DenÃlson Pereira Neves didatangkan sebagai pengganti Gilberto Silva, jauh sebelum sang senior meninggalkan Arsenal. Cerita karirnya, bagaimanapun, lebih banyak melibatkan Carlos Vela dan Cesc FÃ bregas. Serta, barangkali, sedikit bersinggungan dengan DenÃlson lain yang sudah mengenal sepakbola jauh lebih dulu sebelum dirinya.
DenÃlson lahir dan tumbuh besar di São Paulo. Ia â yang naik ke kesebelasan senior São Paulo pada 2005 â dinilai sebagai bakat muda São Paulo paling bersinar sejak Kaká naik ke kesebelasan utama pada 2001. Semusim saja ia di kesebelasan utama sebelum Arsenal datang dan membawanya ke London.
Juara Copa Libertadores dan Club World Cup 2005 yang sudah tertera dalam CV DenÃlson sebelum dirinya bergabung dengan Arsenal tidak membuatnya menjadi pemain hebat. Ia tidak ambil bagian dalam banyak pertandingan di dua kejuaraan tersebut. Karenanya, keputusan Arsène Wenger merekrut DenÃlson dengan biaya 3,5 juta pound sterling pada 2006 dipertanyakan.
âKami semua merasa sedikit kejanggalan ketika ia pergi ke Arsenal,â ujar Tostão, eks penyerang Tim Nasional Brasil dan juara Piala Dunia 1970. âIa baru menjalani sedikit pertandingan bersama kesebelasannya. Ia bermain hati-hati, tidak pernah menonjol. Saya hanya melihatnya beberapa kali; pada dasarnya ia pemain kesebelasan cadangan.â
Namun bukan performa DenÃlson bersama São Paulo yang membuat Arsenal meminatinya. DenÃlson, bersama Carlos Vela, ditemukan di Piala Dunia U-17 2005. Saat itu DenÃlson, kapten Brasil, kalah di final dari Meksiko-nya Vela.  Sebelum menjadi kapten Brasil U-17 dan membawa kesebelasannya menjadi juara Amerika Selatan di tingkat usia yang sama, DenÃlson sudah menjabat posisi yang sama di kelompok usia U-15 dan U-16. Ia juga menjadi kapten di Tim Nasional Brasil U-18 dan U-19.
âIa sedikit perpaduan antara Tomáš Rosický dan Gilberto,â ujar Wenger menilai gelandang bertahannya yang â seperti kebanyakan pemain Brasil â tidak canggung berlama-lama dan memainkan bola di dalam penguasaannya. Namun Wenger tetap melihatnya sebagai seorang gelandang bertahan.
âIa lebih ke gelandang bertahan,â lanjut manajer berkebangsaan Perancis tersebut. âMungkin ia bukan pemberi umpan kunci seperti Cesc FÃ bregas, namun ia adalah penyambung permainan yang baik.â DenÃlson sendiri mengaku bahagia ditempatkan di mana saja di lini tengah, walau peran favoritnya memang peran yang dimainkan FÃ bregas; lebih menyerang daripada bertahan.
Bermain lebih ke belakang, toh, bukan masalah. Peran yang ia mainkan membuat DenÃlson bisa memanfaatkan dua kemampuan terbaiknya: marking dan tendangan jarak jauh. Andai ia berkeras ingin merebut peran gelandang serang dari FÃ bregas, mungkin ia tidak akan pernah berkembang. Sebagai gelandang serang lebih baik dan sejak menjadi kapten, ia tidak pernah absen.
Musim 2008/09 menjadi musim terbaik DenÃlson. Kepergian Mathieu Flamini, Gilberto Silva, dan Aliaksandr Hleb membuat DenÃlson mendapat lebih banyak peluang bermain di kesebelasan utama, berdampingan dengan Cesc FÃ bregas. DenÃlson tampil sebanyak 37 kali di Premier League. Ia mencetak tiga gol dan tujuh assist; tersubur sepanjang karirnya bersama Arsenal. Tak hanya itu, DenÃlson juga dinilai oleh the Guardian sebagai perfect deep-lying midfielder.
Penilaian Guardian berdasar kepada data. Sepanjang musim, DenÃlson mencatatkan 2.213 umpan tepat sasaran. Catatan itu merupakan yang terbanyak di antara para pemain Premier League musim 2008/09. Potongannya, 147 kali, juga terbanyak di liga. Data-data ini sekaligus mendukung opini Patrick Vieira, eks kapten Arsenal, yang menilai DenÃlson dan FÃ bregas dapat bermain bersama.
âKualitas kedua pemain muncul ketika mereka menguasai bola, bukan ketika mereka tidak memilikinya,â ujar Vieira kepada FourFourTwo, ketika dimintai pendapat mengenai gaya bermain DenÃlson dan FÃ bregas yang dinilai terlalu mirip. âNamun semua pemain hebat dapat bermain bersama dan saya yakin mereka bisa.â
Kegemilangan musim 2008/09 membawa hal baik menghampiri DenÃlson di awal musim berikutnya. Pada 2009, DenÃlson menandatangani perpanjangan kontrak berdurasi lima tahun. Namun sejak menyepakati kontrak baru ini DenÃlson tidak pernah berhasil menunjukkan permainan terbaiknya.
Pada 2013, tepatnya 3 Juni, Arsenal memutus kontrak DenÃlson berdasarkan keputusan bersama. DenÃlson kemudian bergabung dengan São Paulo secara permanen.
Namun DenÃlson yang membawa São Paulo menjuarai Copa Sudamericana sebagai pemain pinjaman (sepanjang musim 2011/12) hanya menjadi pemain cadangan setelah bergabung secara permanen. São Paulo pun melepas DenÃlson ke Al-Wahda, kesebelasan Abu Dhabi, di bursa transfer kali ini.
Carlos Vela, sama seperti DenÃlson, tidak pernah benar-benar mampu menjadi pemain inti di Arsenal dan kini sudah membela kesebelasan lain. Namun tidak seperti DenÃlson, Vela masih berkarir di Eropa. Dan tak perlu rasanya membandingkan DenÃlson dengan Fà bregas, karena perbedaannya terlalu mencolok. Kita semua tahu di mana Fà bregas  sekarang. Selain membandingkannya dengan Vela, DenÃlson, barangkali, cocok dibandingkan dengan DenÃlson lainnya.
âDenÃlson,â tulis Alex Bellos dalam artikelnya untuk the Guardian pada 2007, âtampak mengikuti jalan yang berbeda dari nama sama yang lebih terkenal, DenÃlson de Oliveira Araújo, yang juga muncul dari São Paulo dan pada 1998 pindah ke Real Betis untuk rekor transfer dunia, 22 juta pound sterling.
DenÃlson yang lebih tua, penyerang sayap kiri dengan kemampuan olah bola luar biasa, tidak pernah memenuhi bakatnya dan kini, di usia 29 tahun, sudah terlupakan dan bermain di Arab Saudi. DenÃlson muda pasti berharap, dengan harapan yang lebih sedikit, ia memiliki masa depan yang lebih cerah.â
Bellos terbukti salah. DenÃlson muda terlupakan dan sudah bermain di Timur Tengah dua tahun lebih awal dari DenÃlson tua. Cahaya yang dulu sepertinya akan bersinar, meredup dengan lebih cepat.
Komentar