Sepanjang sejarahnya, Barcelona dikenal sebagai salah satu kesebelasan yang cukup anti untuk memasang sponsor di bagian dada mereka. Hal ini berlangsung setidaknya sejak mereka berdiri pada 29 November 1899 hingga 7 September 2006 lalu. Pengabdian pada kepolosan kostum bertanding mereka harus berhenti di usia klub yang ke-107 tahun seiring dengan ditandatanganinya perjanjian antara presiden Barcelona saat itu, Joan Laporta dan direktur eksekutif Unicef, Ann M. Veneman tepat hari ini, sembilan tahun yang lalu.
Pada awal kerjasamanya, kedua belah pihak sepakat bahwa Barcelona akan memasang logo Unicef selama lima tahun ke depan (dari 2006 hingga 2011) di bagian depan kostum yang dipakai pemain Blaugrana. Barcelona juga bersedia membayar 1,5 juta Euro untuk Unicef sebagai bentuk donasi tahunan untuk anak-anak di seluruh dunia.
"Kerjasama bersama Unicef dan Barcelona ini akan membantu untuk membuka pintu pengharapan bagi seluruh anak-anak di dunia," sahut Ann M. Veneman, direktur eksekutif Unicef. "Barcelona juga telah menunjukkan bahwa dunia olahraga juga peduli dan memiliki pengaruh yang baik bagi anak-anak."
Barcelona yang saat itu baru saja merengkuh trofi liga Champions untuk kedua kalinya sepanjang sejarah dengan menumbangkan Arsenal di Paris, Perancis, memberikan dampak yang begitu banyak bagi penambahan penggemar di seluruh dunia. Ini juga yang melandasi Joan Laporta untuk terus melebarkan sayapnya ke seluruh dunia melalui pintu Unicef.
Simak kisah sang pencetak gol kemenangan Barcelona di liga Champions 2006, Juliano Belletti dalam artikel; "Mengenang Keabadian Juliano Belletti"
"Di klub ini, kita sangat peduli dengan dimensi sepakbola yang kini terus mengglobal," sahut Laporta. "Penambahan penggemar klub Barcelona dalam beberapa tahun terakhir di seluruh pelosok dunia ini sangat mengagumkan. Kami (Barca) mempunyai kewajiban untuk merespon hal ini dengan sesuatu yang positif. Salah satunya melalui Unicef untuk membantu anak-anak yang rentan dan lemah di seluruh dunia."
Pada awal pemanfatan dana sumbangannya, uang donasi dari Barcelona tersebut dipakai oleh Unicef sebagai biaya peningkatan kualitas kesehatan dan hidup para anak-anak di Swaziland, salah satu negara bagian selatan benua Afrika.
Para anak-anak tersebut kebanyakan dari mereka terjangkit AIDS dari orang tua termasuk ibunya. Hal ini mendorong Unicef mencegahnya sedari dini dengan memberikan obat-obatan khusus kepada ibu hamil yang mengidap HIV AIDS, yang bertujuan untuk menghentikan penularan virus dari kandungan mereka.
Kerjasama Barcelona dengan Unicef pada periode pertama ini juga tak terhenti untuk Swaziland saja, akan tetapi untuk negara Afrika lainnya seperti Malawi dan Angola.
Hal di atas merupakan salah satu contoh langkah awal kerjasama Barcelona dan Unicef setelah penandatanganan kerjasamanya tersebut. Lalu, bagaimana dengan Unicef dan Barcelona hari ini?
Meski kontrak kerjasamanya terus diperbaharui pada tahun 2011 hingga tahun 2016 mendatang, naiknya Sandro Rosell ketika pemilihan umum presiden Barcelona pada tahun 2010 lalu ternyata membuat logo Unicef yang sudah lima tahun terpampang di bagian depan harus rela tergeser posisinya menjadi ke bagian belakang kostum tepat di bawah nomor punggung para pemain.
Penandatanganan kerjasama dengan Qatar Sport Investment (QSI) selama lima tahun terhitung dari 2011 hingga 2016 yang bernilai 30 juta euro per-tahunnya ternyata menjadi pemicu kepindahan logo Unicef ke bagain belakang kostum Blaugrana.
Pada dua musim pertama (2011-12 dan 2012-13) Qatar Sports Investment dan Sandro Rosell memasang logo Qatar Foundation di bagian kostum supaya kerjasama mereka berjalan lancar dan para pendukung masih menganggap bahwa Barcelona masih bekerja sama dengan badan amal (foundation).
Namun setelah itu, perjanjian QSI dan Rosell akhirnya mulai terkuak ketika kostum musim 2013-14 menyertakan nama salah satu maskapai penerbangan, Qatar Airways di bagian depan kostum mereka. Bagaimanapun, Sandro Rosell secara tidak langsung menutup-nutupi kerjasama Barcelona dengan QSI memakai nama Qatar Foundation.
Peralihan sponsor bagian depan kostum Barcelona yang awalnya bertujuan mempublikasikan kerjasama atas nama kemanusiaan dengan Unicef, kini nyata-nyatanya telah menjadi ladang profit tersendiri bagi Barcelona dengan Qatar Airways.
Oleh karena itu, meski kerjasama (tentang sponsor Qatar Airways) ini kurang disukai oleh mayoritas penggemar Barcelona, tapi tampaknya mereka harus rela, karena saat ini industri sepakbola tidak lepas dengan perihal sponsorship dan perputaran uang yang cukup deras seperti yang telah dilakukan kesebelasan-kesebelasan eropa lainnya sedari dulu.
Sebetulnya, ada kans untuk logo Unicef kembali lagi ke bagian depan kostum Barcelona ketika kontrak dengan QSI pada 2016 nanti berakhir. Kans ini dimunculkan oleh Joan laporta yang mencalonkan diri pada pilpres Barcelona bulan juli 2015 lalu, namun sayang seribu sayang, Joan Laporta harus kalah oleh calon presiden lainnya yaitu Josep Bartomeu yang berstatus inkumben dalam pemilihan tersebut.
Jadi, masih merindukan Unicef di bagian depan kostum, fans Barcelona?
Foto: 20minutos.es
Komentar