Karya Andre Setiawan dan Alvin Lazaro
Penampilan beberapa raksasa Premier League sangat tidak memuaskan. Liverpool, Manchester United, Arsenal, apalagi Chelsea, memperlihatkan kinerja yang berantakan.
Dalam empat pertandingan awal di Barclays Premier League, armada raksasa Chelsea sudah menderita dua kekalahan yang menyakitkan. Mereka kalah dari Manchester City dengan skor 3-0 dan dikalahkan dengan luar biasa oleh Crystal Palace 1-2 di Stamford Bridge. Kemenangan 3-2 yang mereka dapatkan ketika melawan West Bromwich Albion harus diperoleh dengan sangat susah payah.
Jose Mourinho pun dibuat kebingungan dengan kondisi timnya saat ini yang berada di posisi ke 13 klasemen sementara Liga Inggris. Chelsea tertinggal delapan poin dari pemuncak klasemen sementara, Manchester City.
Bergabungnya Pedro tampaknya menjadi angin segar kala sang bintang La Masia berhasil mencetak gol pembuka bagi Chelsea di laga debutnya kontra West Brom. Tetapi Pedro bak diam seribu bahasa dan tak mampu berbuat banyak ketika timnya dipaksa tunduk di hadapan Crystal Palace 1-2 di kandang mereka sendiri. Â Eden Hazard yang musim lalu tampil beringas mengobrak-abrik pertahanan lawan pun belum bisa berbuat banyak sejauh ini, walaupun sang pemain berhasil memberikan satu asist kala timnya mengalahkan West Brom.
Dari segi pertahanan, Chelsea sepertinya sedang kehilangan arah. Kebobolan sembilan gol dalam empat pertandingan bukan hal yang baik bagi Chelsea yang musim lalu begitu disiplin menggembok pertahanan. Dengan formasi andalan 4-2-3-1, dengan Matic dan Zouma menjadi poros ganda di depan Terry, Cahill, Ivanovic dan Azpillicueta, membuat lawan kesulitan menembus pertahanan The Blues.
Musim ini, semua seperti seperti raib. Kesalahan, miskomunikasi, pressing yang lemah, covering yang kurang baik membuat tim lawan dengan mudah masuk membongkar pertahanan Chelsea. Nemanja Matic yang terkenal dengan tackling-tackling krusialnya pun seperti melunak. Beruntung, The Special One tidak menjadi The Only One yang mengalami masalah serupa.
Hal yang sama dialami Arsenal. Kekalahan mengejutkan 0-2 melawan West Ham United di partai pembuka Liga Inggris benar-benar menjadi pukulan telak bagi Professor Wenger. Beruntung, mereka mulai mampu kembali ke trek mereka dengan meraih dua kemenangan tipis dan sekali imbang. Permainan yang mulai disiplin dan ritme serangan yang semakin baik membuat Arsenal, perlahan tapi pasti, masih bisa merancang asa untuk kembali ke atas.
Pasukan Manchester merah arahan Louis van Gaal pun masih belum menunjukkan permainan yang mantap. Walaupun mengawali musim dengan dua kemenangan, belum bisa memberikan rasa puas bagi pendukung Manchester United. Terlebih, dua kemenangan tipis masing-masing 1-0 yang diraih melalui gol bunuh diri Kyle Walker kala menjamu Spurs di Old Trafford dan gol Adnan Januzaj di Villa Park, masih belum menjadi jaminan kompaknya permainan Iblis merah.
Wayne Rooney yang tampil giras kala melumat Club Brugge KV 4-0 di leg ke dua babak playoff UEFA Champions League ternyata belum cukup meningkatkan kepercayaan diri sang pemain. Rooney nyaris tak berguna kala klubnya dipaksa menelan tiga kekalahan beruntun oleh Garry Monk, sang manajer yang juga merupakan kapten Swansea di masa dulu.
Memphis Depay yang dibeli United dengan mahar £25 juta dan digadang-gadang menjadi penerus Cristiano Ronaldo pun masih belum bisa berbuat banyak di Premier League. Diplot di sayap kiri, Depay terlihat masih belum mampu mengancam pertahanan lawan, bahkan sang winger masih sering kalah ketika beradu sprint dengan bek sayap lawan.
Akan tetapi, memainkan Depay secara rutin adalah keputusan yang tepat, karena Depay memiliki potensi untuk menjadi winger hebat di masa depan jika van Gaal dapat memoles talentanya dengan baik. Namun, jika United lebih membutuhkan kemenangan, Ashley Young dapat dipercaya, mengingat performa luar biasa sang pemain musim lalu.
Liverpool asuhan Brendan Rodgers mengalami hal serupa. FansThe Kop sempat dibuat gembira kala timnya berhasil mengamankan jasa Danny Ings, Roberto Firmino dan Christian Benteke. Menjual Raheem Sterling ke Manchester City pun sepertinya tidak masalah bagi mereka. Akan tetapi, saat ini mungkin mereka sedang merindukan kecepatan yang dimiliki Raheem Sterling untuk merobek pertahanan lawan.
Roberto Firmino yang mengisi posisi yang ditinggalkan Sterling masih belum mampu memberikan kepuasan bagi Liverpudlian. Kemenangan 1-0 yang diraih atas Stoke City di Britannia pada laga pembuka Premier League melalui tendangan spektakuler Phillipe Coutinho serta gol kontroversial berbau offside Christian Benteke yang mengantarkan Liverpool meraih kemenangan kandang atas AFC Bournemouth dengan skor 1-0 dibalas dengan kekalahan menyakitkan atas West Ham United 0-3 di Anfield dan hasil seri 0-0 kontra Arsenal di Emirates. Penyakit lama bernama inkonsistensi sepertinya masih menghinggapi Liverpool arahan Brendan Rodgers.
Armada Tottenham Hotspurs yang dinahkodai oleh Mauricio Pochettino mengalami masalah yang lebih parah. Mereka masih belum mampu meraih tiga poin perdana bagi fans setia tim yang bermarkas di London utara ini.
Berbeda dengan tetangganya, Arsenal, yang meraih kemenangan saat bertandang ke Sports Direct Arena, laju The Lilywhites kembali tersendat di kandang sendiri. Menjamu Everton asuhan Roberto Martinez, The Lilywhites lagi-lagi gagal mempersembahkan tiga poin perdana bagi fans mereka. Sebelumnya mereka ditahan imbang Stoke City 2-2 di tempat yang sama. Tottenham Hotspurs seakan-akan tampil tidak stabil setelah kalah akibat gol bunuh diri Kyle Walker kontra Manchester United di laga pembuka.
Menyarangkan dua gol terlebih dahulu ke gawang Stoke, tetapi kebobolan 2 gol setelahnya. Memasukkan gol terlebih dahulu kontra Leicester City, tetapi kebobolan semenit kemudian. Bahkan pekan keempat kemarin diakhiri dengan skor kacamata 0-0 kontra Everton.
Pertahanan Spurs yang dikawal oleh Vertonghen dan Alderweireld didukung oleh Eric Dier dan Nabil Bentaleb sebagai defensive midfielder belum cukup untuk menjaga pertahanan dari kebobolan. Transisi bertahan-menyerang yang cenderung lambat juga menjadi masalah untuk Spurs.
Cederanya Christian Eriksen sepertinya bisa menjadi alasan kuat mengapa penyerangan Tottenham cenderung tumpul sejauh ini. Ryan Mason yang diplot sementara menggantikan Christian Eriksen belum mampu memberikan suplai bola yang memadai bagi Harry Kane, menyebabkan tumpulnya striker muda Inggris ini. Sayap kanan dan kiri yang diisi oleh Dembele dan Chadli belum mampu untuk membangun serangan dengan cepat. Dalam hal ini, membeli Son Heung Min dari Bayer Leverkusen bisa jadi merupakan langkah cerdas Mauricio Pochettino untuk mengatasi mampetnya lini depan Spurs.
Peringkat 16 di klasemen sementara bukan merupakan posisi yang bagus untuk Spurs, mengingat musim ini penampilan tim-tim lain yang berkompetisi di Premier League bisa dibilang memiliki kekuatan yang hampir berimbang, seperti West Ham United yang begitu perkasa mampu membungkam tim sebesar Arsenal dengan skor 2-0 di Emirates dan menggilas Liverpool di Anfield dengan skor lebih telak, 3-0. Tetapi, mereka dikalahkan oleh tim pendatang baru, AFC Bournemouth, dengan skor 3-4 dan Leicester City dengan skor 1-2 di kandang mereka sendiri.
Bahkan tim seperti Crystal Palace asuhan Alan Pardew, Leicester City asuhan Claudio âThe Tinkermanâ Ranieri, dan Swansea City asuhan Garry Monk bertengger di peringkat dua, tiga dan empat. Ketiganya memperlihatkan penampilan sangat baik di awal liga dengan mengalahkan tim-tim besar di pekan awal Premier League.
Crystal Palace, misalnya, mereka berhasil membukukan tiga kemenangan dan hanya sekali kalah. Pencapaian yang cukup impresif bagi skuad arahan Alan Pardew. Rekrutan kelimanya, Bakary Sako yang didatangkan dari Wolverhampton Wanderers dengan status bebas transfer, sejauh ini sudah mencetak dua gol dari dua penampilan, termasuk golnya ketika mengalahkan Chelsea 2-1 di Stamford Bridge.
Tak heran, jika optimisme melanda Alan Pardew dan anak asuhnya. Sang manajer yakin bahwa mereka mampu finish di papan Liga Eropa musim ini. Patut ditunggu konsistensi apa yang akan ditunjukkan Crystal Palace musim ini. Ujian terbesarnya mereka akan menghadapi Manchester City di laga berikutnya.
Bafetimbi Gomis merayakan gol yang dicetak ke gawang Manchester United pekan lalu. Sumber: premierleague.com
Swansea City? Siapa yang menyangka bahwa laju klub kawalan Garry Monk ini sangat impresif di empat pekan awal? Imbang atas Chelsea 2-2 di Stamford Bridge, menang 2-0 atas Newcastle United, imbang 1-1 kontra Sunderland, dan lagi-lagi mempecundangi Manchester United 2-1.
Pencapaian luar biasa ini tak lepas dari peran Bafetimbi Gomis dan Andre Ayew yang menjadi momok menakutkan bagi pertahanan lawan. Bahkan pertahanan Manchester United dibuat kocar-kacir ketika Andre Ayew berhasil menyamakan kedudukan melalui tandukannya. Lima menit kemudian ia berhasil memberikan umpan terobosan manis bagi Bafetimbi Gomis yang tidak menyia-nyiakan peluang membobol gawang Sergio Romero dan membalikkan keunggulan 2-1 untuk tuan rumah. Mental dan semangat para pemain The Swans memang patut diacungi jempol.
Ini merupakan salah satu bukti dari sekian banyak bukti bahwa Premier League musim ini terasa lebih kompetitif, walaupun masih terlalu dini jika melempar anggapan tersebut saat ini. Biar bagaimana pun liga baru berlangsung selama empat pekan.
Menarik untuk menunggu sampai mana tim-tim yang tidak diperhitungkan ini mampu berkiprah di Liga Inggris. Apakah hanya panas di awal lalu terperosok di akhir seperti Southampton dan West Ham musim lalu, atau mereka mampu menunjukkan konsistensi sepanjang musim bahkan menjadi ancaman bagi tim-tim besar Premier League?
Premier League akan kembali bergulir pada tanggal 12 September 2015 setelah International Break. Pekan ekstra ini sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh Jose Mourinho, Louis van Gaal, Brendan Rodgers dan Mauricio Pochettino untuk kembali memikirkan formula baru dan strategi yang lebih meyakinkan untuk melepaskan diri dari masalah yang dialami.
Tetapi, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi dengan pemain-pemain kunci mereka saat menjalani laga dengan timnas masing-masing. Apakah mereka akan kembali ke klub mereka dengan motivasi tinggi karena bermain baik untuk negaranya, atau malah memperburuk keadaan dengan terkapar di meja operasi? Patut ditunggu.
Tentang Penulis: Kami berdua mahasiswa yang hidup dan cinta sepakbola sejak kecil. Senang menulis analisis dan cerita dalam dunia sepakbola. Akun twitter : @andlazfootball.
Komentar