Tiga tahun yang lalu, Jamie Vardy hanya bermain di klub amatir, sebelum Leicester City membelinya dengan harga 1 juta poundsterling saja pada 2012 silam. Harga tersebut menjadi rekor pembelian termahal di non-league (dimulai dari kasta kelima Liga Inggris di bawah Football League Two) pada saat itu. Kini Vardy pun menjadi salah satu sumber kesuksesan Leicester di Liga Primer Inggris 2015/2016.
Usai menekuk tuan rumah Newcastle United pada akhir pekan lalu, kesebelasannya melesat memucaki klasemen sementara. Tentu ini menjadi pencapaian yang sangat luar biasa bagi The Foxes, julukan Leicester, mengingat mereka pada musim lalu harus berjuang keluar dari zona degradasi.
Baca juga : Juara EPL 2018 Leicester City?
Bahkan, gol yang dicetak Vardy pada menit ke-45, menyamai rekor yang dibuat Ruud van Nisterloy atas keberhasilan mencetak gol dalam 10 laga Liga Primer berturut-turut. Saat itu, Van Nisterloy berhasil membuat rekor tersebut ketika masih memperkuat Manchester United pada 2003.
Rekor yang berhasil dicapai Vardy itu diapresiasi oleh salah satu suporter Leicester, yaitu dengan cara menulis tato bertulis 'Chat Sh*t, get Banged'. Kalimat tersebut terinsipirasi dari status Facebook yang pernah ditulis Vardy sekitar tahun lalu.
Penyerang 28 tahun itu pun berharap bisa memecahkan rekor Van Nisterlooy pada pertandingan menghadapi United akhir pekan ini. Tidak hanya soal Van Nisterlooy, namun ia juga ingin mengukir sejarah lain. Koleksi 13 golnya saat ini juga meyamai torehan Tony Cottee, penyerang Leicester yang menjadi top skor klubnya pada 1999/2000. Artinya, jika Vardy mencetak gol lagi pada partai selanjutnya atau parta-partai lainnya ke depan, ia akan menjadi pencetak gol terbanyak Leicester dalam satu musim Liga Primer Inggris.
Selain itu, Claudio Ranieri, manajer Leicester, akan mentraktir pizza skuatnya lagi, jika Vardy bisa memecahkan rekornya itu, "(Gabriel Omar) Batistuta mencetak 11 gol berturut-turut untuk saya di Fiorentina," cetus Ranieri dikutip dari The Guardian. "Semoga Vardy bisa melewati (rekor Batistuta) itu. Sungguh menakjubkan jika kita menyebutkan Jamie Vardy sejajar dengan Batistuta," sambungnya.
Ranieri pun turut membantu Vardy agar bisa mencetak gol ke-11 beruturut-turut untuk laga nanti, yang juga akan melewati rekor Van Nistelrooy. Pada sesi latihan, ia terus melatih Vardy untuk penempatan posisi di lini depan agar lebih mudah mencetak gol. Mereka juga mempelajari kelemahan-kelemahan calon lawannya melalui rekaman video. Bahkan Vardy mesti menahan dinginnya Cryo Chamber untuk memulihkan kondisi tubuhnya.
Mencoba Berdamai dengan Keluarganya
Usai menyamai rekor Van Nisterloy atas golnya ke gawang Newcastle, Vardy pulang ke rumah merayakan pencapaiannya itu bersama Becky Nicholson, tunanganya. Lengkap dengan postingan foto mereka berdua sambil memegang segelas sampanye.
Karir Vardy dalam sepakbola memang belum pernah sebaik musim ini. Tapi di belakang layar profesinya, ia belum pernah berbicara dengan orang tuanya selama satu tahun karena pertentangan dengan Nicholson. Phil dan Lisa, orang tua Vardy, sempat menegaskan tidak akan datang ke upacara pernikahan anaknya itu pada musim panas tahun depan.
Padahal, pernikahan itu akan terasa spesial karena diselenggarakan sesudah Euro 2016 Prancis dan Vardy diperkirakan akan ambil bagian dalam skuat Inggris saat itu jika performanya terus bisa ia pertahankan dan bahkan ia tingkatkan. "Ini sungguh memalukan dan sangat menyedihkan. Saya memberikan dia 22 tahun dari hidupnya untuk pencapaian dari karirinya, dan saya tidak bisa menikmati itu... Itu sungguh mengganggu saya," ujar Phil dikutip dari Daily Mail.
Cerita tidak kalah menarik dari tangisan dari Riyad Mahrez yang melambungkan namanya.
Phil tergolong ayah yang mendidik putranya itu dengan kedisiplinan. Dirinya selalu memastikan anak-anaknya pulang sampai di rumah dengan tepat waktu. Rencananya ada suatu upaya dari Vardy untuk berdamai dengan ayahnya.
Mantan pemain Stocksbridge Park Steels ini mengungkapkan bahwa di antara beberapa pertandingan ke depan, ia akan meminta diganti setelah bermain selama 60 menit. Kemudian ia akan bergegas pulang agar sampai di rumah pukul 6 petang sebelum malam tiba, "Dalam kasus ini, saya harap kami bisa menang kemudian saya bisa pergi dan tentu saja saya langsung berada di rumah," ungkap Vardy.
Generas-generasi Vardy Selanjutnya
Saat ini Vardy sedang menikmati pencapaiannya. Mantan pemain FC Halifax Town ini berhasil menepis beberapa anggapan dari pelatih Liga Inggris tentangnya, yaitu pandangan bahwa ia merupakan pemain yang mentah dan tidak jelas ketika berada di depan gawang lawan. Tapi saat ini, Vardy memang berhasil mementahkan segala anggapan miring tentangnya.
"Dia berbahaya di depan gawang, ia menyambar banyak peluang. Dia mendapatkan panggilan timnas Inggris pada akhir musim lalu, mungkin itu yang memberinya lebih banyak kepercayaan diri. Dia datang ke musim ini dan menjadi pemain yang berbeda. Anda melihat dia sekarang dan dia seorang finisher yang fantastis," ujar Gary Neville, legenda United sekaligus pengamat sepakbola di Sky Sports.
Baca juga pertimbangan Gohkan Inler ketika meninggalkan Napoli untuk hengkang ke Leicester City.
Tapi Neville mengatakan jika kemampuan Vardy baru terbukti sebagai penyerang tajam jika berhasil mengatasi Chelsea, United, dan Manchester City, pada partai-partai selanjutnya. Menurutnya, Vardy mampu mencetak rekor karena mendapat sedikit kemudahan dari bobroknya pertahanan lawan-lawan mereka pada saat itu. Pada saat melawan The Magpies misalnya, lengahnya Fabricio Coloccini ketika mengawal Vardy menyebabkan ia bisa mencetak gol.
Pernyataan Neville memang ada betulnya. Maka untuk saat ini mari kita lihat dulu apa yang bisa dilakukan Vardy dan The Foxes sampai akhir tahun ini. Tapi yang jelas untuk musim sekarang, tidak ada gunanya jika kita berbicara tentang ancaman degradasi untuk Leicester.
Setidaknya Vardy merupakan salah satu representasi penyerang yang bersinar dari klub sepakbola non liga di Inggris. Bukan tidak mungkin juga ada Vardy-Vardy selanjutnya dalam diri pemain amatir lainnya. Seperti yang diendus Sportsmail tentang Xavier Vidal (Welling United), Omar Boglee (Grimsby Town), Moses Emmanuel (Bromley), Jack Munns (Cheltenham Town), dan John Paul Kissock (Ebbsleet United).
Anda belum pernah mendengar nama-nama di atas? Jika mereka bisa seberuntung dan sebaik Vardy, mungkin kita bisa mendengar nama mereka lebih tenar lagi dalam kurang dari lima tahun ke depan.
Komentar