Menjelang matchday pertama Liga Champions, Juventus tak begitu diunggulkan saat bertandang ke Ettihad Stadium, markas Manchester City. Bagaimana tidak, Juve gagal meraih satupun kemenangan pada tiga laga awal Serie A, sementara sang lawan begitu perkasa dengan meraih lima kemenangan dari lima laga dengan tanpa kebobolan.
Tapi hasil akhir pertandingan berbicara lain. Kesebelasan berjuluk Si Nyonya Tua itu ternyata mampu menyadarkan The Citizens bahwa yang dihadapinya adalah finalis Liga Champions musim lalu. Bahkan kemenagan yang diraih Juventus itu ditorehkan dengan cukup manis di mana Juve membalikkan keadaan setelah sempat tertinggal lebih dulu lewat gol bunuh diri Giorgio Chiellini.
Pada laga tersebut, Alvaro Morata boleh jadi pahlawan kemenangan Juventus dengan golnya ketika pertandingan tinggal menyisakan sembilan menit. Namun salah satu sosok yang juga tak kalah penting pada kemenangan Juventus tersebut adalah aksi-aksi sang kapten, Gianluigi Buffon.
Pada laga ini, Buffon tercatat melakukan lima kali aksi penyelamatan gemilang yang membuat lini serang Man City gigit jari. Dimulai dari double saves-nya saat menahan tendangan Raheem Sterling dan David Silva, hingga tendangan jarak jauh Yaya Toure.
Menggagalkan peluang Yaya Toure pada menit ke-88 itu pun menjadi pemandangan tersendiri bagi siapapun yang menyaksikannya. Dari luar kotak penalti, gelandang asal Pantai Gading tersebut melepaskan tendangan melengkung ke tiang jauh. Namun laju bola yang seakan-akan hendak menjadi gol tersebut, tiba-tiba dimentahkan oleh aksi Buffon yang terbang dan menepis bola. Superman.
Aksi-aksi Buffon pada laga ini memang memperlihatkan bahwa kiper berusia 37 tahun tersebut tengah berusaha semaksimal mungkin menjaga harkat dan martabat Juventus. Karena jika Juve kalah di tangan City, kritik tak hanya akan dialamatkan pada sang pelatih, Massimilliano Allegri, tapi juga seluruh penggawa Juventus termasuk Buffon yang selalu menghuni susunan pemain Juventus pada musim ini.
Aksi Buffon pada laga melawan City seolah melengkapi perannya sebagai pemimpin di Juventus belakangan ini. Pada saat skuat Juventus melawan Chievo Verona di Serie A beberapa hari sebelumnya, kiper termahal dunia tersebut memperlihatkan diri sebagai sosok yang hebat.
Saat Juventus tertinggal 0-1 lewat gol Perparim Hetemaj, para pendukung Juventus yang memadati Juventus Stadium lantas menyiuli para pemain Bianconeri karena penampilan mereka kurang memuaskan. Di situlah Buffon menyelamatkan mental para pemain Juventus yang tentunya saat itu mendapatkan tekanan dari pendukungnya sendiri.
Saat babak pertama usai, Buffon menyempatkan diri berinteraksi dengan para pendukung Juventus dari kejauhan sebelum meninggalkan lapangan. Siulan para pendukung Juventus tersebut dibalas oleh Buffon dengan teriakan âAbbiamo bisogno di voi!â yang memiliki arti Kami membutuhkan kalian.
Buffon meminta para pendukungnya untuk kembali mendukung setiap usaha para pemain Juventus, bukan menjatuhkan mental para pemainnya dengan memberikan siulan. Dan upaya tersebut sedikit banyak berhasil di mana Juventus kemudian mencetak gol penyama kedudukan melalui gol Paulo Dybala.
Buffon memang merupakan pemain yang tak hanya hebat dalam menepis setiap serangan lawan. Mantan pemain AC Parma ini pun memiliki kepribadian yang rasanya patut ditiru oleh setiap kiper di seluruh dunia. Apalagi setelah dirinya menjabat sebagai kapten, baik di Juventus maupun di timnas Italia.
Kita hampir tak pernah mendengar satupun cerita miring tentang Buffon baik di dalam ataupun di luar lapangan. Yang kita sering dengar justru sebaliknya, dengan cerita-cerita seperti ketika ia sedang melakukan berbagai aksi penyelamatan atau selalu menyapa setiap pemain bintang dari kesebelasan lain dengan pelukan layaknya seseorang yang bertemu dengan sahabat lama.
Jangan lupakan pula cerita tentang bagaimana ia mempertaruhkan karier sepakbolanya ketika ia memilih bertahan di Juventus yang terdegradasi ke Serie B atau pun ketika Juventus masih tertahan di papan tengah Serie A ketika pemain bintang lain memilih hijrah. Bayangkan jika Buffon memilih hijrah dari Juventus seperti yang dilakukan Zlatan Ibrahimovic, Emerson, atau Fabio Cannavaro, mungkin Juventus akan kesulitan bangkit dari keterpurukan karena hanya mengandalkan kiper macam Alex Manninger atau Antonio Chimenti.
Ya, Juventus beruntung memiliki Buffon yang dengan loyalnya membela Juventus lebih dari 15 tahun. Keterpurukan tak membuatnya berpaling dari Si Nyonya Tua. Segala pencapaian terbaiknya baik dari individu maupun secara tim, tak membuatnya berpuas diri dan mencari gelimangan euro dengan hijrah ke Amerika Serikat ataupun Dubai. Padahal ia pun masih mengidam-idamkan trofi Liga Champions sebagai penyempurna dalam kariernya.
Buffon masih menjadi bagian dari Juventus hingga saat ini. Dan selama sang kapten Juventus penerus Alessandro Del Piero ini masih membela panji-panji kebesaran Bianconeri, selama itu pula akan ada pemain yang selalu menjaga harga diri Juventus sebagai kesebelasan tersukses di Italia, dan salah satu kesebelasan besar di Eropa, dalam keadaan terpuruk sekalipun, seperti yang dialami Juventus akhir-akhir ini.
Meski kita semua sudah mengetahui sepak terjang Buffon, tapi begitulah Buffon. Ia kini merupakan penjaga gawang sekaligus penjaga harga diri Juventus.
Komentar