Kepastian pengusaha Thailand, Bee Taechaubol, untuk mengakuisisi 48 persen saham AC Milan memberikan angin segar lewat gelontoran dana yang terlebih dahulu digunakan untuk merombak lini depan Milan dengan membeli Carlos Bacca dan Luiz Adriano. Sementara untuk perbaikan di lini tengah, mereka berhasil mendatangkan Joese Mauri dari Parma dan Andrea Bertolacci dari AS Roma.
Lini serang Milan di bawah besutan Sinisa Mihajlovic terlihat begitu menakutkan, apalagi kalau Milan berhasil menuntaskan obsesinya dengan membawa pulang Zlatan Ibrahimovic. Bukannya tak mungkin Milan bisa kembali menjadi kesebelasan papan atas Liga Italia Serie A.
Namun di atas segala rencana luar biasa terkait lini serang Milan, rasanya Mihajlovic bakal menjadi pelatih yang naif jika tak ikut memperbaiki lini pertahanan Milan yang kerap mempertontonkan performa memprihatinkan.
Terkait kebutuhan Milan akan lini pertahanan yang kokoh, kubu Rossoneri pun memasukkan nama bek AS Roma, Alessio Romagnoli, ke dalam daftar belanja mereka di bursa transfer musim panas kali ini. Yang menjadi masalah, sampai saat ini Milan hanya berani menaikkan harga penawaran untuk bek berusia 20 tahun tersebut ssampai 28 juta euro, sementara Roma bersikukuh akan melepas Romagnoli jika penawaran menembus angka 30 juta euro.
Mihajlovic pun dikabarkan menyerah dari niatnya untuk bereuni dengan Romagnoli. Untuk diketahui, musim lalu Romagnoli dipinjamkan ke Sampdoria untuk mendapatkan jam terbang yang lebih tinggi. Hasilnya, talenta muda tersebut kerap menjadi pilihan utama bahkan tak tergantikan di lini pertahanan Sampdoria. Makanya, tak berlebihan jika Miha begitu kukuh untuk menjadikan Romagnoli sebagai bagian dari skuatnya di Milan. Pelatih asal Serbia ini terkesan tak terlalu tertarik dengan nama-nama alternatif, seperti Davide Astori (Cagliari, eks pinjaman Roma) dan Aymen Abdennour (AS Monaco). Lucunya, Romagnoli pun dikabarkan juga ingin bermain di bawah kepelatihan Mihajlovic. Buktinya, ia berani menolak tawaran Napoli yang siap menggelontorkan 30 juta eur, begitu pula dengan tawaran yang datang dari Arsenal dan Chelsea.
Romagnoli si Nesta Baru
Bagi Mihajlovic, Romagnoli bukan sekadar pemain muda yang belakangan justru menjadi one hit wonder. Kualitas Romagnoli sebagai bek mengingatkannya pada Alessandro Nesta.
"Alessio (Romagnoli) mirip dengan Nesta, tapi dia memiliki teknik yang lebih baik. Sayangnya ia berada di klub lain," ujar Mihajlovic.
Di Olimpico, talenta Romagnoli juga sangat dipuja, sampai-sampai dibanderol begitu mahal oleh Direktur Olahraga Roma, Walter (Ralat) Sabatini. Penolakan terus dilakukan kubu Si Serigala sejak penawaran awal 15 juta euro sampai 28 juta euro. Agaknya, Roma juga tak ingin kehilangan bek-bek potensial mereka seperti  Marquinhos ke Paris Saint-Germain (PSG) dan Mehdi Benatia ke Bayern Munich secara berturut-turut di musim sebelumnya.
Simak prediksi kami tentang potensi Romagnoli menjadi salah satu bek terbaik di kompetisi Liga Italia di tautan ini
Romagnoli sendiri dipromosikan ke skuat utama ketika baru berusia 17 tahun pada tahun 2012. Pelatih Roma saat itu, Zdenek Zeman, dibuat terkesan oleh bakat istimewanya. Sialnya, pemuda jebolan akademi Roma itu sempat berkutat dengan cedera beberapa saat setelah promosi ke skuat utama.
Di bawah kepelatihan Rudi  Garcia musim 2013/2014, Romagnoli dirotasi menjadi full-back kiri di beberapa kesempatan. Hasilnya, Romagnoli mampu mengemban tugasnya dengan solid kendati bermain di posisi yang asing.
Agar kemampuannya semakin terasah, Romagnoli dipinjamkan ke Sampdoria pada musim 2014/2015 di bawah asuhan Mihajlovic yang kini melatih Milan. Ia pun tidak tergantikan di jantung pertahanan Sampdoria. Sebagai bek, Romagnoli tidak takut meluncur untuk mengatasi situasi berbahaya di lini belakang. Ia berhasil membuat 2.1 intersep perlaga sepanjang musim lalu bersama Sampdoria. Angka ini menjadikannya masuk ke jajaran 10 bek dengan jumlah intersep terbanyak di kompetisi Serie A musim lalu.
Postur tubuh juga menjadi keunggulan Romagnoli. Dengan tinggi badan enam kaki, ia bisa menghalau bola yang datang ke kotak penalti dengan kepalanya. Romagnoli pun tercatat sebagai salah satu pemain yang memenangkan duel udara terbanyak di Serie A dengan rataan 6.3 di setiap laga.
Dilema Romagnoli dan Dzeko
Awalnya, Edin Dzeko menjadi incaran terbesar Roma untuk memperbaiki daya serang mereka. Namun, Manchester City mematok harga yang kelewat tinggi buat Roma, 30 juta euro walau sebelum sempat diturunkan hingga 28 juta euro.
Melihat kebutuhan Roma, sebenarnya penjualan Romagnoli bisa menjadi solusi kebutuhan dana untuk mendatangkan Dzeko. Tapi ibarat pedang bermata dua, kepergian Romagnoli juga bakal membikin keropos lini pertahanan Roma, apalagi kesehatan bek tengah mereka, Leandro Castan, masih dipertanyakan pasca menjalani operasi tumor otak.
Sejauh ini bek tengah yang dinyatakan siap tampil hanya Kostas Manolas dan Mapou Yanga-Mbiwa. Oleh karena itu, opsi menjual bek masa depan di situasi sulit seperti ini bukannya tak mungkin bakal menjadi keputusan yang bodoh buat Roma.
Karena dilema semacam ini, belakangan Roma justru mengincar Mohamed Salah dengan penawaran 16 juta euro kepada Chelsea. Padahal jika diperhatikan, Garcia memiliki banyak penyerang sayap, seperti Gervnho, Adem Ljajic, Juan Iturbe, Alessandro Florenzi , Iago Falque dan Victor Ibarbo yang bisa bermain agak melebar. Melihat kondisi tersebut, sebenarnya yang dibutuhkan hanya seorang penyerang tengah, apalagi Mattia Destro dan Seydou Doumbia dirasa belum cukup.  Sementara itu, mempertahankan Romagnoli ibarat simbiosis mutulisme bagi keduanya. Di satu sisi, Roma tidak perlu mengorbankan kekokohan lini pertahanannya, sementara di sisi lain, Romagnoli masih membutuhkan waktu untuk membuktikan kalau julukan "Nesta Baru" tak berlebihan jika dialamatkan kepadanya.
Sumber :Â Bleacher Reports, Football-Italia, La Gazzetta dello Sports,
Foto : Frasetya Vady Aditya
Komentar