Jika Anda tidak bisa mengalahkan mereka, bergabunglah dengan mereka. Tampaknya itulah yang dipegang teguh pemain serang Dnipro Dnipropetrovsk, Yevhen Konoplyanka, ketika memilih Sevilla ketimbang Barcelona.
Dalam kisah perjalanan manis sebuah kesebelasan kecil dari kota pekerja yang hanya mengandalkan semangat dan kemauan menang (tanpa mengecilkan arti penting sang pelatih mereka yang kaya taktik, Myron Markevych), Konoplyanka adalah pembeda. Ia satu-satunya pemain Dnipro yang pantas disebut bintang. Untungnya bagi Dnipro, Konoplyanka tidak merasa lebih tinggi. Ia bekerja sama kerasanya dengan pemain lain.
Arti penting Konoplyanka bagi Dnipro dan statusnya sebagai ancaman bagi lawan tampak nyata dari statistik yang tersaji. Hingga menjelang digelarnya final, di antara semua pemain yang terdaftar di Europa League, Konoplyanka adalah pemain yang paling banyak dilanggar: 45 kali. Sebagai pembanding, pemain terdekat hanya dilanggar sebanyak 26 kali.
Membiarkan dan melanggar Konoplyanka sama berbahayanya. Jika Konoplyanka dibiarkan berlama-lama menguasai bola dan diberi ruang untuk beraksi, ia dapat mengancam gawang lawan dengan memberi umpan atau mencetak gol sendiri. Jika dilanggar, Konoplyanka akan melahirkan peluang mencetak gol bagi rekan satu kesebelasannya yang mahir dalam seni tendangan bebas. Di Dnipro, pemain yang dimaksud adalah Ruslan Rotan.
Kini Konoplyanka tidak lagi akan melahirkan peluang-peluang untuk Rotan. Kontraknya bersama Dnipro yang sudah berakhir membuat Konoplyanka bebas bergabung dengan kesebelasan mana saja yang menginginkan jasanya. Sementara Barcelona kabarnya menginginkan kehadiran Konoplyanka di dalam kesebelasan mereka, sang pemain memilih menandatangani kontrak berdurasi empat tahun bersama Sevilla.
Kesebelasan asuhan Unai Emery tersebut adalah juara bertahan Europa League; kesebelasan yang menghancurkan impian Konoplyanka dan Dnipro untuk mencetak sejarah. Pada 27 Mei lalu Dnipro dan Sevilla saling berhadapan di Stadion Narodowy, Warsawa, di final Europa League pertama dalam sejarah Dnipro. Sevilla keluar sebagai pemenang dengan skor 3-2. Dua bulan setelahnya, Konoplyanka menjadi bagian dari mereka. If you canât beat them, join them.
Bergabungnya Konoplyanka bersama Sevilla bukan tidak mungkin menghadirkan pertanyaan mengapa dan bagaimana jika di Liverpool. The Reds pantas mempertayakan keputusan Konoplyanka karena mereka berbeda dengan kesebelasan-kesebelasan lain yang menginginkan sang pemain.
Kesebelasan asuhan Brendan Rodgers tersebut adalah satu-satunya kesebelasan yang mendekati Konoplyanka. Tottenham Hotspur, Manchester United, dan Schalke 04 yang juga dikabarkan tertarik, tidak pernah melakukan pendekatan nyata. Liverpool, sementara itu, sudah menerbangkan tim medis ke Ukraina untuk menyelesaikan tes medis di hari terakhir bursa transfer musim dingin musim 2013/14.
Konoplyanka sudah menyepakati tawaran-tawaran yang diajukan Liverpool. The Reds juga sudah memenuhi buy-out clause Konoplanka sebesar 16 juta pound sterling. Namun hingga bursa transfer ditutup, Ihor Kolomoyskyi (presiden Dnipro) menolak menandatangani surat-surat resmi yang dibutuhkan untuk proses legal transfer Konoplyanka. Padahal jika Dnipro tidak melepas Konoplyanka saat itu, mereka hanya memiliki satu kesempatan lain untuk meraup keuntungan dari penjualan Konoplyanka: bursa transfer musim panas 2014, mengingat kontrak sang pemain berakhir di musim panas 2015.
Mempertahankan Konoplyanka dan membiarkan kontraknya berakhir menjadi pilihan Kolomoyskyi. Ketimbang berang, pihak Konoplyanka dapat memahami keputusan sang presiden. Oliver Cabrera, pemilik OML Sports dan Marketing sebagai agensi pemilik jasa Konoplyanka, berujar: âKami memiliki hubungan yang sangat baik dengan presiden Kolomoyskyi dan ia tidak ingin menjual sang pemain. Yehven dan ayahnya menghormati keputusan tersebut, sehingga kepindahan sangat tidak mungkin terjadi.â
Konoplyanka terus membela Dnipro hingga kontraknya benar-benar habis musim panas ini. Pada akhirnya keputusan tersebut terbukti tepat. Karena jika tidak, Konoplyanka mungkin belum mengantungi pengalaman bermain di final Europa League. Iya, kan, Liverpool?
Komentar