Selamat datang di derby Athena. Pada pertemuan inilah permusuhan abadi antara Olympiakos dengan Panathinaikos terus dilestarikan, di mana masing-masing suporter kedua klub tersebut selalu berusaha membakar stadionnya sendiri atau melakukan berbagai cara agar bisa meneror skuat lawannya.
Pertandingan yang bertajuk The Eternal Enemies itu selalu menjadi sebuah kegilaan. Pada pertemuan 2012 silam di Stadion Apostolos Niklaidis, terjadi pertempuran karena suporter Panathinaikos menyerang empat anggota polisi sampai terluka. Sementara empat suporter ditahan karena kedapatan membawa bom molotov.
Klimaksnya terjadi pada babak kedua. Para suporter Panathinaikos membakar kursi tribun. Mereka juga melemparkan berbagai macam benda keras ke dalam lapangan. Akhirnya pertandingan dihentikan pada menit ke-83.
Situasi di luar stadion pun tidak kalah menegangkan. Begitu banyak orang tanpa tiket memaksa masuk ke dalam stadion. Polisi pun mengusir mereka dengan menggunakan gas air mata. Tapi para ultras membalas dengan lemparan red flare (suar), bom molotov, dan pecahan kursi plastik dengan api yang menyala. Pemadam kebakaran pun dipanggil untuk mematikan beberapa titik api.
"Debut pertama saya itu ketika pertandingan turnamen (copa) bertandang menuju tim bernama Olympiakos, sebuah klub yang berbasis jauh dari Athena. Ini permusuhan, di sana begitu banyak flare (suar). Saya terkejut ketika petasan pertama mendarat di dekat saya. Ini lebih daripada sekadar sepakbola untuk para pendukungnya, itu hampir seperti agama," ujar Luke Steele, kiper Panathinaikos asal Inggris, ketika menceritakan debutnya di sana kepada BBC.
Simak tulisan-tulisan kami tentang pertandingan derby pada tautan ini.
Insiden terakhir terjadi pada 22 Ferburari lalu di Stadion Apostolos Nikolaidis. Sekelompok suporter masuk ke dalam lapangan mengejar skuat Olympiakos sebelum pertandingan dimulai, sehingga laga ditunda 15 menit. Tapi duel benar-benar harus dihentikan pada babak kedua karena lemparan red flare bertubi-tubi diarahkan ke dalam lapangan.
Ribuan polisi selalu dikerahkan untuk meredam kerusuhan suporter masing-masing suporter Derby Athena, walau suporter lawan dilarang datang. Maka tidak heran ini adalah salah satu derby paling berbahaya di Eropa.
Pertandingan Derby Athena dijadikan representasi kekerasan dalam sepakbla Yunani. Sehingga tiga pertandingan Liga Yunani 2014/2015 sempat dibekukan, ditambah dengan adanya perdebatan antara Menteri Olahraga Yunani dengan UEFA.
Kerusuhan Baru Derby Athena
Pertandingan Derby Athena bergulir lagi pada pekan ke-11 Liga Super Yunani 2015/2016 di Stadion Apostolos Niklaidis, Minggu (22/11). Tapi Kekerasan suporter meletus kembali di stadion berkapasitas sekitar 16 ribu penonton tersebut.
Kericuhan sudah terjadi di luar stadion karena suporter Panathinaikos yang tidak kebagian tiket memaksa masuk. Mereka menggunakan batu dan puing-puing lainnya untuk dilempar kepada polisi yang berjaga di luar stadio. Lalu, ketika skuat Olympiakos mulai memasuki lapangan, kaki Alfred Finnbogason terkena lemparan red flare. Kemudian Finnbogason dkk melarikan diri masuk ke ruang ganti pemain.
Kubu Olympiakos sempat meminta panitia pertandingan agar membatalkan laga. Akan tetapi, pertandingan diisyaratkan akan tetap berjalan dengan perjanjian siap meberhentikan laga jika ada insiden terulang lagi. Setelah itu Olympiakos tetap berunding dengan mereka. Akhirnya wasit Andreas Papas memastikan laga dibatalkan setelah berdiskusi selama 30 menit.
Alasannya mereka memperhitungkan kekerasan oleh suporter baik di dalam maupun luar lapangan. Tapi rupanya para suporter tidak menerima alasan tersebut. Sehingga mereka melakukan invasi lapangan dengan jumlah lebih banyak. Terjadi pertempuran dengan kepolisian saat itu.
Para suporter Panathinaikos melempari polisi memakai kursi, papan iklan, suar, dan rudal mini. Sementara itu aparat setempat membalasnya dengan menembakan gas air mata. Lebih dari 50 orang ditangkap. Seorang polisi dibawa ke rumah sakit karena mendapat luka serius di kepalanya.
"Hukum sudah jelas, pertandingan tidak harus dimainkan. Kami tidak bermain di hutan," ujar Savvas Theodoridis, Wakil Presiden Olympiakos, dikutip dari Sky Sports.
Diberhentikannya laga itu bisa menuai sanksi merugikan bagi Panathinaikos sendiri. Pasalnya media-media di Yunani menyarankan agar kesebelasan tuan rumah dianggap kalah 3-0. Padahal Panathinaikos tengah membutuhkan poin untuk menyalip rivalnya itu pada puncak klasemen sementara Liga Super Yunani 2015/2016. Bukan tidak mungkin juga jika insiden ini bakal kembali membekukan Liga Super Yunani 2015/2016 untuk sementara waktu.
Bahkan ironisnya, Giannis Alafouzos, Presiden Panathinaikos akan mengajukan pengunduran dirinya karena insiden Derby Athena tersebut. Alafouzos sudah menjadi presiden sejak 2012 setelah klub dipimpin empat presiden berbeda dalam kurun waktu dua tahun.
"Besok akan mengadakan pertemuan dewan Panathinaikos FC dimana saya berniat untuk menyerahkan pengunduran diri saya. Saya akan mengusulkan kepada dewan untuk mempertimbangkan apakah Panathinaikos harus terus berpartisipasi dalam kejuaraan," ujarnya dalam situs resmi Panathinaikos.
Pembekuan Liga Super Yunani musim lalu seolah tidak dijadikan pelajaran bagi para suporter Panathinaikos. Mereka tidak membuat kericuhan Derby Athena berakhir, namun justru membuat riwayat presiden klub mereka berakhir tragis. Atau bisa saja keonaran mereka memang bertujuan untuk menuntut Alaouzos mundur dari jabatannya.
Komentar