Semula banyak yang menduga jika Nicolas Otamendi merupakan pemain kejutan Louis Van Gaal pada lanjutan bursa transfer 2015 ini. Kabar itu didukung dengan terbangnya bek berkebangsaan Argentina itu ke Kota Manchester. Tapi rupanya, kejutan tak diberikan Van Gaal, melainkan oleh Otamendi. Karena ia justru berbelok melakukan tes medis di Manchester City, bukan United seperti isu yang sudah beredar sejak dihelatnya Copa America 2015.
City telah berhasil mencuri perhatian Otamendi ketika United melupakannya karena terlalu fokus mengejar Sergio Ramos dari Real Madrid. Kejutan transfer itu tidak cuma berlaku bagi The Red Devils, julukan United, tapi para pendukung Valencia sebagai kesebelasan asalnya pasti semakin kecewa. Sebelumnya, Otamendi dijanjikan akan tetap bertahan di Los Che, julukan Valencia, seperti yang pernah dipaparkan sang pelatih kepala, Nuno Espirito Santo.
Pemaparan tentang bertahannya Otamendi di Stadion Mestalla, kandang Valencia, pun dijelaskan Nuno Espirito dalam situasi panas ketika kesebelasan besutannya kalah 1-3 di kandang sendiri pada laga uji coba melawan AS Roma. Otamendi tidak lepas dari bahan olok-olok suporter Los Che yang datang. Sudah kesebelasannya kalah, pria kelahiran 12 Februari 1988 ini juga dituding tidak punya loyalitas kepada Valencia.
Entah tudingan itu benar atau tidak, pada saat ini Otamendi tidak perlu mendengarkan kabar miring kepadanya secara langsung karena ia sudah resmi mengikat kontrak dengan City selama lima tahun ke depan, kecuali jika kesebelasan berjuluk The Citizens itu bertemu dengan Valencia pada ajang Liga Champions 2015/2016.
Wajar jika para pendukung Valencia amat kehilangan Otamendi pasalnya ia bisa disebut sebagai bek tidak tergantikan oleh mantan kesebelasannya tersebut. Pemain yang dikenal jago duel udara, tekel, blocking dan intersepsi itu memang bukan isapan jempol belaka.
Baca juga : Otamendi dan Jejeran Batu Karang Lainnya
Jika dibandingkan dengan duetnya di jantung pertahanan, Shkodran Mustafi, secara statistik setiap pertandingan lebih menunjukan kehebatan Otamendi. Aksi rataan tekel bersih (1,4), intersepsi (1,9), sapuan bersih (6,8) dan blocking (0,5) Mustafi per laga kalah dibandingkan Otamendi dengan tekel bersih 2,9, intersepsi 3,1, sapuan bersih 7,3 dan blocking 0,8 setiap pertandingannya.
Valencia pun menjadi kesebelasan ke tiga yang paling sedikit kebobolan setelah Barcelona (21) dan Atletico Madrid (29). Kesebelasan yang bertengger di peringkat empat klasemen akhir La Liga 2014/2015 ini kebobolan 32 kali. Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan kebobolan Real Madrid sebanyak 38 kali pada peringkat dua klasemen akhir La Liga musim lalu.
Tidak cuma bertahan, Otamendi juga merupakan bek yang handal juga mencetak gol layaknya Vincent Kompany. Pada musim lalu ia mengemas enam gol dari 35 kali penampilannya. Salah satunya ketika ia mematahkan rekor kemenangan Madrid 22 kali beruntun pada pertandingan pekan ke-17 La Liga di Mestalla.
Pemain 27 tahun itu menyumbangkan gol kedua pada pertandingan yang berkesudahan 2-1 untuk kemenangan Los Che saat itu. Kenang-kenangan inilah yang membuat salah satu alasan suporter Valencia tidak rela membiarkan Otamendi pergi. Tentu saja aksi bertahan mumpuni serta produktif mencetak gol akan menjadi keuntungan luar biara bagi City yang selama pra musim diteggarai keroposnya lini belakang.
"Dia pemain internasional yang mapan untuk salah satu negara terbaik di dunia sepakbola dan saya tidak ragu bahwa ia memiliki mentalitas yang tepat untuk masuk ke dalam skuat di mana sudah ada beberapa wajah, termasuk Eliaquim (Mangala) dan Fernando yang bermain bersamanya di Portugal," ujar Manuel Pellegrini, Manajer The Citizens.
Memilih Tandem Otamendi
Peramu taktik asal Cile itu pun memiliki pilihan baru untuk diduetkan pada jantung pertahanan musim depan atas kedatangan mantan pemain Porto tersebut. Jika dilihat dari statistik pertahanan selama musim lalu, baik Vincent Kompany, Ellaquim Mangala dan Martin Demichelis tidak ada yang mampu mengungguli Otamendi. Hanya saja Mangala lebih tenang merebut bola dari lawan jika dilihat dari jumlah pelanggaran dengan rataan 0,8 per laga sedangkan Otamendi 1 pelanggaran per laga.
Tapi itu baru dilihat secara statistik. Apalagi perlu diingat bahwa atmosfer Liga Inggris yang mengandalkan fisik dengan Liga Spanyol dengan sepakbola atraktif tentu berbeda. Jadi siapa yang lebih cocok dijadikan tandem bagi Otamendi? Untuk perkiraan sementara mungkin pilihan jatuh kepada Kompany mengingat ia merupakan kapten The Citizens.
"Saya di sini untuk memberikan yang terbaik, untuk berduel pertandingan demi pertandingan dan mendorong City ke puncak tertinggi selama mungkin dan saya berharap akan dapat memenangkan beberapa piala dan gelar. itu yang paling penting. Berada di sini di dalam klub yan terlihat begitu indah, ini di luar dari mimpi," ungkap Otamendi yang sempat berdiskusi tentang City kepada Alvaro Negredo, penyerang Valencia eks-City.
Otamendi merupakan pria yang lahir di El Talar, lingkungan kecil di Buenos Aires, Argentina. Ia tumbuh dewasa di antara lingkungan tinju dan sepakbola bersama sepupunya yang memiliki gym lokal. Maka perawakannya dengan tinggi 178 cm dan 75 kg serta cukup berotot membuat ia siap duel dengan penyerang mana pun termasuk Diego Costa, penyerang Chelsea, yang dikenal usil kepada bek lawan dengan aksi provokasinya. Adanya seorang petinju di jantung pertahanan City mungkin bisa membuat Diego Costa berpikir ulang untuk menghardik seorang Otamendi.
Selain itu kedangan Otamendi di kubu The Citizens pun semakin mengancam ambisi Chelsea untuk mempertahankan gelar juara Liga Primer Inggris. Lengkap sudah skuat City di tangan Pellegrini apalagi jika Kevin de Bruyne menjadi pemain berikutnya yang didatangkan di Kota Manchester ini. Peluang juara pun semakin terbuka lebar bagi si tetangga berisik United tersebut.
Sumber : Daily Mail, Daily Star, Marca, Sky Sports, Soccer Way, Squawka, Who Scored
Grafis oleh : BM Zakky
Komentar