Wajar rasanya jika sejumlah pendukung Arsenal benar-benar bersorak saat The Gunners menjungkalkan Bayern Munchen di Stadion Emirates 2-0 pada Rabu (21/10) lalu. Bertandang ke Allianz Arena, para pendukung Arsenal agaknya sadar kalau mengalahkan Bayern kedua kalinya adalah keajaiban. Dan terbukti, Bayern menjungkalkan Arsenal dengan skor yang lebih besar: 5-1.
Arsenal pergi ke Munchen dengan percaya diri tinggi. Di liga, The Gunners mencatatkan lima kali kemenangan beruntun, termasuk saat mengandaskan Swansea 3-0 pada pekan lalu. Arsenal pun berada di peringkat kedua dengan poin yang sama dengan pemuncak klasemen, Manchester City, dengan 25 poin. Ini seolah menjadi pertanda bahwa musim ini merupakan musim yang tepat buat Arsenal untuk juara.
Apa yang terjadi kemudian adalah bencana. Sebiji gol dari Robert Lewandowski, David Alaba, Arjen Robben, dan dua gol dari Thomas Mueller, membenamkan Arsenal di dasar klasemen Grup F Liga Champions. Wenger pun seperti kehilangan kepercayaan diri.
Baca juga: Posisi yang Asing Buat Arsenal
Kesempatan Kecil
Kekalahan atas Bayern seolah mengecilkan peluang Arsenal untuk bisa lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Hal tersebut disadari benar oleh Wenger, âKami harus menyadari dengan penampilan seperti ini, peluang kami amatlah kecil.â
Wenger pun menyoroti kekalahan Arsenal karena ulah para pemainnya sendiri. âAnda harus memuji Bayern karena kualitasnya, tapi kami membuat segalanya mudah buat mereka. Kami amat buruk dalam bertahan,â tutur Wenger.
Arsenal mengawali Liga Champions dengan tidak terlalu baik. Mereka kalah dari dua pertandingan awal menghadapi Dinamo Zagreb dan Olympiakos.
Kans Arsenal untuk lolos kian tipis setelah Olympiakos menang 2-1 atas Zagreb. Ini membuat Olympiakos melesat ke peringkat kedua klasemen sementara dengan poin yang sama dengan Bayern Munchen, sembilan poin.
Arsenal mesti menyapu bersih sisa dua pertandinganâmenghadapi Olympiakos dan Zagrebâuntuk bisa menjaga kans lolos ke babak selanjutnya. Ini pun dengan catatan Olympiakos kalah dari Bayern Munchen.
âOlympiakos harus kalah, kami harus mengalahkan Zagreb dan Olympiakos di Olympiakos. Ada peluang kecil tapi itu mungkin,â ucap Wenger dikutip dari Soccer America.
Mengapa harus Olympiakos yang kalah? Dalam aturan UEFA, satu hal yang menentukan tim untuk lolos adalah head-to-head. Untuk Bayern, Arsenal kalah dalam jumlah gol; tiga berbanding lima. Di sisi lain, Arsenal mesti menang dua gol atas Olympiakos. Berdasarkan Soccer America, kegagalan Arsenal akan mengakhiri rekor 15 musim berturut-turut ke babak 16 besar Liga Champions.
(Pernah) Ingin ke Arsenal
Meski kalah, tapi Arsene Wenger mengungkapkan sebuah fakta yangâya boleh dibilang mengejutkanâsebelum laga melawan Bayern. Menurut Wenger, Pep Guardiola pernah ingin bergabung dengan Arsenal satu dekade silam. Namun, Pep tak pernah benar-benar hijrah ke London. Pada 2001 ia justru bergabung dengan Brescia setelah mengakhiri kariernya selama 11 tahun bersama Barcelona.
âDia ingin bermain dengan saya sebagai pelatihnya,â tutur Wenger dikutip dari Sports Mole, âDia ingin bermain untuk Arsenal. Saya bertemu dengannya. Dia saat itu masih berusia 30-31. Saya tidak benar-benar ingat. Setelah itu dia pergi ke Italia dan saya punya pemain seperti Patrick Vieira dan Emmanuel Petit yang masih muda dan bermain untuk timnasnya.â
Namun, tak ada niat bagi Wenger untuk merendahkan Pep. Ia pun memuji 19 gelar yang ia raih di Barcelona dan Bayern, yang bukan tak mungkin akan terus bertambah.
âApa yang saya kagumi adalah kesebelasannya amat positif, sangat menyerang. Dia memiliki mental yang positif dan perilaku yang juga positif di sepakbola. Inilah mengapa dia beradaptasi dengan baik di Bayern. Dia adalah pelatih hebat,â ucap Wenger dikutip Irish Time.
***
Ya kalaupun Arsenal gagal di Liga Champions, kesempatan mereka untuk main di Eropa masih terjaga: Di Europa Leagueâya kapan lagi main di âliga malam Jumatâ bareng Spurs?.
foto: telegraph.co.uk
Komentar