Staf keamanan Manchester United dengan sigap memeriksa ruang makan malam sampai pertemuan di Hotel Lowry untuk mengantisipasi bocornya pembicaraan tim kepada pihak luar. Dengan sigap mereka memeriksa jendela berserta tirainya sampai ke bawah meja, kursi dan sudut ruangan lainnya, lengkap dengan alat pemindai.
Setelah memindai ruangan untuk memastikan tempat sudah steril dari alat perekam suara, barulah Wayne Rooney dkk., diizinkan masuk ke dalam untuk makan dan membahas berbagai hal terkait taktik dan strategi untuk menghadapi Liverpool yang berlangsung Sabtu (12/9) malam di Stadion Old Trafford, Manchester.
Rupanya para pejabat United enggan dimata-matai. Saat David Moyes masih menangani kesebelasan tersebut pada musim 2013/2014, sempat ada insiden ditemukannya perekam suara di lokasi tersembunyi untuk mereka pembicaraan tim.
Langkah itu pun didukung oleh Van Gaal yang memang banyak mengubah situasi dan suasana hingga aspek yang paling kecil sekalipun. Salah satunya seperti menghimbau para pemainnya agar lebih akrab dengan fans, sampai mencocokan rumput lapangan latihan mereka di Carrington agar sama persis seperti Old Trafford.
Khusus sesi latihan, ia juga mencegah aksi mata-mata dari pihak lawan agar persiapannya tidak diendus oleh orang lain. Manajer asal Belanda tersebut melarang mobil pengiriman datang ke Carrington karena dikhawatirkan menganggu konsentrasi latihan Rooney dkk., juga untuk mengantisipasi adanya mata-mata dari kesebelasan lain. Apalagi ia merupakan manajer yang sering mengadakan pertemuan dengan para pemainnya untuk menganalisis lawan sampai rencana permainan mengarungi Liga Primer Inggris.
Baca juga : Belajar Tanpa Henti Ala Maurizio Sarri
Sementara itu metode pertemuan Van Gaal dinilai membosankan. Terlebih memang, tidak bisa dipungkiri, jika ia orang yang cenderung cukup kaku. Bahkan Marcos Rojo saja mengungkapkan ketakutannya kepada pelatihnya itu.
Di samping itu, mantan pelatih Belanda tersebut mengaku jika metode pertemuan rutin dengan skuatnya memang membosankan dan terlalu kaku. Tapi Van Gaal tetap menuntut profesionalisme Rooney dkk., agar tetap mematuhi rangkaian kegiatan The Red Devils, julukan United.
Dari setiap pertemuan itu ia mengaku bersikap terbuka kepada masukan dari para pemainnya. Ia mengklaim tidak ingin dicap diktator dan tetap membuka diri terhadap masukan dari para pemain. Ia ingin menghilangkan cap manajer diktator yang disematkan kepadanya oleh berbagai media yang kerap mengabarkan sistem latihan yang diterapkannya penuh dengan "paksaan".
"Kami memiliki banyak pertemuan, anda pun tahu," cetus Van Gaal dengan senyum menyeringai.
Dirinya menegaskan jika dampak positif dari seringnya pertemuan itu mampu melahirkan ketenangan ketika kesebelasan besutannya memenangkan suatu pertandingan. Skuatnya pun lebih tenang merayakan kemenangan demi memupuk kematangan dalam tubuh United.
Salah satunya kemenangan yang begitu ia nikmati adalah usai mengkandaskan Liverpool dengan skor 3-1. Van gaal menikmati perayaan makan malam pada Minggu (13/8) kemarin. Raut wajahnya masih memperlihatkan kesenangan ketika ia tiba di restoran Cina dan Dim Sum dengan muka berseri-seri.
Van Gaal mengaku menikmati permainan anak asuhnya melawan Liverpool karena memiliki catatan 100 persen terhadap mereka sekaligus memberikan pujian kepada Anthony Martial ketika mencetak gol pada debutnya berseragam United diturunkan melawan Liverpool.
Tapi perayaan kemenangan The Red Devils harus disikapi lebih tenang lagi oleh pria 64 tahun tersebut. Pasalnya ia akan disodori perpanjangan kontrak hingga 2019, lebih panjang dari kesepakatan sebelumnya yang cuma sampai 2017. Tentu bertahan di Old Trafford pun akan diikuti dengan kenaikan gaji yang lebih besar dibanding pendapatannya saat ini yang mencapai 6 juta poundsterling per musim.
Otomatis jika kontrak itu diperpanjang maka United memaksa rencana pensiun Van Gaal pada 2017 mendatang menjadi mundur. Tawaran tersebut boleh jadi cukup menggiurkan baginya. Apalagi ia pun belum mempersembahkan tropi untuk The Red Devils sejak kedatangannya pada awal musim 2014/2015 lalu.
Untuk itulah, kini, ia sendiri yang harus mengambil keputusan dengan tenang, matang dan tidak tergesa-gesa -- apa pun keputusannya. Jika ia memutuskan menerima perpanjangan kontrak, sudah pasti itu sudah melalui pertimbangan yang matang, tenang dan tidak tergesa-gesa. Walau, tentu saja, keputusan itu tak dihasilkan melalui rapat dan diskusi dengan para pemainnya.
Hanya saja, jika opsi itu diambil, tidak bisa tidak ketenangan masa tuanya masih akan jauh untuk disesap. Ia akan terus sibuk membangun ketenangan tim di dalam, sembari menepiskan keinginan menikmati masa tenang di hari tua.
Sumber : Daily Mail, ESPN, FourFourTwo.
Komentar