Selasa (6/10) Bayern München merilis kabar duka lewat situs resmi kesebelasan. Pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Bayern, Gerd Müller, menderita penyakit Alzheimer.
Proses penyembuhan Müller diawasi langsung oleh Prof. Dr. Hans Förstl. Masih menurut situs resmi Bayern, proses penanganan penyakit Müller sendiri sebenarnya telah berlangsung sejak Februari tahun ini.
Kemungkinan besar, Bayern memberitakan kabar duka tersebut baru-baru ini untuk meminta publik memberi ruang kepada Müller dan keluarga. Sebagaimana disebutkan Prof. Dr. Hans Förstl, Müller membutuhkan ruang pribadi yang nyaman. Istri Müller, Uschi, telah meminta pihak kesebelasan untuk tidak merayakan ulang tahun ke-70 Müller pada 3 November nanti.
Si Kecil Gemuk yang Mematikan
Gerhard Müller lahir di Nördlingen, Jerman, 3 November 1945. Müller bermain untuk TSV 1861 Nördlingen selama satu musim sebelum bergabung dengan Bayern München pada 1964. Tubuhnya yang tidak terlalu tinggi untuk ukuran orang Jerman membuat ?ik ?ajkovski, pelatih pertamanya di Bayern, memberinya julukan âMüller Kecil dan Gemukâ. Dalam perjalanan kariernya, Müller mendapat julukan lain berkat kemampuannya mencetak gol: Bomber der Nation atau Bomber Negara.
Bukan tanpa alasan Müller mendapat julukan tersebut. Dalam 62 pertandingan bersama tim nasional Jerman Barat, Müller mencetak 68 gol. Ia menjadi pemegang rekor gol terbanyak untuk timnas Jerman, hingga Miroslav Klose menyalipnya pada 6 Juni 2014 (Klose sekarang sudah mencetak 71 gol dari 137 pertandingan). Walau demikian, Müller tetap memegang rekor untuk rataan gol per pentandingan (1,1 gol per pertandingan).
Müller menghabiskan 15 dari 18 tahun kariernya sebagai pemain sepakbola profesional bersama Bayern München. Ia bermain dalam 585 pertandingan dan mencetak 533 gol. Ratusan gol yang ia cetak membantu Bayern meraih empat gelar juara Bundesliga, empat DFB-Pokal, tiga European Cup, satu European Cup Winnersâ Cup, dan satu Intercontinental Cup. Bersama tim nasional, Müller menjuarai Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974.
Selain gelar juara, Müller juga mendapat banyak gelar pribadi selama berkarier sebagai pemain. Beberapa di antaranya adalah satu Ballon d'Or, dua Pemain Terbaik Jerman, tujuh Pencetak Gol Terbanyak Bundesliga, dua Sepatu Emas Eropa, satu Sepatu Emas Piala Dunia, satu Sepatu Emas Piala Eropa, dan empat Pencetak Gol Terbanyak European Cup.
Mengubah Gubuk Menjadi Istana
âTanpa gol-gol Gerd Müller, Bayern München tidak akan berada di sini sekarang,â ujar Franz Beckenbauer, legenda Bayern München dan tim nasional Jerman, sebagaimana dikutip dari Deutsche Welle. âSemua yang Bayern miliki sekarang, istana di Säbener Strasse, masih akan menjadi gubuk jika tidak ada Gerd Müller.â
Dukungan kepada Müller datang dari berbagai pihak, termasuk Karl-Heinz Rummenigge. Chairman Bayern tersebut, sembari melontarkan pujian dan menyatakan dukungan kepada Müller, juga mengingatkan publik bahwa sang legenda membutuhkan ruang pribadi sebagai bagian dari proses penyembuhannya.
âGerd Müller adalah salah satu sosok terbesar di sepakbola dunia,â ujar Rummenigge. âTanpa gol-golnya, Bayern München dan sepakbola Jerman tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Mungkin tidak akan pernah ada pencetak gol seperti Gerd, yang walau sangat sukses, selalu sangat rendah hati dan ramah, dua hal yang secara khusus membuat saya kagum. Ia adalah rekan satu kesebelasan dan kawan yang luar biasa. Gerd akan selalu mendapat tempat di keluarga besar Bayern.
âSetelah ia mengakhiri karir bermainnya, ia membagi pengalamannya sebagai pelatih pemain muda di kesebelasan, membantu proses pengembangan para juara dunia seperti Philipp Lahm, Bastian Schweinsteiger, dan Thomas Müller, dan kami sangat bersyukur atas hal ini.
âKami, karenanya, meminta rasa hormat untuknya dan keluarganya. Gerd, yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai persahabatan dan fair play, sangat penting, sangat pantas mendapat rasa hormat kita atas penyakitnya dan ruang pribadi keluarganya.â
Gerd Müller bukan satu-satunya legenda Jerman yang kondisi kesehatannya memburuk di usia senja. Karena menderita stroke dan parkinson, Udo Lattek menghabiskan masa tuanya di panti jompo.Â
Komentar