Kabar mengejutkan datang dari Argentina. Mantan penyerang Manchester United, Manchester City dan Juventus, Carlos Tevez, dikabarkan tak mendapatkan gaji selama tiga bulan terakhir dari kesebelasannya saat ini, Boca Juniors. Atas hal tersebut, media-media Italia seperti La Repubblica, SportMediaset, dan ItaSportPress menyebutkan bahwa pintu bagi Tevez untuk kembali ke Juventus terbuka lebar.
Berdasarkan peraturan FIFA, pemain yang tidak mendapatkan gaji selama tiga bulan memang berhak meninggalkan kesebelasan tersebut dan melakukan kontak dengan kesebelasan lain. Hal inilah yang membuat pemberitaan kembalinya Tevez ke Juventus, kesebelasannya musim lalu, menyeruak.
Bagi sebagian pendukung Juventus, kabar ini bisa dibilang kabar baik. Melihat Tevez yang nyaris memberikan treble winners bagi Juventus pada musim lalu kembali berseragam bianconeri, akan meningkatkan kembali kualitas lini serang Si Nyonya Tua yang sempat tampil mengecewakan pada beberapa laga awal Serie A.
Tevez meninggalkan Juventus untuk mewujudkan cita-citanya kembali ke kesebelasan masa kecilnya, Boca Juniors. Ingin dekat dengan keluarga menjadi alasan utama pemain kelahiran 5 Februari 1984 ini kembali ke Argentina.
Namun untuk kebaikan Juventus, kembalinya Tevez ke kesebelasan asal kota Turin tersebut rasanya tak perlu terjadi. Kembalinya Tevez ke Juve, menurut saya, justru akan membuat rencana Juventus membangun skuat masa depan terhambat.
Secara kualitas, Tevez jelas masih layak bermain di level tertinggi liga top Eropa. Namun Juventus musim ini, sedari awal musim tengah membangun skuat untuk masa depan sepeninggal Andrea Pirlo, Arturo Vidal, dan tentu saja Tevez. Para pemain muda didatangkan untuk menyempurnakan rencana tersebut.
Perginya Tevez, membuat Juve mendatangkan Mario Mandzukic, Paulo Dybala dan Simone Zaza pada bursa transfer musim panas lalu untuk mengisi pos lini depan. Dengan masih bertahannya Alvaro Morata, empat penyerang Juve saat ini seharusnya sudah proporsional untuk komposisi di lini depan.
Dengan segudang pengalamannya, Mandzukic bisa menjadi andalan Juve di Liga Champions. Tanpa Tevez dan cederanya Mandzukic belakangan, Morata mulai sering bermain sebagai prima punta. Dybala dengan segala kemampuannya, memiliki potensi jangka panjang bagi Juventus. Sementara hadirnya Zaza, Juve memiliki penyerang muda asal Italia yang mulai rajin menghuni skuat timnas Italia.
Kehadiran Tevez akan membuat persaingan di lini depan menjadi lebih sengit. Lebih dari itu, Tevez yang bisa menjaga kualitasnya di setiap pertandingan, bisa membuat keempat penyerang Juventus saat ini saling sikut untuk memperebutkan tempat sebagai tandem Tevez.
Yang paling bisa menjadi korban atas kedatangannya Tevez adalah Zaza. Dengan empat penyerang yang ada saat ini saja penyerang berusia 24 tahun itu sempat kesulitan mendapatkan kesempatan bermain. Kesempatan bermain baginya baru hadir setelah Mandzukic mengalami cedera.
Sama seperti Dybala, Zaza pun merupakan aset berharga Juventus saat ini. Sangat disayangkan jika persaingan di lini depan membuatnya tidak nyaman di Juventus yang bisa membuatnya meninggalkan Juve. Sementara bukan hal yang sulit baginya untuk pindah mengingat pada awal musim saja sudah banyak kesebelasan yang tertarik menggunakan jasanya ketika Juventus masih belum melepas Fernando Llorente.
Bagaimana jika Juve menggunakan tiga penyerang setiap pertandingannya? Bukankah akan lebih menjanjikan jika dalam satu pertandingan Juve bisa menurunkan Mandzukic, Morata dan Tevez secara bersamaan?
Jika dalam formasi 4-3-3, pelatih Juve, Massimilliano Allegri sebenarnya pernah gagal memainkan tiga penyerang secara bersamaan pada pra-musim. Kala itu, Juve memasang Morata, Mandzukic, dan Dybala saat menghadapi Dortmund. Hasil pertandingan sendiri Juve takluk dengan skor 2-0 dari skuat asuhan Thomas Tuchel tersebut.
Formasi 4-3-3 baru berjalan lebih baik ketika Juan Cuadrado ditempatkan sebagai penyerang sayap. Aksi-aksinya di sisi kanan Juventus-lah yang membuat Juve berhasil menumbangkan Manchester City di Ettihad Stadium. Cuadrado sendiri saat ini mulai reguler diturunkan oleh Allegri dan menjadi salah satu faktor tampil baiknya Juventus di Liga Champions.
Paling memungkinkan menempatkan Tevez dalam komposisi skuat Juventus saat ini adalah menjadi trequartista pada formasi 4-3-1-2. Namun formasi ini sudah mulai ditinggalkan Allegri di mana belakangan ini ia lebih sering memakai formasi 4-3-3 atau 3-5-2 (apalagi ketika Claudio Marchisio dan Sami Khedira cedera).
Ditambah lagi, menurut pandangan saya pribadi, kembalinya Tevez akan memberikan dampak psikologis bagi Paul Pogba, yang mengemban no.10 Juventus saat ini. Adanya Tevez, akan menambah tekanan padanya untuk membuktikan diri bahwa ia layak memakai nomor keramat di Juventus tersebut sama halnya dengan Tevez.
Memang, hal tersebut bisa jadi memberikannya motivasi berlebih. Tapi dengan usianya yang masih muda, beban dan ekspektasi yang terlalu besar bisa menjadi bumerang tersendiri bagi sang pemain. Apalagi penampilannya sejauh ini, bisa dibilang Pogba belum tampil dengan potensi terbaiknya.
Karenanya, kehadiran kembali Tevez rasanya bukan pilihan bijaksana bagi Juventus. Juventus memang merindukan sosok seperti Tevez, tapi bagaimanapun, Juventus harus move on. Kebergantungan Juventus pada Tevez bisa membuat masa transisi Juventus yang tengah dibangun saat ini terhambat.
foto: reuteurs.com
Komentar