Meski baru menorehakan sekali kekalahan, pelatih Real Madrid, Rafael Benitez dikabarkan sedang dalam tekanan. Kekalahan yang tidak tepat waktunya (tepat satu pertandingan jelang El Clasico) saat melawat ke Sevilla tersebut membuat ia dicecar para pemain juga media. Padahal sejauh ini Real Madrid merupakan tim terproduktif dengan 26 gol serta memiliki pertahanan terbaik karena hanya kebobolan tujuh gol di La Liga.
Saat menghadapi PSG yang merupakan tim kuat di Eropa, Rafael Benitez condong memeragakan garis pertahanan rendah. Rafa tak segan hanya meninggalkan Ronaldo seorang diri di lini depan agar ia leluasa bergerak. Mencoba menumpuk pemain di area pertahanan sendiri seraya membiarkan Cristiano berdiri bebas di depan mampu menggagalkan serangan Zlatan Ibrahimovic cs., untuk mencetak gol. Dan, sekali lagi, faktor Keylor Navas sangat berpengaruh dengan menggagalkan banyak peluang dari lini serang PSG.
Casemiro yang bermain ciamik sejak pekan ketujuh (melawan Atletico Madrid) merupakan salah satu kunci keberhasilan Benitez menetralisir serangan lawan sebagai gelandang bertahan. Â Setelah musim lalu poros ganda ditempati oleh Toni Kroos dan Luka Modric, kini pos gelandang bertahan diemban oleh Casemiro dan membuat posisi Kroos serta Modric lebih ke depan untuk membantu trio lini serang Madrid. Meski pakem awal Real Madrid adalah 4-3-3, namun ketika bertahan mereka menyesuaikan diri dengan 4-2-3-1. Salah satu di antara Kroos dan Modric menemani Casemiro di lini tengah.
Meski rilis terbaru pihak Real Madrid mengindikasikan pemain intinya akan bermain, maka tak ada salahnya jika Rafa Benitez tetap mempertahankan trio lini tengah Casemiro, Kroos, dan Modric untuk menopang trio lini depan mereka yang kemungkinan diisi oleh CR7, Benzema, dan Bale. Memang, penempatan Casemiro, Kross, dan Modric secara bersamaaan akan mengorbankan salah satu pemain seperti James ataupun Isco yang biasa berposisi lebih menyerang. James dan Isco kemungkinan akan turun dari bangku cadangan. Ini bisa jadi menguntungkan kubu Madrid ketika melakukan pergantian pemain. Kedalaman skuat yang luar biasa milik Los Blancos ini sudah seharusnya menjadi senjata rahasia bagi mereka untuk meraup poin di laga sebesar El Clasico. Ini tentu berbanding terbalik dengan kubu tim tamu, Barcelona yang pemain cadangannya tak merata dengan pemain intinya saat ini.
Sedangkan di kubu Blaugrana, kabar baik menyelimuti tim tamu karena Messi sudah berlatih normal dan telah dicantumkan dalam skuat yang akan dibawa ke Santiago Bernabeu. Ia, bersama Ivan Rakitic yang cedera beberapa waktu lalu, kemungkinan besar akan bermain meski hanya memulai dari bangku cadangan.
"Messi memang fundamental bagi kami. Tapi jika ia tidak bisa bermain sedari awal nantinya, kami punya pemain lain,â ungkap sang kapten, Andres Iniesta, seperti dikutip dari laman resmi Barca.
Iniesta benar, Barca mempunyai pemain lain sekelas Neymar dan Suarez yang mampu mengubah jalannya pertandingan. Dengan total 18 gol dan sembilan assist dari dua pemain tersebut di segala kompetisi, mampu mendongkrak Barca ke puncak klasemen. Tampaknya ketidakhadiran Messi bukan masalah besar bagi Luis Enrique meski pada akhirnya Messi mampu memberikan dimensi yang berbeda pada setiap serangan kubu Blaugrana.
Messi sendiri merupakan pencetak gol terbanyak di laga El Clasico dengan total 21 gol sejak gol debutnya pada musim 2006/2007 lalu. Meski tak mencetak gol pada dua edisi El Clasico sebelumnya pada musim 2014-15 lalu, Messi diyakini akan membawa perubahan ketika ia dimasukkan sebagai pemain pengganti di babak kedua bersama Ivan Rakitic. Karena, bukan hal mudah untuk menemukan ritme bermain setelah cedera panjang bahakan untuk pemain seklas Lionel Messi. Maka, menyimpan pemain yang baru sembuh dari cedera di bangku cadangan akan menjadi langkah yang tepat bagi Luis Enrique.
Selain itu, Barca juga mendapatkan kekuatan tambahan sekembalinya Mascherano pasca hukuman dua pertandingan karena memprotes keputusan wasit. Namun alangkah baiknya jika Mascherano tetap beroperasi sebagai bek tengah bersama Pique dan membiarkan Busquets bermain di posisi terbaiknya sebagai gelandang bertahan.
Jalannya pertandingan tentu diharapkan lebih agresif dan menghibur. Bek sayap Real Madrid harus lebih disiplin karena hampir seluruh gol yang bersarang di gawang Real Madrid merupakan hasil eksploitasi lawan pada sektor bek sayap Madrid yang kerap terlambat turun. Baik saat dikawal oleh Carvajal-Marcelo, Danilo-Marcelo ataupun Danilo-Nacho, pasangan bek sayap Madrid terkadang menyisakan lubang untuk dimanfaatkan lawan.
Selain lubang yang menganga karena ditinggalkan para bek sayap, Madrid juga punya persoalan kala menghadapi lawan yang rajin mencoba menerobos celah half-space (ruang antara bek tengah dan bek sayap). Bek sayap Real Madrid sering terpancing bermain hampir rapat dengan bek tengah sehingga di tepi lapangan akan lebih terbuka bagi lawan. Neymar yang dalam hal ini pandai untuk menerobos celah diantara bek sayap dan bek tengah tentu akan menjadi ancaman bagi pertahan Real Madrid.
Sedangkan Barca kerap bermasalah dengan proses transisi bertahan yang terkadang terlambat apalagi menghadapi pemain-pemain yang mempunyai kecepatan. Maka opsi menempatkan Bale dan Ronaldo di garis depan saat sebagian pemain Madrid lainnya melakukan penumpukan di area pertahanan sendiri menjadi opsi yang bagus untuk Benitez untuk mencetak angka demi membungkam para pengkritik karier kepelatihannya di Real Madrid musim ini.
Komentar