Mengenal Rompi Hitam yang Biasa Dipakai Pemain Sepakbola

Sains

by Ammar Mildandaru Pratama 104506

Ammar Mildandaru Pratama

mildandaru@panditfootball.com

Mengenal Rompi Hitam yang Biasa Dipakai Pemain Sepakbola

Pernahkah anda melihat pemain sepakbola memakai sebuah rompi setengah badan hitam di dalam seragamnya? Para pemain tersebut tidak sedang memakai bra tentu saja, sebuah guyonan yang sering saya lihat di media sosial. Bentuknya memang mirip dengan bra khusus olahraga karena menutup setengah bagian atas tubuh.

Rompi tersebut adalah alat yang digunakan untuk melakukan tracking pemain bersangkutan. Fungsinya bermacam-macam, mulai dari memonitor kesehatan pemain hingga keperluan taktik. Lalu bagaimana cara kerjanya?

Perlu diketahui, alat ini sebelumnya pernah dilarang digunakan di pertandingan resmi. Namun pada musim ini Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB) sepakat untuk memrbolehkan para pemain menggunakan alat ini di laga resmi. Meski ada beberapa catatan tambahan yakni harus disetujui otoritas kompetisi setempat, tidak membahayakan pemain, dan data hanya boleh dipakai pasca pertandingan.

Umumnya alat ini mencatat dua hal, monitor detak jantung melalui sensor dan pergerakan pemain lewat GPS yang tertanam. Kedua data tadi kemudian dikirimkan ke sebuah alat penerima yang dapat dilihat langsung oleh staf atau pelatih. Bisa juga data tersebut disimpan di sebuah penyimpanan yang baru dibaca sesudah latihan atau pertandingan berlangsung.

as roma
Pemain AS Roma saat bermain di GBK menggunakan rompi khusus

Sebenarnya jika dapat dipantau secara langsung alat ini akan sangat berguna bagi pelatih untuk membuat keputusan saat laga berjalan. Bayangkan saja seperti bermain video game dengan indikator stamina di tiap pemainnya. Namun seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, data yang ada hanya boleh  dimanfaatkan sesudah pertandingan.

Pada awal mulanya hanya seseorang dengan pengetahuan khusus yang dapat membaca dan melakukan analisis data ini. Karena membaca ritme jantung yang dipadukan dengan daya jelajah memang sulit dilakukan. Tetapi seiring dengan kemajuan teknologi data tersebut sudah mudah dibaca berkat algoritma dari software bawaan. Bahkan langsung memberi penilaian, misalnya, fisik pemain sedang dalam masa kelelahan atau menurun.

Baca juga ulasan antara sepakbola dan angka:

Angka-angka yang Menyilaukan dalam Sepakbola



Kemunculan alat ini meski bukan barang baru juga sempat membawa kontroversi. Dikhawatirkan kemunculannya hanya akan menguntungkan kesebelasan-kesebelasan kaya saja. Tetapi kekhawatiran ini sepertinya sudah tak relevan, karena teknologi ini tak terlalu mahal sebenarnya jika dibandingkan kontrak pemain yang terus melangit.

Persib Bandung adalah salah satu kesebelasan Indonesia yang sudah pernah menerapkan alat ini pada latihan mereka musim lalu. Entah ada hubungannya atau tidak, namun mereka berhasil menjadi juara ISL 2014 dengan susunan pemain yang konsisten sepanjang musim.

Teknologi ini juga tidak asing bagi masyarakat jika anda perhatikan. Alat monitor berbasis data detak jantung dan GPS sudah jamak dipakai dengan beberapa variasi seperti jam tangan olahraga, chip di sepatu, hingga smartphone.

Pengembangan alat ini juga terus dilakukan dengan menambahkan sensor-sensor lain. Catapult Sport sebuah perusahaan dari Australia yang resmi bekerja sama dengan timnas Brasil mengklaim sedang mengembangkan alat yang dapat melakukan monitor terhadap keringat dan kortisol (hormon yang mengukur tingkat stres)

**

Sebenarnya ada banyak cara melakukan monitor kinerja pemain seperti di atas. Bahkan dengan cara paling sederhana sekalipun seperti mencatat titik aksi di lapangan seorang pemain secara manual. Namun cara ini tentu merepotkan dan butuh waktu yang tidak pendek.

Simak bagaimana cara lembaga statistik melakukan pencatatan melalui layar televisi saat pertandingan berlangsung di sini.
Amisco & Prozone GBK
Tracking kamera saat kualifikasi Piala Asia: Indonesia vs China

Cara seperti ini juga yang dilakukan banyak lembaga statistik sepakbola yang tidak mempunyai akses langsung ke kesebelasan atau terjun di lapangan. Meski pada praktik pencatatan masih dibantu oleh komputer dan operator khusus.

Alat lainnya yang juga sudah sering digunakan adalah berbasis kamera. Berbeda dengan rompi yang langsung bersentuhan dengan pemain, dengan kamera tak perlu alat yang dipakai ke pemain tersebut. Sehingga pada praktiknya hal ini tak pernah dilarang dan sudah dipakai beberapa tahun belakangan. Karena hal tersebut juga alat ini memungkinkan untuk dipakai sebagai mata-mata lawan.

Kamera statis yang berjumlah 2 atau 3 buah akan menyorot seluruh lapangan sepanjang lapangan termasuk bola. Kamera tersebut sebelumnya telah dikalibrasi oleh operator yang akan memberi nama pada tiap-tiap objek di lapangan. Operator tersebut juga kemudian yang akan mengatur ulang jika ada pemain atau bola yang meleset dari pantauan kamera.

Penggunaan teknologi semacam ini memang selalu menimbulkan kontroversi. Ada semacam kekhawatiran jika akan menghilangkan “keaslian” sepakbola itu sendiri. Tetapi perkembangan industri yang semakin pesat sepertinya membuat perdebatan semacam ini menjadi tak relevan lagi.

Komentar