Namun ia serbabisa â semasa di Feyenoord, Fer pernah bermain sebagai bek kanan, gelandang serang, dan gelandang bertahan â sehingga cocok dengan formasi baru Belanda.
Fer tidak langsung menjadi pemain inti di Piala Dunia pertamanya. Menyandang status pengganti serbabisa yang tidak begitu dikenal, bagaimanapun, menjadi berkah tersendiri bagi Fer. Kondisi dan statusnya sendiri membantu Fer membuat namanya dikenal di seluruh dunia. Fer hanya membutuhkan dua sentuhan untuk membungkam semua keraguan dan mengantar Belanda menemukan jalan yang mudah.
Dua menit setelah Fer masuk dan terlibat dalam permainan, Belanda mendapat sepak pojok di area sebelah kiri pertahanan Chile. Arjen Robben melepas umpan datar kepada Daryl Janmaat yang menunggu di area sekitar garis imajiner antara lini tengah dan wilayah sepertiga akhir Belanda. Setelah mengontrol dan menentukan titik jatuh bola, Janmaat melepas umpan silang ke kotak penalti Chile yang berisi sebelas pemain; empat di antaranya adalah pemain Belanda.
Tiga dari empat pemain Belanda yang ada di dalam kotak penalti Chile memiliki lawan mereka masing-masing. Dirk Kuyt dan Stefan de Vrij sama-sama mendapat kawalan dari satu pemain Chile. Ron Vlaar malah kalah jumlah karena diganggu dua orang. Fer, sementara itu, tidak melawan siapa-siapa. Tepat di depan area penjaga gawang (six yard box) Fer menyundul bola ke tiang jauh.
Sebelum Fer memecah kebuntuan pertandingan, Chile dan Belanda hanya jual beli serangan tanpa berhasil mencetak gol. Satu sundulan yang tidak mampu dijangkau Claudio Bravo mengubah jalannya pertandingan dan peruntungan Belanda. Gol pembuka dari Fer (dan gol penutup dari Memphis Depay, dua menit setelah waktu normal berakhir) membawa Belanda memenangi pertandingan dan memuncaki klasemen Grup B. Status juara grup membuat Belanda menghadapi Meksiko di enam belas besar; sementara itu Chile harus berhadapan dengan tuan rumah, Brasil, sang juara Grup A.
Cedera yang menimpanya satu hari setelah pertandingan melawan Chile membuat Fer tidak lagi ambil bagian hingga Belanda pulang dari Brasil dengan medali perunggu. Jika saja Fer tidak mengubah peruntungan kesebelasannya di pertandingan melawan Chile, bukan tak mungkin peruntungan Belanda selepas fase grup juga akan sama sekali berbeda. Dan walau anggapan ini terlalu memaksa, bukan berarti gol Fer tidak memberi manfaat; setidaknya bagi dirinya.
Satu gol di Piala Dunia meningkatkan nilai jual Fer. Dari Norwich City yang terdegradasi, ia menyeberang ke kesebelasan promosi. Queens Park Rangers, menurut data Transfermarkt, harus mengeluarkan dana sebesar 8,8 juta pound sterling pada Agustus 2014 untuk pemain yang didatangkan Norwich dengan biaya 4,84 juta pound sterling saja setahun sebelumnya.
Diselamatkan dari Football League Championship membuat Fer kembali memiliki kesempatan untuk membuktikan kualitas dirinya di liga (yang melabeli dirinya sendiri sebagai) terbaik di dunia. Namun sama seperti ketika membela Norwich, bersama QPR Fer hanya sempat unjuk kebolehan di Premier League selama satu musim saja; QPR terdegradasi dari Premier League karena mengakhiri musim di peringkat terbawah. Seolah, Fer selalu tidak beruntung; sejak meninggalkan Eredivisie ia selalu bergabung dengan kesebelasan yang tidak cukup baik untuk bertahan di divisi tertinggi.
Fer pernah mempermudah jalan Van Gaal di Piala Dunia. Mungkin ini saat yang tepat bagi Van Gaal untuk membalas jasa. Dengan membawa Fer keluar dari Football League Championship, tentu saja. Lain hal, ada skenario sempurna: Fer penggemar Manchester United dan United sedang kekurangan gelandang serang.
Komentar