Kecelakaan pesawat beberapa kali menjadi tragedi bagi sepakbola. Dunia mengingat Tragedi Munich atau Munich Air Disaster pada 6 Februari 1958 silam di Bandara Udara Munich-Riem, Munich, Jerman. Sebanyak 20 dari 44 penumpang meninggal, termasuk delapan pemain dan tiga staf Manchester United.
Jauh sebelumnya, sudah terjadi kecelakan pesawat yang menewaskan para pemain Torino dalam tragedi yang dikenal sebagai "Superga" yang menewaskan 31 orang tanpa sisa pada 4 Mei 1949. Dari semua korban itu, 18 pemain dan lima staf Torino tewas di tempat.
Dua kecelakaan tersebut memang memilukan. Namun terkadang ada saja orang yang cukup bebal untuk menjadikan tragedi itu sebagai bahan olok-olok. Tapi mengolok-olok kecelakaan tidak terjadi ketika Tyne Wear Derby antara Newcastle United melawan Sunderland pada 21 Desember 2014 lalu. Ketika pertandingan memasuki menit ke-33, Stadion St James Park saat itu tiba-tiba diramaikan para suporter Newcastle yang memberi tepuk tangan sambil berdiri yang ditujukan kepada para suporter Sunderland.
Apresiasi para suporter The Magpies, julukan Newcastle, merupakan penghormatan kepada rivalnya atas sumbangan dana 33 ribu poundsterling. Lantas apa maksud dari uang itu? Sumbangan 33 ribu poundsterling merupakan dana hasil yang dikumpulkan para suporter Sunderland untuk disumbangkan kepada dua pendukung Newcastle, Liam Sweeney dan John Alader, yang tewas dalam kecelakaan pesawat MH-17 di Ukraina pada 17 Juli 2014 silam.
Tragedi kecelakaan pesawat pun kembali terjadi dalam dunia sepakbola. Sebuah kecelakaan maut terjadi ketika Shoreram Airshow di Kota Brighton, Inggris, pada sabtu (22/8) lalu. Jet militer bernama Hawker Hunter yang sedang melakukan aksi akrobatik terhempas jatuh di jalan tol A-27 Shoreram, Sussex, Inggris, yang sedang padat dengan kendaraan.
Diperkirakan korban tewas bisa sampai 20 orang. 11 orang sudah dipastikan meninggal di tempat. Dari jumlah laporan korban meninggal tersebut, dua di antaranya merupakan pemain sepakbola Worthing United FC, kesebelasan yang berkiprah di Southern Combination Footbal League, bernama Matthew Grimstone (kiper) dan Jacob Schilt (gelandang).
"Grimbles (Grimstone), kipert tim inti kami. Baru berusia 23 tahun tapi berbakat. Pendiam dan sedikit tertutup, tapi memiliki potensi hebat dan masih bisa berkembang lagi. Schilt usianya juga baru 23 tahun, berbadan kecil tapi gigih dan sangat terampil," tulis press release pihak Worthing.
Grimstone dan Schilt saat itu sedang dalam perjalanan menuju Lockwood untuk memperkuat Worthing. Tapi akhirnya hanya dua seragam kesebelasan mereka yang hadir. Dua seragam itu dipajang para pendukung Worthing di Lockwood.
Untuk menghormati keduanya, seluruh pertandingan Capital One Cup yang dihelat pada selasa (26/8) kemarin pun diwajibkan untuk memberi penghormatan berupa mengheningkan cipta selama satu menit sebelum laga.
"Keheningan satu menit ini akan memberikan kesempatan fans sepakbola seluruh negeri ini memberikan penghormatan kepada Matheew (Grimstone), Jacob (Schilt) dan semua orang yang kehilangan nyawa mereka dalam kecelakaan yang mengerikan ini," ujar Shaun Harvey, Kepala Eksekutif Football League.
Seluruh kejadian mengerikan akibat kecelakaan pesawat memang perlu dihargai, bukan dijadikan olok-olok, bahkan walau itu menimpa pesepakbola amatir sekalipun. Pesawat pun bisa menjadi momok yang menakutkan, bahkan bagi Gervinho, pemain AS Roma, kendati itu bukan dalam konteks kecelakaan.
Tapi menumpang pesawat dalam jarak tempuh sebuah kesebelasan sepakbola merupakan satu-satunya jalan agar bisa menjalani jadwal pertandingan antar negara secara tepat waktu. Tapi sayangnya hal tersebut sempat menyulitkan Paolo Guerrero, penyerang Flamengo, yang sempat kabur karena enggan melakukan perjalanan udara.
Terkadang menaiki sebuah pesawat mengingatkan kita pada lagu Chantal Kreviazuk berjudul Leaving On A Jet Plane.
"So kiss me and smile for me, tell me that you'll wait for me. Hold me, like you'll never let me go."
Suara nyanyain yang lembut itu mengisahkan sesorang yang akan lepas landas menuju langit. Entah untuk kembali lagi atau tak akan pernah kembali. Lirik itu juga yang dinyanyikan A.J Frot (Ben Afflect) kepada kekasihnya Grace Stamper (Liv Tyler) ketika hendak pergi untuk menyelamatkan bumi dalam film Armageddon.
Selamat jalan Grimstone, Schilt dan pesepakbola yang menjadi korban kecelakaan lainnya. Semoga perjalananmu menuju langit ke tujuh kali ini lebih indah.
Sumber : Daily Mail, Independent, The Guardian, Wikipedia
Komentar