Pendukung Tottenham Hotspur melampiaskan dendamnya ketika bertandang ke markas Arsenal di Stadion Emirates pada pertandingan pekan ke-12 Liga Primer Inggris Minggu (8/11) pekan lalu. Mereka melakukan pengerusakan satu set toilet di Stadion Emirates. Perbuatan tersebut diketahui setelah sebuah foto di jejaring sosial, Twitter, yang menunjukan wadah untuk buang air kecil sudah terlepas dari tembok dan pecahannya berserakan di lantai.
Kerusakan perangkat toilet pada laga bertajuk London Derby Utara itu diperkirakan merugikan The Gunners, julukan Arsenal, sampai ribuan poundsterling. Saat ini pihak Arsenal sedang mempelajari rekaman CCTV dan laporan-laporan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan itu.
Sebelumnya pihak The Gooners sendiri sudah mengambil tindakan pencegahan yang ditakutkan meluas sebelum Derby London Utara saat itu, mengingat situasi sudah memanas ketika adanya candaan para suporter Tottenham melalui Twitter atas kekalahan Arsenal dari Bayern Munchen. Salah satu caranya yaitu pihak pengelola Stadion Emirates mencabut kotak sabun dan beberapa toilet duduk. Tapi rupanya para suporter The Lily Whites, julukan Tottenham, tetap berniat meninggalkan jejak mereka.
Pengerusakan kali ini dicurigai sebagai tindakan balas dendam kepada pendukung Arsenal yang melakukan vandalisme saat kunjungan ke Stadion White Hart Lane pada 24 September lalu. Para suporter The Gooners yang hadir di tribun stadion bagian atas melucuti papan tulisan Tottenham Hotspurs.
Selain itu ancaman hukuman juga sedang menghantui para pendukung Tottenham karena lemparan yang dilakukan kepada Mesut Oezil, gelandang serang Arsenal. Pada rekaman dari video terlihat jika Oezil sedang menyingkirkan benda yang dilemparkan padanya ketika hendak mengeksekusi tendangan pojok saat babak pertama berlangsung.
Sekarang kedua belah pihak klub dituntut agar bisa menyelesaikan kasus ini agar tidak terjadi aksi balas dendam yang tidak pernah berakhir antara suporter Tottenham dengan Arsenal. Padahal situasi di luar stadion sempat dicairkan antara kedua suporter rival tersebut karena kehadiran Jeremy Corbyn, pemimpin partai buruh, yang sedang berjakan mengenakan syal warna merah-putih.
Saat itu tiba-tiba seorang pendukung Tottenham berbadan besar mendekatinya dan Corbyn terlihat sedikit terkejut. Pria berkepala plontos dan memakai sweater dirangkap jaket harrington itu menghampirinya dan justru menjulurkan tangannya untuk saling berjabat sambil berbicara, "Saya pendukung Spurs, Mr Corbyn. Anda harus menjadi Perdana Menteri kami," tegas pendukung Tottenham tersebut.
Maka perlukah Corbyn harus menjadi Perdana Menteri dahulu agar aksi saling balas dendam dalam Derby London Utara ini berakhir? Tapi ini bukanlah kampanye karena Corbyn mungkin memiliki cara lain agar mengakhiri perseteruan ini. Minimal ia bisa membantu penyelidikan kerusakan WC itu dengan berbicara pendukung Tottenham yang mengagumi dirinya terlebih dahulu.
Sumber : Daily Mail, Daily Star, Metro,
Komentar