Seharusnya pertandingan antara tuan rumah AS Roma menjamu Barcelona menjadi perayaan Lionel Messi atas penampilan ke-100 di ajang Liga Champions. Sang punya hajat pun berhasil membuat gugup Roma dengan tembakan "peringatan" yang meluncur tipis di atas gawang yang dikawal Wojciech Szczesny ketika laga baru berjalan empat menit.
Upayanya untuk mencetak gol terus digencarkan pada laga ke-100 ini, namun tendangannya pada menit ke-18 berhasil diblok Daniele De Rossi. Barulah Luis Suarez membuka perayaan rekannya tersebut melalui gol yang dicetak pada menit ke-21 melalui sundulan kepala hasil umpan Ivan Rakitic.
Angka yang dicetak Suarez membuat para suporter I Lupi, julukan Roma, putus asa. Seolah gol tersebut menjadi pertanda bahwa Barca akan terus melanjutkan gelontoran bola mereka ke dalam jala gawang Roma. Bahkan kesebelasan besutan Rudi Garcia tersebut tidak mampu melepaskan satu pun tembakan ke arah gawang Marc-Andre ter Stegen saat itu.
Tapi di sisi lain pelatih dan pemain Roma masih menyadari jika mereka bisa mendapatkan poin dari kesebelasan dengan status gelar juara bertahan Liga Champion tersebut. Dan harapan itu betul adanya. Euforia kemenangan yang tergambar dari gol Suarez cuma bertahan sampai aksi olah bolanya berhasil dicuri Alessandro Florenzi di sisi kanan pertahanan I Lupi.
Kemudian Florenzi berlari kencang sambil menggiring bola melewati garis tengah di sayap kanan. Dari daerah tersebut ia melihat Stegen jauh dari posisinya dan membuatnya meluncurkan tendangan yang membawa si kulit bundar berada di atas kepala kiper Barca . Sepakan berjarak jarak sekitar lebih dari 60 yard itu pun menjebol jala gawang Blaugrana, julukan Barca, pada menit ke-31.
"Saya melihat Edin (Dzeko) yang tidak memungkinkan (menerima bola karena dikawal dua bek Barca) dan saya pikir akan mencobanya (menendang ke arah gawang). Pada hasil terburuknya saya berpikir itu akan menjadi tendangan gawang dan kami akan memulainya dari awal lagi," Florenzi menceritakan proses golnya.
Kejadian yang tidak terduga itu mendapat standing applause selama beberapa menit di Stadion Olimpico, termasuk dari pelatih Italia, Antonio Conte, yang datang menonton secara langsung. Begitu juga di bangku cadangan Roma, beberapa pemain berdiri merayakannya dengan takjub. Di antaranya Francesco Totti dan Gervinho yang memberikan tepukan tangan ke arah Florenzi.
Tapi ketika suasana perayaan gol itu sedang pecah-pecahnya, Florenzi hanya diam dan menutupi wajah dengan kedua tangannya. Pemain bernomor 24 itu mendapat pelukan dari rekan-rekan setimnya. Daniele De Rossi sebagai kapten Roma pada pertandingan tersebut menjadi orang pertama yang menghampirinya untuk memberikan pelukan.
Florenzi benar-benar tidak tahu bagaimana cara untuk merayakan gol indah tersebut karena ia tahu telah mencetak gol yang tidak akan pernah bisa dilupakannya. Apalagi golnya saat itu begitu penting karena memberikan poin bagi Roma .
"Itu adalah gol besar, saya pikir wajahku mengatakan itu semua dan itu sebabnya saya menutupinya. Ini akan menjadi sesuatu untuk diingat, ini bukan sesuatu yang sering terjadi setiap hari. Menonton kembali melalui video, saya merasakan emosi," celotehnya.
Ragam Tanggapan Gol Jarak Jauh Florenzi
Berkat gol Florenzi ini, I Lupi tidak harus membuka permainannya dan bahkan lebih defensif pada babak kedua dalam mengejar poin pembukaan pada malam yang vital itu. Enam pemain Roma sering berada dalam kotak penalti sendiri dan nyaris tidak ada pelayanan untuk Edin Dzeko, Iago Falque dan Mohamed Salah di lini serang.
Sebetulnya Barca memiliki banyak peluang untuk bergerak kembali di depan gawang Roma dan beruntung mereka tidak melakukannya pada menit ke-78 ketika tedangan kaki kiri Messi membentur mistar gawang. Gol Florenzi seperti membuat performa Roma meningkat dan membuat Barca terburu-buru ingin kembali mencetak gol untuk membalikan keadaan, sekaligus mendapatkan banyak pujian.
"Saya sebenarnya melihat Barcelona sudah tampil bagus, saya puas dengan penampilan tim ini. Gol Florenzi sungguh luar biasa. Gol itu membuat Roma bisa kembali ke pertandingan. Kami harus kebobolan gol indah itu dan akhirnya pertandingan berakhir sama kuat," ujar Luis Enrique, pelatih Barca.
Kendati demikian bukan berarti tidak ada komentar yang menganggap jika gol Florenzi itu biasa-biasa saja. Suarez memiliki anggapan yang sama dengan Enrique terhadap gol yang mampu mendongkrak kinerja Roma di lapangan. Tapi di sisi lain ia menilai jika aksi pemain asli didikan Roma tersebut disertai keberuntungan.
"Kami mengontrol penguasaan (bola) dan memiliki banyak peluang, tapi mereka mencetak gol dari jarak jauh, sepotong keberuntungan," cetus Suarez.
Florenzi, yang memulai karirnya sebagai gelandang menyerang sebelum pindah ke peran yang lebih bertahan, sebelumnya mencetak gol ke gawang Verona pada pertandingan pembukaan Serie A 2015/2016.
Florenzi Mulai Menyukai Posisinya Sebagai Full-Back
Semua orang akan benar-benar melihat Florenzi mulai sekarang, tetapi tidak semua akan menyadari apa yang membuat gol itu benar-benar menakjubkan. Dirinya merupakan gelandang yang medapatkan posisisi darurat sebagai bek kanan karena cedera selalu menghantam Douglas Maicon dan Vasilis Torosidis.
Sejatinya Florenzi merupakan pemain berposisi gelandang serang. Namun ketika Roma dilatih Zdenek Zeman ia menjadi seorang penyerang sayap dan kini difungsikan Garcia sebagai full-back kanan, mengingat pelatihnya itu pernah melakukan hal serupa kepada Mathieu Debuchy kala melatih OSC Lille.
"Dia bisa menjadi salah satu yang terbaik di dunia dalam posisi itu," puji De Rossi. "Saya telah mengatakan selama bertahun-tahun dia bisa menjadi salah satu pemain terbaik di posisinya. Dia siap untuk menghadapi itu," sambung wakil kapten Roma yang berjanji akan mentraktir kopi untuk Florenzi atas gol fantastisnya tersebut.
Kelebihan itu ditunjukan Florenzi menghadapi kesebelasan terbaik di dunia dalam sedekade terkhir. Pada pertandingan melawan Blaugrana saat itu, pemain kelahiran 11 Maret 1991 berhasil menepis keraguan pada posisi yang didapuknya sejak setengah musim lalu. Dalam status sebagai pemain bertahan di posisi full-back kanan, ia menorehkan lima intersep dan sapuan bola serta tiga tekel sukses kala menghadapi Barca.
Tak hanya bertahan, Florenzi juga jadi penggawa Roma yang paling rajin melepaskan tembakan pada pertandingan itu. Satu dari dua tembakannya menjadi gol menakjubkan. Akhirnya secara terang-terangan Florenzi mengakui mulai merasa nyaman ditempatkan sebagai full-back kanan oleh Garcia.
"Saya seorang full-back dan saya merasa seperti satu dengan posisi itu sejak Garcia memainkan saya dalam peran tersebut. Aku menyukainya langsung, Anda memiliki peluang maju yang biasanya Anda tidak akan mendapatkannya," akunya.
Bukan Sepenuhnya Salah ter Stegen
Ini bukan pertama kalinya Stegen kebobolan saat keluar dari posisinya pada musim ini. Hal itu juga terjadi di leg pertama Piala Super Spanyol melawan Athletic Bilbao ketika Mike San Jose melepaskan tendangan panjang menjebol gawangnya.
Tapi Enrique menolak untuk menyalahkan Stegen atas gol menakjubkan Florenzi, "Dia (Florenzi) mengambil kesempatan dan mencetak gol," katanya. "Baik dilakukan untuk dia, tapi ini adalah masalah ketika kita memberikan celah. Gol itu adalah salahku. Kami yang meminta kiper kami bermain seperti itu. Tapi saya berani bertaruh tak seorang pun akan mencetak satu (gol) yang lain terhadap kami," imbuhnya.
Begitu juga dengan para pemain lain membela Stegen. Suarez mengaku bersalah setelah ia kehilangan bola karena direbut Florenzi dan berjanji tidak akan melakukan kesalahan serupa. Sebagai penebusannya ia bersumpah akan mencetak gol lebih banyak lagi untuk Blaugrana. Begitu juga dengan Gerard Pique yang menganggap penampilan Stegen sudah sesuai dengan tugasnya sebagai penjaga gawang.
"Itu bukan 100 persen kesalahan Marc. Itu adalah keberhasilan dari Florenzi. Ter Stegen memberikan kami keuntungan dan alternatif tersendiri ketika ia bermain di atas lapangan," jelas Pique di akun twitter-nya.
Sumber : Daily Mail, Daily Star, ESPN, Football Espana, Football Italia, Fox Sports, Gazzetta Dello Sports, Independent, Irish Examiner, Mediaset, Mirror, SB Nation, South Wales Argus, The Star, Who Ate All The Pies Â
Komentar